Picky Eater

Parents, ada gak yang jaman kecil hobby banget utik-utik makanan, tapi jatoh-jatohnya dibuat mainan dan bukannya dimakan? Hehehe... saya juga dulu sangat suka utik-utik makanan, tapi bedanya semua langsung masuk mulut.

Beberapa parents sempat mengeluh pada saya, "Kenapa ya Miss, anakku kok nggak mau makan nasi, gak mau makan sayur, gak mau makan buah" Ada juga parents yang bilang kalau anaknya hanya mau makan nugget dan sosis (siap makan) yang dijual di supermarket.

Ini adalah hal-hal yang bisa memicu anak menjadi picky eater alias suka memilih-milih makanan. Ini saya kumpulkan dari survey kecil-kecilan yang saya buat dan saya tanyakan pada teman-teman saya. Jadi the problems are:

  • biasanya parents sibuk
  • makanan yang disediakan kurang variatif
  • ortu kurang mensupport anak untuk makan makanan sehat (sayur buah) dan slogan yang sering berkembang adalah " yang penting ada makanan yang masuk (padahal belum tentu yang masuk adalah makanan sehat"

Yang saya tahu sih, anak-anak usia dini biasanya takut mencoba makanan baru. Mereka akan makan apa yang dimakan orang tua dan yang disediakan orang tua. Kadang mereka juga menghabiskan banyak waktu di meja makan yang membuat parents jadi merasa gak sabar dan lalu mengajak mereka jalan-jalan sambil makan. Nah, hal kaya gini nih yang memicu anak terbiasa "ngemut" makanan dan tidak segera mengunyah atau menelannya.

Beberapa tips berikut mungkin bisa dicoba jika putra putri parents termasuk picky eater atau hobby "ngemut makanan":
  • Beri contoh anak untuk makan buah. Itu selalu jadi trik paling jitu. Makanlah seolah-olah makanan itu amat sangat lezat, anak akan tersugesti lhoo....
  • Beri pujian jika mau mencoba makan makanan yang baru dan beritahu manfaat makan makanan tersebut, kaya "Wah... Dedek pinternya udah mau makan wortel, nanti matanya bisa cerah dan sehat"
  • Bermain tebak rasa (cari makanan dengan berbagai rasa dan minta anak memakai penutup mata, nanti games ini bisa dilakukan bergantian antara anak dan parents)
  • Buatkan badge dari kain flannel “Hari ini aku makan sayur", berikan / sematkan di tas jika mereka mau mencoba makan sayur/buah tersebut.
  • Hindari memberi pilihan "Mau makan tomat ato gak?" lebih baik gunakan "Mau makan tomat atau bayam malam ini?, intinya berikan pilihan yang bukan pilihan untuk mereka (hehhehe... maunya menang sendiri yaa?)
Untuk yang hobby 'ngemut', tips-nya:
  • berikan waktu untuk mereka makan (misal 30 menit) dan jika belum selesai berarti mereka tidak bisa makan hingga waktu makan kemudian.Orangtua harus tega dalam hal ini.
  • Jangan biasakan makan dengan melakukan kegiatan yang lain (menonton TV atau memainkan mainan), usahakan saat makan diakukan di meja makan bersama seluruh keluarga.
  • Berikan mereka pilihan makanan sehat (apapun) dan usahakan mereka mau mencoba (sesedikit apapun yang masuk ke mulut) itu akan membuat mereka mengetahui rasa makanan dan tambahkan porsinya sedikit demi sedikit.
  • Katakan "Kalau makanan di emut terus, nanti gulanya bisa merusak gigi lho, mau nggak Dedek jadi ompong, pasti ganteng/cantiknya jadi berkurang deh..."
Itu sedikit tips dari saya, selamat mencoba dan tetap semangat!!!!

Salam Sehat

/Aya
Kartika Nugmalia

Healthy Meal

-->
Beberapa minggu ini saya merasa senang sekali. Apa pasal? Ya karena saya yang notabene “pernah” belajar sedikit mengenai ilmu gizi diberi kesempatan oleh manajemen sekolah untuk membagikan ilmu saya kepada teman-teman saya di Kindergarten A.

Sudah hampir satu bulan ini, kami (saya dan teman-teman di TK A) belajar mengenai makanan. Diawali dengan tema “fruit”, “drink”, “nutrition”, and the last one (but the best, I guess) is “healthy meal”.

Banyak pertanyaan dari teman-teman yang saya catat saat saya berbagi ilmu, diantaranya:

  • Kenapa sih kita harus minum air putih setelah gym?
  • Kenapa sih gak boleh banyak-banyak makan sosis (siap makan)?
  • Susu itu buat apa sih Miss?
  • Kok mama gak mau bikinin aku mie instant ya?
  • French fries itu dibuat dari apa? Keju ya Miss?
  • Susu datangnya dari mana?
Banyak yah ternyata? Itu membuktikan kalau teman-teman saya (anak-anak TK A) punya banyak sekali rasa ingin tahu mengenai makanan, nah kalau kita tidak pintar-pintar menjawab (dengan bahasa mereka, tentunya) bisa-bisa maksud kita tidak bisa ditangkap dengan baik.

Kalau menurut saya sih, anak usia TK sebenarnya sudah siap untuk diberi jawaban yang kita rasa cukup logis, apalagi jika jawaban tersebut dapat langsung diaplikasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Contohnya saat teman saya yang menolak untuk minum air putih sesudah kami melaksanakan gym, jawaban yang bisa saya berikan seperti ini, “Marshall kan tadi olahraga, terus keluar keringatnya deh. Nah kalau ada air yang keluar dari badan kita, kita perlu ganti airnya biar badan kita tetap sehat. Coba kalau tidak ditambah air, kulit kita bisa keriput lhooo….” (Marshall sangat PD dengan ‘kegantengannya’) Lalu saya tanya, “Kalau keriput kira-kira masih ganteng nggak yaa???”

Kalau anak masih tidak percaya, kita bisa kasih percobaan yang sederhana seperti menaruh buah atau sayuran segar di bawah sinar matahari dan nanti minta anak untuk melihat hasilnya “Lihat tuh… kalau kekurangan air jadinya lemes kaya gini lhoo…”

Jawaban istimewa juga diberikan anak sewaktu saya bertanya “Susu itu datangnya dari mana ya?” jawaban mereka rata-rata “Dari pabrik Miss…” atau “Dari Supermarket Miss…” bahkan ada yang menjawab “Susu itu datangnya dari kulkas Miss…”. Akhirnya, untuk menunjukkan asal usul susu, kami mengadakan minitrip untuk melihat peternakan sapi. Cara belajar paling efektif salah satunya dengan memberikan mereka pengalaman melihat atau mencoba sendiri. Naahhh… disana anak bisa melihat kalau susu bubuk, susu bantal, atau susu segar yang biasa mereka minum berasal dari sapi.

Saya yakin kok, parents semua juga punya trik dan tips untuk mengatasi anak-anak yang suka memilih-milih makanan. Semoga saya bisa membahas topic menarik ini satu saat nanti.

Tetap semangat!

Warm regards.
 
/Aya
Kartika Nugmalia

Good habit

Sabtu kemaren, sekolah (tempat aku bekerja) mengadakan parent's meeting. Kami membahas banyak hal terutama soal acara Open House SPEAK FIRST Primary School (Sekolah Bilingual) yang akan diresmikan 17 April 2010 besok serta event Kartini's Day.

Ada yang menarik saat ternyata kami punya sisa waktu untuk sharing pengalaman tentang anak. Seperti judul posting diatas, topik hangat yang dibahas kali ini adalah mengenai kebiasaan baik yang perlu untuk dikenalkan kepada anak, termasuk diantaranya soal mandi, gosok gigi, potong kuku, keramas, sarapan dan seabrek kebiasaan baik yang lain.

Banyak parent yang mengeluhkan kalau putra putrinya belum bisa menjalankan rutinitas dengan baik. Contoh aja nih, kerena beberapa waktu lalu salah seorang parent mengirimkan pesan singkat untukku, aku jadi tertantang untuk mengadakan sidak (inspeksi mendadak xixixix) dengan menanyakan pada salah satu muridku (dia anak TK A)

Aku     : Have you take a bath?
Anak   : (menunjukkan gestur "tidak" dengan menggelengkan kepalanya)
Aku     : Why?
Anak   : Kan kemarin sudah, Miss... (wajah tanpa berdosa diperlihatkannya dengan sangat sukses)

Wew.... lha berarti kalau sudah sekali madi, gak perlu mandi lagi ya??? xixixixi...

Hm...susah juga ya kalau punya anak yang belum bisa memahami pentingnya good habit dalam kehidupan keseharian. Ada juga anak yang sama sekali tidak mau sarapan (alhasil di kelas saat aktivitas sebelum snack ia selalu mengeluhkan lapar), which is mengganggu konsentrasi dia dan teman yang lain saat menerima informasi.

Mungkin tips ini bisa membantu, coba parents bekerjasama dengan anak membuat daily routine's schedule. Isinya ada 3 kolom, jam (lebih baik dalam bentuk gambar), aktivitas (dalam bentuk gambar juga) dan kolom kosong untuk menempelkan bintang (sebagai checklist bahwa aktivitas ini sudah dilakukan). Boleh menggungting gambar dari majalah atau jika anak punya hobby menggambar, ajak anak menggambar aktivitas yang dilakukan setiap hari dalam tabel.

Contoh tabel :

06.00    bangun pagi + rapikan tempat tidur
06.15    mandi + ganti baju
06.45    sarapan
07.00    berangkat sekolah
dst...

Jika mereka sudah mengerjakan aktivitas dalam tabel, mereka boleh menempelkan bintang di samping kolom aktivitas sebagai tanda mereka sudah mengerjakannya dengan baik. Hal ini ternyata berguna lho untuk anak-anakku di TK. Mereka jadi semangat untuk sikat gigi, mengumpulkan PR tepat waktu, begitu juga mengumpulkan laporan sekolah.

Selamat mencoba! semoga berguna.

Warm regards

Yusuf Muhammad Shalda

Nama itu masih sering terngiang di benakku. Tiap mengingat namanya, tak terasa titik bening meleleh dari sudut mataku. semua berawal dari tanggal 13 Desember 2009 lalu. Ketika jawaban atas segala doa kurasa telah dijawab oleh-Nya. Dua strip merah tampak nyata pada sebuah alat pengukur kehamilan yang kupegang dengan tangan tak henti bergetar...
Bahagia rasanya ada makhluk yang kini berdiam di rahimku.

Hadiah akhir tahun, mungkin juga hadiah ulang tahun untuk suami dan ayahku yang merayakan hari jadi di bulan Desember. Bagiku itu adalah anugrah terindah yang kudapatkan dari penantianku yang tidak sebentar (menurutku sih...tapi sebentar itu relatif, memang)

Karena tidak percaya dengan hasil test pack, aku memilih untuk cek langsung ke dokter kandungan. Namun karena kantong kehamilan belum terlihat, kami menunda untuk memberitahu siapapun sampai dokter mampu menunjukkan bukti bahwa aku benar-benar sudah mengandung.

Dua minggu kemudian kami pergi ke dokter untuk melihat apakah sudah terdapat tanda-tanda yang menunjukkan gejala positif kehamilanku. kata dokter, kantongnya sudah ada, tapi janinnya belum kelihatan. Setidaknya kami bisa sampaikan pada orangtua kami bahwa mereka akan segera punya cucu.

Di awal kehamilanku sering sekali aku merasa mual dan nafsu makan yang melonjak gila-gilaan. Tiap 3 jam harus ada makanan yang masuk untuk ku kunyah, jika tidak aku akan kelabakan mencari apa saja (i mean it...apa saja) yang bisa kumakan. Tubuhku bertambah lebar dan bajuku kian sesak... tapi aku tidak peduli, selama aku tau Yusuf tumbuh sehat di dalam sana.

Rasa mual memang sering kurasakan, namun aku tidak pernah muntah-muntah ataupun mengalami morning sickness seperti yang banyak orang keluhkan. aku juga tidak punya permintaan aneh-aneh (yang orang kebanyakan bilang sebagai "ngidam") Aku bersyukur, dan banyak yang memuji kalau Yusuf sangat pengertian pada bundanya. Dia tahu kalau bundanya tiap pagi harus mengajar, jadi mual hanya terjadi setelah aku pulang kantor dan tidak pernah sampai muntah.

Minggu ke 10 kami mengunjungi dokter lagi untuk cek keadaan Yusuf. Dari hasil USG terlihat Yusuf tumbuh sehat dengan panjang 3 cm. karena begitu senangnya, kami minta print-out foto Yusuf (yang tidak kami sangka bahwa itu adalah foto pertama dan terakhirnya).

Minggu ke 13, aku mengalami flek, namun aku tidak langsung ke dokter dan menunggu jadwal periksaku 3 hari setelahnya. Senin, 8 Februari 2010 aku cek ke dokter Ivanna sekaligus menanyakan gangguan-gangguan yang kurasakan seperti pegal-pegal di bagian tulang belakang bagian bawah. Dokter memintaku untuk USG lagi. Tak seperti biasanya, Dokter Ivanna tampak kesulitan menemukan posisi janin dan mengernyit sambil meminta asistennya memeriksa berkas-berkasku.

Dokter Ivanna menanyakan apakah benar kehamilanku sudah mencapai usia 14 minggu, beliau kembali menghitung dengan kalender miliknya dan tampak tidak yakin. Kata beliau, di usia itu, janin sudah menunjukkan pergerakan dan detak jantung sudah terdeteksi. Tapi Yusuf tidak bergerak dan detak jantungnya belum terdeteksi. Ia memintaku untuk istirahat total seminggu dan jika dalam minggu yang sama terjadi perdarahan, aku harus segera ke Rumah Sakit.Yang sedikit mengherankan, Dr Ivanna juga bilang kalau janinku mengecil dari 3 minggu sebelumnya, perasaanku sudah semakin tidak nyaman apalagi saat beliau memberikan obat penguat kandungan dosis tinggi untukku.

sampai di rumah, aku tak kuasa menahan tangis, yang bisa kulakukan hanya berdoa semoga Yusuf baik-baik saja di dalam sana.

Rabu, 10 Februari 2010 jam 3 sore, aku pendarahan lagi, segera kuminta sahabatku untuk mengantarkan ke Rumah Sakit. kata dokter jaga, jalan lahirnya belum terbuka, jadi janin kemungkinan masih bisa selamat, aku boleh pulang lagi tanpa diberi obat tambahan.

Kamis pagi, perdarahanku berhenti total, tapi seusai maghrib, aku perdarahan lagi (dan kali ini lebih hebat dari sebelumnya). Aku segera diantarkan ke dokter dan dimita untuk cek urin. Kata dokter jaga, kandungan HCG dalam urinku tidak mampu memberi hasil positif untuk uji kehamilan dengan test pack, segera infusku dipasang dan darahku diambil untuk test lab.

Jam 9 malam dokter Ivanna datang untuk memeriksa jalan lahirnya. "Masih tertutup" kata beliau. "Besok pagi kita cek lagi dengan USG ya Bu, jika ada pergerakan atau detak jantung janin, kemungkin kehamilan Ibu bisa dipertahankan" karena sampai jam 8 malam, Yusuf belum menunjukkan pergerakan atau detak jantungnya.

Malam itu aku tidak mampu memejamkan mata, diiringi suamiku yang membacakan surat Yusuf, aku terus berdoa dan berharap Yusuf bangun dari tidurnya dan menunjukkan tanda-tanda bahwa ia "hidup". Kami masih merasa bahwa Yusuf pasti mendengar apa yang kami bisikkan padanya.

Pagi jam 9, aku dibawa ke ruang USG. Kami menunggu cukup lama untuk memastikan pergerakan Yusuf. ternyata ia tidak juga bergerak ataupun berdetak. setelah di cek, panjang Yusuf tidak mencapai 3 cm, yang berarti berkurang dari panjang terukurnya yang terakhir. bahkan, panjang Yusuf yang sekarang adalah ukuran janin usia 8 minggu, padahal usianya sudah 14 minggu.

Dokter memberi pilihan, jika kami berniat mempertahankan, kemungkinan yang terjadi ada 2, perdarahan lebih hebat dan janin akan keluar sendiri, atau janin tak akan keluar selamanya, namun akan membatu dan mengganggu kehamilah selanjutnya. Namun jika kami mengikhlaskan, Yusuf harus dipaksa dikeluarkan dengan kuret.

Dengan pertimbangan bahwa jalan ini adalah jalan terbaik untuk Yusuf dan untukku, kami menandatangani surat persetujuan pemasangan alat pembuka jalan lahir dan persetujuan pelaksanaan kuret.

Jam 9.30 alat pembuka jalan lahir dipasang. Rasanya sungguh sakit luar biasa, tapi yang lebih menyakitkan rasa sakit yang ada di dalam hatiku. Aku bersyukur suamiku menemaniku di saat-saat tersulit itu dan selalu mengingatkan aku untuk istighfar dan menyebut nama Allah.

Selesai pembukaan jalan lahir, aku harus menunggu jam 13.00 (setelah sholat Jumat) untuk pelaksanaan kuret. Beruntung bapak dan ibu datang dari Jogja, begitu juga teman-teman kerja tercintaku yang datang memberi semangat. mereka membawa surat berisi doa yang dibuat oleh anak-anak didikku di TK.

Jam 12.15, aku disiapkan di ruang operasi. tidak ada yang boleh menemaniku masuk ruang operasi. Dokter anestesi memintaku untuk berdoa terlebih dahulu, selanjutnya aku sudah tak ingat apa-apa.

Sayup-sayup kudengar suara Adzan yang dikumandangkan suamiku, namun aku masih belum mampu bicara atau membuka mata. saat akhirnya aku sadar, aku langsung menanyakan dimana Yusuf. Antara sadar dan masih dalam pengaruh obat bius, aku melihat Yusuf. Tak ada airmata, hanya senyap...

Untuk Yusufku yang kini sudah tenang disana, Bunda cuma ingin bilang "Bunda sayang Yusuf, Allah pasti sudah menyiapkan tempat terindah untukmu di sisi-Nya nak...Doa kami senantiasa menyertaimu"

Maaf ya sayang, Bunda belum bisa tengok Yusuf di Jogja, kalau Bunda sudah kuat, Bunda pasti tengok Yusuf. Yusuf dijagain Eyang dan uncle kok di sana. Baru 2 hari berpisah darimu, Bunda sudah rindu kamu sayang...

"Dan aku beruntung, sempat memilikimu..."

Perjalanan ke Barat



Hari ini aku bersama suami berencana untuk mudik ke Jogja. Semalam kami sudah menentukan waktu keberangkatan paling pas, karena di jalan akan mampir ke suatu tempat untuk menyelesaikan suatu urusan (hayyaahhh ribetnya...)

Alarm di setting pukul 04.40 (untuk sholat subuh) dan pukul 06.00 (untuk waktu bangun pagi dan packing). Sementara kami akan melakukan perjalanan pada pukul 08.00 waktu klaten. Karena Kamis malam adalah jadwal ronda suami, suami baru pulang ke rumah pukul 03.00 dan menempatkan diri dengan manis di kasur.

Salam Kenal

Salam kenal buat semuanya hehehe... Blog ini muncul karena kegaptekanku terhadap teknologi. Sebenernya udah pengen nulis dari jaman nenek masih gadis, namun tampaknya baru keturutan sekarang. Termotivasi akan keinginan berbagi banyak hal dengan teman-teman, semoga banyak yang bisa didapat dari diary onlenku ini...