Soal Shoji kayanya udah terlalu sering saya ubek ubek di blog ini. Udah tenar aja dia sebelum lahir hihihi...
Nih saya mau share sedikit tentang adiknya. Bukannya apa apa, terasa "beda" gitu di kehamilan saya yang ketiga ini. Kalau saat hamil kakak Shoji, Yusuf Muhammad Shalda Saya lebih ngerasa ke "belum siap", saat kehamilan Shoji rasanya baru benar benar merasa siap deh.
Bukan berarti saat hamil adik Shoji ini saya "nggak siap", hanya saja ada beberapa hal yang sempat mengganjal benak saya. Setelah merayakan ultah Shoji kecil kecilan di rumah bersama eyang kakung dan utinya tanggal 24 Februari 2012, saya dapat menstruasi (tepatnya tanggal 26 Februari 2012). Tidak saya sadari ternyata itu adalah menstruasi saya yang terakhir hingga saat ini. Bulan Maretnya saya telat datang bulan dan mual luarbiasa. Saya pikir itu hanya masuk angin biasa, karena beberapa hari sebelumnya saya sempat ke Klaten untuk check up kesehatan shoji ke DSA Shoji di Klaten.
Harap harap cemas dan mual serta pusing yang tak kunjung hilang, saya mencoba untuk membeli test pack. Hasil pagi itu cukup membuat saya Shock. Shock karena ada 2 strip merah di testpack tersebut. Saya gamang GALAU kalo bahasa anak sekarang. Penyebabnya antara lain:
1. Merasa Shoji masih terlalu kecil untuk punya adik
2. Kemarin lahiran Shoji C-sect dan jaraknya belum ada 2 tahun
3. Ngurus satu anak aja saya merasa belum becus, apalagi 2 batita
4. Rencana untuk ngasih ASI Shoji hingga 2 tahun ada kemungkinan gagal
5. Kayanya saya udah bener deh ngitung kalendernyaaaaa... :(
Tapi, Uda menguatkan saya dengan bilang kalau ini adalah rejeki yang harus diterima dengan lapang dada, dengan ikhlas dan berpositif thinking sama Allah. Kata Uda, banyak sekali yang udah bela belain ngelakuin segala cara untuk bisa hamil dan punya keturunan, kita diberi kemudahan untuk itu dan harus disyukuri. Tiap manusia di dunia ini rejekinya sudah diatur sama Allah, jadi nggak perlu khawatir dengan itu.
Akhirnya saya terbawa aura positif Uda dan mulai lebih nyaman dan rileks dengan kehamilan ketiga ini. Subhanallah, adiknya Shoji sangat kooperatif. Tidak banyak keluhan yang saya rasakan selama hamil. Aktivitas saya nggak ada yang terganggu, malah merasa lebih semangat, sampai sampai orang tua saya dan Uda yang jadi sering mengingatkan bahwa saya sedang "hamil" saking aktifnya.
Dedek membawa aura positif untuk saya, Ia juga jadi pemicu semangat saya untuk menjalani aktivitas aktivitas yang lumayan banyak. Belum lahir aja saya merasa sudah dibanjiri rejeki karena kehadirannya. Ia benar benar keajaiban....
Karena keinginan saya untuk bisa melahirkan secara normal, saya banyak belajar dari para pakar obsgyn, dokter maupun bidan. Banyak baca tentang VBAC juga bertemu dengan tenaga kesehatan yang pro-*kelahiran* normal. Hal itu membuat saya tercerahkan dan terkuatkan. Dokter Anisah adalah dokter pertama yang saya temui saat kehamilan memasuki bulan ke 2. Beliau adalah salah satu dokter senior di Jogja, bliau bilang pernah menangani VBAC untuk jarak kosong hanya selang 4 bulan dari C-sect yang pertama. Lega deh mendengarnya.
Dokter kedua adalah Dr. Ivanna, dokter Shoji waktu masih tinggal di Klaten. Tempat praktek beliau difasilitasi dengan USG 4 D yang memungkinkan kami untuk melihat kondisi rahim dan kemungkinan VBAC.
Dokter berikutnya adalah Dr Wita. dr Wita sangat sabar sekali saat memeriksa dedek.Dia terlihat cukup antusias saat saya berkata ingin lahiran normal meskipun yang sebelumnya sesar, dan beliau tampak cukup mendukung keputusan saya itu.
Yang terakhir, kemarin saya sempat mampir ke Bidan Kita di Klaten saat menghadiri pernikahan sahabat saya di Boyolali Bertemu lagi dengan tante Yesie Aprilia dan mba Ulya.
Sambil menunggu tante Yesie di klinik, saya ngobrol banyak sama bidan Ulya *lebih tepatnya bergosip mengenang memori masa lalu saat rencana Shoji untuk lahiran waterbirth. Bidan Kita sudah pindah lokasi, jika sebelumnya di perumahan Cemara Hijau, dekat dengan rumah kami, sekarang sedikit lebih terlihat karena letaknya yang strategis di belakang swalayan LARIS daerah alun alun Klaten.
Tante Yesie akhirnya datang juga dan langsung mengajak saya ke ruang periksa. Menurut pemeriksaan beliau, si dedek sehat sehat saja, semua bagus. Mulai dari detak jantung, posisi janin, letak plasenta, semuanya baik. Tidak ada indikasi medis yang mengkhawatirkan. Berat janin pun sesuai dengan usia kandungan saya yang menginjak 36 minggu. Legaaaa...rasanya. Habis itu kita banyak diskusi soal pemberdayaan diri, tips trick jika ingin sukses VBAC, apa yang sebaiknya dilakukan untuk persiapan persalinan, pokonya ngalor ngidul dan banyak ilmu yang saya dapat sehabis saya keluar ruang periksa.
Karena Shoji tidak cukup tenang saat diajak melihat dedeknya melalui USG, akhirnya dia menunggu di luar ruang periksa. Nggak heran dia bisa tenang, lha wong dia menjadikan gym ball untuk mainan, jadi betah deh mainnya...
Harapan saya siiih, semoga benar bisa lahiran VBAC kali ini. Bismillah semoga dimudahkan dan dilancarkan semuanya. Intinya adalah usaha dan pemberdayaan diri. Selanjutnya saya pasrahkan semua sama Allah, dia maha mengetahui yang terbaik untuk hambanya. Apapun itu, kita wajib mengusahakan yang terbaik. Ikhtiar dan pasrah. Mohon doanya semua ya....
Salam Sayang
/Aya