Berkunjung ke dokter THT

Dear Bundas,
Mengikuti saran dari psikolog, saya dan ayah Shoji sepakat untuk mengunjungi dokter THT. Dokter ini adalah rekomendasi dari sahabat kami. Beruntung Ayah Shoji bekerja di instansi yang waktu kerjanya cukup fleksibel. Kami janjian dulu dengan dokter wanita ini, dan tanpa menunggu lama, Shoji bisa diperiksa.

Perjumpaan Shoji dengan orang baru selalu membuat Shoji terlihat resah. Namun, rasa ingintahu Shoji sering membuat kami kewalahan. Di ruang periksa THT begitu banyak benda baru. Pegang ini, pegamg itu, mau lihat ini dan itu. Saat mau diperiksa, Shoji enggan didudukkan di kursi periksa, alhasil Ayah yang memegangi Shoji selama pemeriksaan. Hari itu Shoji kurang kooperatif, dia tidak mau diam dan selalu mau berontak. Dipanggil tidak menyahut dan selalu minta turun dari gendongan. Saat bu dokter mengetukkan pulpennya ke meja, shoji tidak refleks menengok mencari sumber bunyi. Menurut dokter, secara fisik organ pendengaran Shoji tidak bermasalah, namun beliau merujuk Shoji melaksanakan tes yang namanya test BERA.

...bersambung ke postingan berikutnya...




No comments