Kaos Afra Kids, kaosnya anak muslim



Hai bundas

Posting kali ini saya pengen review soal kaos yang lagi ngeheitz banget. Iyaa... kaos anak muslim Afra Kids. Sebenernya ini adalah kaos kiriman aunty Shoji Rey Aisha, dikirim barengan sama bouncer punya kakak Rashid yang sudah gak terpakai karena kakak Rashid udah gede.

Sering banget brand ini bersliweran di timeline FB saya, tapi belum bernyali juga untuk beli online. Biasa emak emak, takut kecewa kalau ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan.


Naaah... akhirnya dapet kesempatan dikirimin samplenya sama Aunty Shoji yang juga distributor kaos Afra kids ini, jadi bisa sedikit cerita disini.

Pertama kali ngeliat penampakan aslinya, waah... dikemasnya rapih. Satu kaos dimasukkan dalam plastik ziplock. Size dan jenis kaosnya tertera pada label. Ada juga peringatan bahwa kaos akan mengekrut setelah dicuci, jadi pastikan ukurannya pilih yang lebih besar dari ukuran badan anak yaaa...

Lalu pandangan saya tertuju pada tulisannya. Bagus bagus gambar dan tulisannya, cetakan gambar dan tulisannyapun kualitas tinggi. Bahannya halus.

Lalu pada kertas yang dipakai sebagai alas kaosnya, ada semacam artikel yang menjelaskan tentang tulisan pada kaosnya sebagai sumber informasi tambahan untuk ayah dan bunda.



Saya cobakan pada shoji untuk dipakai jalan jalan bersama ayah dan teman teman teman ayah, dari pagi sampai sore. Meski pakai lengan panjang, tapi Shoji nggak kegerahan lhoooo...



Semoga tulisan ini bisa menjadi referensi untuk bunda bunda yang mau memilihkan pakaian untuk putra putrinya yaaa...

Silakan kalau ada yang berminat bisa hubungi aunty Shoji di 081374006426 yaaaa

Salam
/Aya

Anakku bukan anakku (Deassy M Destiani)



Hai bundas
Gak ada kata terlambat yaaa... meskipun saya berharapnya punya buku ini sejak hamil anak pertama, tapi ternyata setelah lahiran anak ke 3 pun buku ini bermanfaat banget.

Saya ucapkan terimakasih pada mba Deassy, kado yang indah untuk ibu ibu hamil dan setelah melahirkan, juga kado untuk para bidan dan nakes yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan.

Sedikit review tentang buku ini, terdiri dari 6 bab dengan pembahasan yang sangat mengena. Membaca buku ini, membuat saya pribadi flashback ke masa masa kehamilan Shoji dan Rey dulu. Hamil ketoga todak berarti semua berjalan mulus mulus saja bukan?


Untuk saya, kelahiran Aisha yang BBLR dan dengan infeksi bakteri yang membuat dia harus berada di rumahsakit selama 14 hari bukan perkara mudah bagi psikologi seorang ibu yang baru saja melahirkan. Belum juga kondisi fisik pulih seperti semula, beban psikologis pun menjadi teramat berat.

Di buku ini diceritakan mengenai kisah ibu ibu dalam menghadapi anak anak dan hal hal yang dapat mempengaruhi psikisnya. Di bab 1 lebih banyak berbicara mengenai peran suami dan pengaruhnya terhadap potensi depresi seorang ibu. Ternyata perhatian suami sekecil apapun sangat besar dampaknya terhadap kondisi ibu hamil atau ibu melahirkan.
Yang bisa saya petik adalah bahwa ayah adalah pemberi support terbesar sekaligus pemicu depresi terbesar bagi ibu ibu hamil dan menyusui, sehingga peran ayah harus sebaik mungkin dalam menghadapi ibu hamil atau ibu melahirkan.



Bab kedua, ketiga dan keempat lebih pada bagaimana seorang ibu harus bisa mengelola emosinya. Sementara bab kelima da keenam adalah solusi solusi untuk menghadapinya.

Overall buku ini padat berisi, dilengkapi dengan studi kasus dan pendekatan solusi masing masing kasus. Bisa membuat saya introspeksi diri juga jadi pembelajaran bagaimana mengkomunikasikan kebutuhan kita sebagai ibu kepada orang orang di sekitar kita dengan baik.

Mengutip kata teh Indari Mastuti, anak yang bahagia dibesarkan oleh ibu yang bahagia. Jadi semua ibu harus bisa menjadi ibu bahagia untuk keluarganya. Buku ini cocok banget untuk kado pernikahan juga lhooo.. supaya calon ibu sudah siap menghadapi proses kehamilan dan persalinan dengan lebih bahagia

Salam
/Aya

Merawat bayi BBLR dan metode Perawatan Model Kangguru Aisha

Haiii...

Postingan kali ini saya akan melanjutkan kisah Aisha (bisa dibaca disini)

Aisha terlahir cukup bulan (39 week) namun memang beratnya amat sangat kurang. Dengan berat 1910 gram, Aisha seharusnya langsung dimasukkan inkubator. Namun karena saya yang kurang ilmu, ngotot minta Aisha rooming in.

Setelah sampai di UGD PKU, saya diminta menemui kepala ruang bayi untuk mendengarkan penjelasan tentang kondisi Aisha malam itu.
Hancur hati saya saat perawat ruang bayi mulai menjelaskan kondisi Aisha saat diterima disana.
- Nafasnya tersengal sengal karena sebelumnya Aisha menangis kencang
- Detak jantung tidak teratur dan amat sangat cepat seperti orang habis berlari lari
- Level GDS nya 0 (seperti orang puasa 3 hari)
- Suhu tubuh dingin
- Kulit sudah mulai membiru
Intinya kondisi sudah amat sangat kritis.

Hasil lab pada pemeriksaan darahnya mengatakan Aisha terkena infeksi bakteri terlihat dari kandungan leukositnya yang tinggi. Jadi Aisha harus menjalani terapi antibiotik.

22 September 2015
Kata Dokter Komar, Aisha sempat kejang, sehingga dokter memberikan obat anti kejang. Ada juga infus glukosa 10% untuk menaikkan kadar gula darahnya. Detak jantungnya juga masih dipantau mesin, begitu juga sensor untuk mendeteksi kejang Aisha. Hari pertama di inkubator, badan Aisha masih kaku kaku.

Sebagai seorang ibu, miris rasanya melihat Aisha tanpa bisa menyentuhnya. ASI diberikan lewat selang, Alhamdulillah ASI adalah ikhtiar saya untuk pengobatan Aisha.
Karena stress, ASI saya sempat macet, Alhamdulillah berkat doa dan support orang orang tersayang, saya selalu ditenangkan. Hanya tasbih yang menemani malam malam saya, lantunan dzikir untuk kesembuhan Aisha.

Beruntung di PKU ada kamar untuk ibu bayi beresiko. Jadi kami bisa beristirahat dan pumping disana. Berkumpul dengan ibu ibu kuat dan tegar yang lain, bisa menguatkan hati saya yang sat itu sedang remuk.

Selama di TPI saya sempat menulis beberapa catatan...

Hari kedua
23 September 2015 23:00

Hari ini hari Rabu. Satu hari sebelum hari raya Idul Adha. Kata Uti, bunda lahir juga sewaktu malam takbiran. Tapi, malam takbiran kali ini ternyata harus bunda harus lewati di bangsal rumah sakit tempat penitipan ibu untuk bayi beresiko tinggi.
Menunggu tirai dibuka di jam besuk untuk bisa melihat Aisha 2 kali sehari.

Alhamdulillah, syukur pada Allah, diberikan teman teman baru. Mba Maya, ibu baby prematur 8 bulan (1,7 kg) dan mba Murti, ibu baby prematur 7 bulan 2,2 kg. Kami saling menyemangati disini. Memerah bareng, jam menyusui mereka adalah alarm bunda untuk memerah

Jadwal perah ASI Aisha
05.30, 08.30, 11.30, 14.30, 17.30, 20.30, 23.30, 03.00

Asi bunda kian bertambah, dan sampai saat ini Aisha masih bisa menerima ASI. Lewat ASI bunda, semoga Aisha tau kalau bunda disini menanti Aisha sehat dan kuat lagi...

Hasil perah setelah hari ke 3

Hari kelima
28 September 2015 23:25

Ini hari ke 5. Kondisi Aisha semakin membaik kata perawat, namun memang belum bisa menyusu langsung. Secara fisik Aisha semakin membaik.Alhamdulillah
Saat ini Aisha masih harus menyelesaikan terapi antibiotik. Katanya kalau sudah 7 hari baru bisa di cek lagi untuk test darah.
Jadi ingat, saat Rey sakit demam tinggi tiga mingguan sebelumnya, Rey juga nggak mau makan dan selama 7 hari harus menghabiskan antibiotik.

Aisha sayang,
Kata perawat mereka sedang mencoba menyuapimu menggunakan sendok. Bunda juga mau lhoooo. Bunda akan menyuapimu sambil bercerita nak...
Bunda sempat menangis di depan ayah tadi. Setegar tegarnya bunda, bunda tetap hanya manusia biasa. Hanya seorang ibu yang sudah 5 hari tidak bisa memeluk buah hatinya

Hari kedelapan
30 September 2015 17:10

Sejak kemaren Aisha sudah nenen langsung sama bunda jam 14.30
Rasanya bahagia banget bisa neneni Aisha lagi. Kata dokter, infus Aisha sudah bisa dilepas yeaaayy

Hari ini Oksigen Aisha juga dilepas dan bunda sudah diajari KMC (Kangaroo Mother Care) Atau PMK (PrawatanModel Kangguru) bunda pilih gendongan yang motifnya cantik secantik Aisha, motif batik :)

Gak sabar nunggu sesi KMC berikutnya...
Oh iyaaaa bunda bawakan buku Aisyah, buku pemberian ayah saat nikah dulu loh, untuk dibacakan ke Aisha...
Inspirasi nama Aisha dari Siti Aisyah, istri Rasulullah...

Bismillah ya Aisha
Sampai hari ini
Tante Maya sudah pulang
Tante Murti juga
Tante Fitri menyusul
Tante Esthi dan tante Fatma sudah pulang juga
Tinggal bunda, tante Fathin, tante Mita.

Yuuuk Aisha pulang, gk usah lama lama yaaa :)

Metode KMC /metode PMK


Hari ke duabelas
02 Oktober 2015

Hari ini adalah jadwal KMC yang ke 3. Bunda belajar membedong (lagi) Aisha plus dikasih edukasi
Untuk bayi terlahir BBLR metode perawatan yang baik adalah:
- KMC paling baik selama 20 jam
- nafas 60 kali/menit
- suhu tubuh 36,5 - 37,5°C
- minumi setiap 2 atau 3 jam sekali, jika bayi tidur, bangunkan dan sendoki ASI nya
- jaga selalu dalam kondisi hangat karena bayi rentan hipotermia dan hipoglikemia.

Biasakan mencuci tangan sebelum memegang bayi, siapapun yang menengok sebaiknya tidak memegang atau mencium bayi

Akhirnya di hari ke 13 Aisha bisa pulang kembali ke rumah. Ayah bunda dan Uda Shoji Rey senang sekali Aisha sudah pulang ke rumah

Mohon doa Aisha sehat sehat selalu yaaaa

Love
/Aya




Menantimu Aisha (VBAC part 2)

Baby Aisha


Hai haaaiiii....

Akhirnya kembali lagi menulis, setelah blog ini cukup berlumut.
Setelah bercerita tentang Yusuf, Shoji, Rey, kali ini jatahnya saya cerita tentang Aisha...

Alhamdulillah, 20 September 2015 kemarin telah lahir putri cantik adik Shoji Rey. HPL Aisha sebenernya 27 September 2015, sama seperti tanggal lahir saya (ngarep ultahnya barengan, jadi bermuhasabah barengan heheheh). Ternyata seminggu sebelum HPL Aisha sudah ingin nongol, jadilah tanggal 20 September itu sebagai hari lahirnya.

Cerita tentang Aisha bisa panjang sekali dan harus ditulis 2 postingan sepertinya. Postingan ini saya ingin cerita tentang menyambut kelahiran Aisha hingga kelahirannya.

Seperti juga kakak kakak yang lain yang mau punya adik, Rey dan Shoji excited sekali dengan perut saya yang kian membesar. Rey terutama, tak henti henti mencium dan mengelus perut saya. Tapi memang saya rasakan perut saya tidak sebesar kehamilan kehamilan sebelumnya, well tapi karena tidak ada masalah, saya pikir baik baik saja.

Minggu ke 35 saya cek USG, berat janin 2200 gr, maaih kurang sekali dan saya diminta konsumsi lebih banyak protein dan lemak untuk menambah berat janin. Di saat yang sama, Rey sedang sakit flu berat. Batuk, pilek dan pakai panas hingga 39 derajat pula.  Setelah diperiksakan ke dokter, ternyata Rey kena infeksi bakteri jadi harus minum antibiotik.

Selama sakit, Rey selalu nempel sama saya. Tidur bareng saya, mintanya digendong dan dipangku terus. Kadang sampai perut saya kerasa amat panas kena transfer dari badan Rey. Alhamdulillahnya, saya nggak ketularan (ini ternyata efeknya lebih berbahaya, saya ceritakan di postingan berikutnya)

Sabtu, 19 September 2015 saya datang kondangan, ternyata sudah mulai terasa gelombang cinta dari baby Aisha kala itu, tapi memang masih belum teratur. Baru malamnya, kontraksi makin teratur dan makin kuat.

Pagi jam 08.00 saya berangkat ke rumahsakit dan ternyata baru bukaan 3, diminta menunggu di kamar hingga cukup bukaan untuk dibawa ke ruang VK. Jam 12 siang sudah bukaan 7, tapi belum ada tanda tanda bloody show, jadi saya diminta menunggu hingga jam 2.

Pukul 2 siang saya dibawa ke ruang bersalin, kontraksi kian kuat dan intens, tapi pembukaan tidak bertambah. Jam 19.00 saya mulai panik, tapi ayah Shoji dan dokter Farah (dokter yang membantu persalinan selalu menenangkan dan menyemangati saya)

Shoji mendoakan bunda di dalam ruang bersalin


Pukul 19.55, Aisha akhirnya lahir. Saya sudah merasa lega, tapi ternyata belum selesai sampai disitu. Aisha lahir tidak menangis, ketubannya keruh dan hijau. Perawat segera melakukan tindakan. Sementara saya dijahit, saya tidak merasakan kepanikan itu, tapi ayah Shoji melihat semuanya. Saya diberitahu kalau anak saya perempuan, tapi lahir Kecil, 1910 gram.

Akhirnya Aisha bisa menangis, segera ia diberi oksigen dan diobservasi. Saya yang tidak paham, ingin Aisha dirawat gabung saja. Perawat membolehkan dan tetap dengan membawa tabung oksigen.

Lahir jam 19.55, aisha jam 22.00 sudah bisa menyusu dan kuat. Berikutnya ia juga menyusu per 2 jam. Hingga pagi hari, 21 September 2015 Aisha masih terlihat sehat.

Jam 15.00 Aisha terakhir minum ASI, menjelang maghrib dia tampak pucat, menangis keras dan tidak mau menyusu. Akhirnya ayah Shoji membawa dia ke perawat. Pukul 8 malam saya diminta memerah susu saya untuk coba diminumkan ke Aisha, ternyata lewat sendok dan selang pun tidak bisa. Pukul 10 malam, dokter minta Aisha dirujuk ke RS yang punya PICU, karena harus masuk inkubator.

Jam 24.00 ambulance membelah Jogja menuju RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dari RS Griya Mahardika. Saya dan shoji ikut ambulance dengan perasaan tidak menentu. Aisha masuk ke ruang UGD dan segera dicarikan tempat di kamar bayi beresiko.

Apa yang terjadi selanjutnya? Kita lanjut ke postingan berikutnya yaaa :)

Love
/Aya

Sebuah surat untuk ibu

Cash award Gold Director 14 juta rupiah


Akhirnya hari ini datang juga...

Hari dimana tertulis namaku di sebuah papan karangan bunga

Congratulation for the New achievement
GOLD DIRECTOR
KARTIKA NUGMALIA

Sengaja di hari istimewa ini mengajak ibu untuk ikut merasakan kebuncahan bahagia

Dan melayang lagi ke 3,5 tahun yang lalu...
Saat kagalauan melanda...

Antara memutuskan tetap bekerja, atau berhenti untuk Shoji yang butuh perhatian ekstra...

Maafkan anakmu ini Bu...
Maafkan anakmu yang telah memilih untuk meninggalkan kerja sebagi seorang guru TK
Cita cita yang dari kecil sudah dipupuk hingga dewasa...

Maafkan anakmu Ibu, yang pasti telah mengecewakan hatimu...kala itu...

Dan masih teringat...
Saat dengan berbinar aku bilang
"Bu, itu mba Dhina, ibu rumahtangga tapi gajinya 5 juta...

InsyaAllah aku juga mau seperti dia"

Ketika mba Dina Patriana eyanglen datang ke rumah untuk getting started...

Dan jawaban ibu
 kala itu...

"Nggak usah mimpi tinggi tinggi nduk, nanti kalau jatuh sakit lho..."

Tentu masih dengan luka luka kekecewaan yang kutoreh saat meninggalkan pekerjaanku ...
Ibu adalah wanita berwajah paling lempeng yang pernah kukenal...
Bahagia atau sedih hampir tidak ada bedanya...

Mungkin beda saat bersama bapak yaaa...
Jarang kami anak anaknya melihat ibu tersenyum
Atau marah...
Ibu adalah tipe wanita yang manajemen emosinya tinggi :D



Ada 3 saat yang kuingat membuat ibu berbinar...

Saat aku lulus SNMPTN di pilihan pertamaku

Saat aku di wisuda

Dan saat aku menikah



Tapi tadi siang kulihat lagi senyum itu

Saat kuminta ibu berfoto disamping karangan bunga recognisi Gold Directorku

Ibu...

Inilah yang selama ini anakmu lakukan...

Yang selama ini anakmu kerjakan...

Sesuatu yang manfaat buat orang banyak...


Dan yang paling membahagiakan...

Saat ibu bercerita penuh semangat sama Bapak...

Kalau acara meetingnya rame, kalau kami konsultan Oriflame adalah oranb orang yang bersemangat tinggi (padahal sedang puasa)

Kalau mengerjakan Oriflame itu memang menyenangkan untukku...



Dan meski ibu nggak bilang

Aku tau Ibu bahagia...

Dan itu cukup

Membuatku bahagia juga....
Pencapaian ini untukmu Ibu...
Terimakasih
Tanpamu, tak akan aku berdiri di depan tadi...

Dari anakmu,
yang selalu ingin membahagiakan hatimu...

Pancake Topping Ice Cream a la BundSho


Hai Bundas...
Ada yang punya 3 bahan ini di rumah?
1. Tepung terigu
2. Telur
3. Susu UHT

Kebetulan pas kemaren di rumah lagi abis abisan cemilan langaung deh mencari apa yang ada, eh nemunya ini...

Sehari sebelumnya saya sempet bikin ice cream choccochips dari Pondan. Cuma dimixer aja lalu masukkan ke kulkas, ditunggu seharian di freezer, udah jadi ;)

Lanjut bikin pancakenya yaa...sempet inget resep yang nongol di facebook, tentang pancake yang dimasak pake rice cooker, jadi kepikiran untuk eksekusi...
jadi Bunda, sebenernya ini bisa jadi resep untuk dimasaknya pake rice cooker, tapi saya lebih sreg bikin 1 resep dengan panggangan hepikol dan 1 resep lagi saya kukus

Untuk cara bikinnya praktis banget
1. Kocok 2 butir telur menggunakan mixer hingga kaku boleh tambahkan gula jika suka manis.
2. Masukkan 200 gr tepung terigu yang sudah diayak, aduk dengan spatula
3. Masukkan 250 ml susu UHT (saya pakai rasa strawberry)
4. Setelah tercampur rata, bagi 2 adonan.
5. Panaskan happycall, panggang adonan kurang lebih sendok sayur
6. Didihkan api untuk yang versi kukus (masukkan adonan dalam loyang) lalu kukus 15 menit
7. Yang dipanggang, lakukan hingga adonan habis
8. Saat penyajian, beri topping ice cream choccochips d atasnya

Alhamdulillah Shoji sukaaaaa....



Selamat mencoba
Salam Sehat
/Aya

Pancake Pisang topping Madu Tesso Nilo a la BundSho


Haiiii
Kemarin saya dapat share di bbm Grup Ibu Ibu Jogja mengenai resp pancake simple sekali
disitu cuma ada gambar 1 pisang, 2 butir telur
dicampur dan diaduk pake blender, lalu dipanggang

Pagi ini kebetulan ada 2 bahan tersebut di rumah
2 butir telur
1 buah pisang masak
saya tambahkan 3 sdm tepung terigu supaya hasilnya agak banyak hihihi... maklum anak anak makannya lahap banget, takut kurang

Mulai deh pake handblender saya hancurkan pisang, tambah telurnya lalu masukkan 3 sdm tepung terigu, kasih air sedikit supaya agak encer



Panggang pakai wajan antilengket ehhh.. sebentar aja sudah bau harum
Pisangnya berasa banget, gak pake gula sama sekali
untuk penyajiannya saya kasih topping madu hutan tesso nilo dari Oriflame, nyuuummm... makin enaaaaak deehh

Selamat mencoba yaa

Salam sehat
/Aya

Momo Dessert Bar, framing your sweet memories perfectly :)




Haiiii
Kali ini saya sempetin nulis pengalaman wisata kuliner saya yang entah keberapa kali mengunjungi kafe kafe cantik bersama sahabat.
Langsung ditulis karena biasanya gak sempat dan jatuhnya jadi lupa, lalu gambar dan tulisan juga kenangan tak kunjung tayang juga

Baiklah, mari langsung meluncur ke tulisan saya hihihi

Jadi ceritanya saya memang sudah merenacanakan untuk "playdate" sama seorang sahabat. Namanya Ecka Pramita. Beliau penulis buku, aktivis perempuan, praktisi pendidikan anak, wartawan, punya katering baby balita juga.

Saya janjian jam 13.00 sama mba Ecka di Momo Dessert Bar, sekitaran depan UNY deket sama Toko busana Muslim Kiswah. Kalau Kiswahnya saya sering melirik hihihi, tapi kafe ini belum kebayang penampakannya.



Jam 13.45 saya udah nyampe dan langsung ketemu kafenya. Dari depan saya nggak membayangkan saat masuk suasanyanya langsung adem, bersih, rapih...cantiiiikkk. Desain interior a la shabby chic dan beberapa lagu Korea terlantun dari TV layar datar di tengah kafe.

Begitu duduk, langsung disambut mba mba menyerahkan daftar menu dan mengatakan kalau yang pake Mango sedang kosong. Buat saya ini oke, supaya kita nggak kecewa pas udah nemu menu yang pengen dicoba tapi menunya gak ada (pernah dan lumayan sering ngalamin yang ginian soalnya)

Akhirnya pilihan saya jatuh pada strawberry smoothies untuk sruput sruput sembari menunggu mba Ecka datang. Hmmm... seger banget, trus pitchernya lumayan besar, cocoklah sama saya yang minumnya butuh banyak wkwkwk. Rasanya mantep dan strawberrynya ada "body"nya (gak cemplang) meski esnya lumayan banyak. Ada potongan buat strawberry yang lumayan banyak juga lhooo....suka deh

Pas mba Ecka dateng, kita menunggu sebentar untuk sesi wawancara dengan mas Har, salah satu owner Momo Bar. Sedikit yang saya dengar, Momo itu berasal dari bahasa Jepang yang artinya buah peach yang manis. Karena konsepnya dessert, jadi dipakailah nama Momo Dessert Bar ini.



Pilihan menunya banyak dan beragam lhooo... ada yang dari Korea, Swedia, Jepang, Hongkong, Belgia dan Taiwan. Bahkan burger dan french fries oun ada.
Nah, kata mas Har, menu yang jadi andalan di Momo Dessert adalah Matcha Waffle dan Honey Toast Chocco Oreo.

Untuk waffle matchanya duuuhh... penampakannya udah oke , kece badai, warna ijo campur dengan syrup greentea berbaur sama kacang merah. Manis seger, wafflenya empuk dan gurih. Klop deh

Menu berikutnya Honey Toast Chocco Oreo, cakeeep banget platingnya, rasanya juga gak kalah enak. Ice cream coklat bercampur saus coklat dan madu disiram diatas roti panggang yang crunchy... duuhh melted jadinyaaaa....

Rasanya gak lengkap kalau mengunjungi kafe nggak minum kopi. Mba Ecka mencoba Malaysian Coffee... dan ini juga enak banget. Creamy dan "penuh", saya ikut sruput sruput meski sedikit (maklum bumil)

Lanjut ngobrol kesana kemari, cerita ngalor ngidul karena udah lama gak ketemu, termasuk make over-in mba Ecka pake peralatan make up Oriflame yang saya bawa hehehe. Mbak Ecka keliatan seneng banget saya make over, cocok, hasilnya cakep katanya. Abis itu selfie karena backgroud buat fotonya keceeeee. Sampe rumah masih awet dia bilang hihihi...



Overall, puas deh nyobain Momo Dessert Bar ini. Ruangannya cakep, bersih, betah deh berlama lama apalagi ada wifinya. Untuk lantai 2 juga ada ruang untuk meeting, kapan kapan pengen nyobain meeting di kafe ini aaahhh

Salam kuliner,
/Aya

Momo Dessert Bar
JL Colombo 4C Yogyakarta 55281
fb: Momo Dessert Bar
twitter : @momodessertbar
www.momodessertbar.com



kenapa MLM an?


"Mba Aya kok join MLM sih?
Gak takut gitu dikatain macem macem?"

Hehehe.. macem macemnya apa dulu niih?
Nipu orang?
Jujur saya dulu pas gabung gak tau klo Oriflame itu MLM wkwkwk
Pokoknya pernah beli produk dan ternyata cocok sama kulit saya yang sensitif sama make up (make up wisuda, make up nikahan, make up klo disuruh jadi pager ayu atau buku tamu)
Itu yang bikin saya nggak berani pake make up

Eh, trus tertarik buat jualan produknya karena saya pake, dan saya cerita aja ke temen temen kalau make up ini bagus
Baru setelah ngeliat starterkit yang dikirim ke rumah Jogja (waktu itu saya di Klaten) ternyata ada peluang bisnisnya

Belajar bareng sama suami soal sistem
Then finally, oke ini MASUK AKAL, dan BISA dikerjain

Tiap tupo dari hasil jualan muterin duit 200 ribu (suami kudu bolak balik klaten jogja ngambil orderan daeipada kena ongkir :D)

Yang bilang sekarang saya enak enakan, percayalah, temen temen juga akan sampai ke posisi saya saat ini
Rasain sendiri deh enak apa enggaknya
Karena saya juga pernah ada di level temen temen, dimana fasilitas dari Oriflame belum semudah sekarang

Saya yang tau apa yang saya kerjakan
Jadi orang mau bilang saya leha leha yang kerja yang dibawah saya
Hanya saya dan team kerja saya yang tau
Jika saya menipu, berarti saya tertipu sama upline saya juga...

Gapapa deehh ditipu dari yang saya cuma butuh 300 ribu aja sebulan, dapetnya Alhamdulillah rejeki ilmu, sahabat, macem maceemm lebiih dari materinya :)

salam
/Aya

Segera Kujemput Dirimu Dengan Cinta

Gambar diambil dari sini
Hadiah...
Hadiah itu biasanya pemberian orang lain yaaa...

Untuk kali ini saya ingin memberi hadiah untuk diri saya sendiri

Sejak masih gadis, belum menikah, selalu bercita cita punya mobil.
Kenapa?
Karena kalau mudik ke rumah eyang saya di daerah Imogiri, dulu kami sekeluarga selalu pakai motor. Awalnya jaman saya dan adik saya masih anak anak, satu motor dipakai ber 4. Lalu kemudian setelah ada 2 motor di rumah, saya boncengan berdua sama adik saya dan bapak bersama ibu.

Kalau kondisi cerah ceria cuaca sih gpp yaaah, tapi kalau hujan hiks...alamat silaturahmi berbasah basah.

Ibu saya itu seneng banget kalau diajak ke pantai. Salah satu keinginan saya adalah ajak ibu dan bapak ke pantai naik mobil milik kami sendiri, begitu juga saat silaturahmi. Kebetulan keluarga bapak juga jauh jauh tinggalnya, kalau mau acara trah,kami harus cari tebengan yang bawa mobil. Gak dapet tebenganberarti gak ikut :)

Kemudian menikah. Karena saya dan suami sama sama punya prinsip gak mau ngerepotin ortu, akhirnya semua biaya pernikahan ditanggung berdua dari hasil kami nabung selama kerja. Bisa dibilang akhirnya kami memulai pernikahan benar benar dari nol. Barang barang yang saat ini ada di rumah pasti ada ceritanya. Karena kami ingat berul setiap barang dibeli pada moment yang istimewa :)

Hamil anak pertama, kalau pas periksa ke dokter (biasanya sore setelah saya dan suami pulang kerja) seringanya hujan. Kalau sudah hujan gitu, pake mantel dan rela berbasah basah sampe di tempat dokter kandungan.

Satu anak naik motor masih oke laaah... nah ini anak udah 2, beruntung saya badannya kecil. Kalau antar sekolah Shoji dan Rey itu tas ayah isi laptop, tas saya saya bawa sendiri, tas shoji, tas Rey, belum lagi kalau sekalian mau melakukan pengiriman paket pesanan orang atau bawa bawa barang dari rumah ibu untuk dipacking di rumah kami.

Intinya, anak tidak akan bertambah kecil dan ruangan di motor tidak akan bertambah luas hehehehe....

Mobil impian kami adalah Nissan March putih, mobil favorit Shoji. Tiap kali liat mobil itu dia langsung pengen pegang. Mobil terbaik tahun 2011.
Akhirnya kami memutuskan pergi ke dealer untuk affirmasi, eh malah bertemu dengan mobil putih yang ternyata lebih menarik hati.

Bismillah, minimal pertengahan tahun, semoga saya bisa memberi hadiah untuk diri sendiri, untuk keluarga, untuk bapak ibu, dan team kerja saya saat ini.
mempermudah silaturahmi dan membuat kerja lebih efektif


Segera kujemput enggkau dengan Cinta, mobil putih idaman :)

Aya



Tulisan ini diikut sertakan dalam giveaway Kado Yang Aku Mau


Menyapih dengan Cinta (Weaning With Love)

Weaning with love
Hai Bundas,

Cukup lama sejak terakhir saya menulis yaaa...
kali ini saya akan cerita tentang pengalaman saya menyapih Rey. IYA Rey sudah 2 tahun nih sekarang, terhitung sejak 8 Desember 2012 hingga 15 Januari 2015 kemarin baru resmi disapih alias tidak nenen lagi.

Karena sebelumnya Shoji menyapih sendiri saat saya hamil Rey 5 bulan (Shoji 18 bulan). Kata orang tua karena air susunya sudah nggak enak, makanya Shoji nggak mau nenen hehe. Nah jaman Shoji saya nggak ngerasain nih yang namanya menyapih, karena Shoji menyapih sendiri.

Mengingat Rey yang sangat nenenholic, saya sempet khawatir kalau Rey akan sangat sulit lepas micubun (mik cucu bunda). Saya udah mulai sounding bahwa kami akan WWL (Weaning With Love) ketika Rey sudah 2 tahun.

Tiap mau bobo, Rey selalu saya affirmasi
"Rey, nanti kalau sudah 2 tahun, kalau mau bobo, mik susunya pake gelas yaaaa. Kalau bangun malam, mik air putih"

Saya sudah mulai mengenalkan cup dengan sedotan saat Rey 2 tahun kurang. Jadi dia cukup familiar. Intinya Rey selalu diajak untuk ngobrol mengenai "berhenti nenen" ini setiap malam.

Lanjut setelah 2 tahun pas, karena Rey masih belum  bisa lepas nenen, akhirnya saya kurangi waktunya. Kalau biasanya masih tiap hari, tiap saat, bangun tidur, abis mandi, mau bobo siang, abis mandi sore dan mau bobo malam plus sambil ngelilir ngelilir, saya mulai kurangi menjadi "hanya saat mau bobo malam"

Awalnya sempat manja-manja dan selalu minta, tapi selalu saya tolak halus dengan mengatakan bahwa Rey boleh nenen kalau mau bobo malam di rumah, Alhamdulillah dia mau mengerti.

Sejak nggak nenen siang, Rey mengambil kesempatan malam hari untuk memuaskan nenennya, jadi tidak pernah dilepas dari mulai bobo sampai bangun lagi.

Duuhh...saya jadi kurang tidur dan badan nggak seger, emosi pun gampang terpancing. Akhirnya setelah diskusi sama ayah Shoji mengenai hal ini, kami memutuskan untuk melepas nenen Rey, toh dia sudah 2 tahun lebih.

Day 1
Rey minta nenen sebelum bobo, masih saya kasih, sampai dia tertidur lelap. Nah saat ngelilir minta nenen ini saya nggak kasih. Dia mulai menangis, tidak mau berhenti, berusaha minta dan teriak teriak sambil menendang nendang saya. Ayahnya mencoba menenangkan juga nggak bisa. Sediiih rasanya, tapi kami tau kalau kami loloskan permintaannya, kami harus mengulangi lagi saat saat seperti ini besok.
akhirnya, karena kecapekan menangis, Rey minta gelas air putih yang kami sediakan di kamar. Dia minum beberapa teguk, lalu menagis di pelukan saya sampai tertidur.

Saat ngelilir selanjutnya juga begitu. Untungnya besoknya libur, jadi saya dan suami bisa bangun agak siang hehehe....

Day 2.
Rey minta nenen sebelum bobo, sampai tertidur lelap. Pas dia bangun dan minta nenen, saya tawari air putih di botol, ditolak. Tapi dia hanya menangis sebentar lalu lanjut tidur lagi. Begitu juga saat bangun malam, hanya menangis sebentar, lalu tidur lagi.

Day 3
Rey mau bobo, tapi kali ini minta digendong ayah. Sukses Rey nggak bobo diantar nenen. Begitu juga saat bangun malam, hanya menangis lalu diusap usap lanjut tidur lagi.

Day 4
Nampaknya Rey sudah mulai kehilangan "ketagihan" nenennya. Rey sudah mau diajak ke tempat tidur dan diselimuti plus berdoa. Ditepuk tepuk sambil sesekali dicium cium dan dipeluk serta disenandungkan Sholawat :)

Dan Resmi hari ke 5 Rey sudah total lepas dari nenen di usia 2 tahun lebih 1 bulan. Tanpa paksaan, tanpa oles oles, dan sebuah kelegaan bagi kami berdua, mengingat saya akan ke Bandung di 13 Februari nanti untuk acara Seminar Director 2015 di Bandung. Alhamdulillah ternyata diberi kemudahhan dalam penyapihan Rey. Udah  berkurang kekhawatiran saya.

Semangat menyapih dengan cinta yaaa bundaaa

Love
/Aya