#DIYBunsho
Bundas,
Apa yang terlintas di pikiran Ketika saya bilang “ecoprint’?
Tren?
Ngehits?
Ramah lingkungan?
Unik dan personal?
Handmade?
Yupsie, bener semua yah. Memang beberapa tujuan bikin natural
dye adalah hal-hal yang saya sebut diatas. Baju yang dibuat dari kain warna
alami nggak ada yang persis sama. Baik warna maupun motifnya. Jadi bisa
dibilang jadi produk satu satunya di dunia. Meskipun Teknik pewarnaan, daun
yang digunakan dibuat semirip mungkin, tapi hasilnya ternyata penuh dengan
kejutan. Kadang memberikan hasil tak terduga kaya gini yang bikin deg-degan tingkat tinggi. Kaya kita yang ngechat mantan "hi" tapi ternyata gak centang biru juga padahal dia online #ehh
Karena penasaran, saya coba bikin juga mewarnai hijab putih
yang sudah buluk dengan teknik ini. Antara kreatif dan ngirit itu beda tipis sekali, jendral! Kebetulan di belakang rumah saya ada pohon
jati. Dan dengar-dengar daun jati adalah salah satu daun yang memberikan warna
alami paling baik untuk kain. Proses pewarnaan ini ternyata nggak semudah
mencet remot TV untuk nyari program sinetron, bunds. Butuh perjuangan,
kesabaran dan ketelatenan. Pantes aja kalau kain kain handmade ini dibanderol
cukup mahal.
Jadi yuk cus langsung aja siapin bahan-bahan untuk pembuatan
hijab dengan metode pewarna alami ini.
Bahan:
- Kain: paling baik jenis kainnya katun. Tapi ada juga yang pakai sutera. Yang penting makin sedikit kandungan poliesternya, makin mudah mewarnainya.
- Tawas
- Daun daunan untuk pewarna
- Baskom untuk merendam
- Batu atau ulegan kayu
- Alas bersih
- Kukusan
Cara Buat:
- Rendam daun dalam air hangat 15 menit
- Rendam kain yang akan diwarnai di cairan tawas selama 30 menit
- Tata daun pada kain sesuai motif dan corak yang diinginkan
- Kain yang akan diwarnai bisa dialas plastik, kita pukul pukul pakai batu atau ulekan diatas kayu atau lantai juga gapapa
- Gulung kain dan ikat
- Kukus selama 2 jam
- Jemur dan angin anginkan
- Bisa direndam lagi dengan tawas setelah kering kainnya supaya warnanya lebih awet / fiksasi.
Pas awal mulai bikin ecoprint pertama kali, susah banget buat saya menemukan daun yang hasil warnanya keluar bagus. rata rata warna kurang bisa keluar. saya nyoba dari mulai daun pepaya jepang, daun mangga, kelengkeng, sampai daun bunga kamboja. saya belum coba bikin dengan bunga-bungaan sih, mungkin habis ini bisa dicoba ya.
Teknik untuk bikin ecoprint ini macem-macem. ada yang bilang kalau sudah dipukul pukul gak perlu direbus. ada yang cuma direbus aja gak dipukul-pukul pun bisa. nah saya ambil opsi pakai keduanya. bahkan, untuk kain hijab yang saya warnai ini, saya sampai dua kali eksperimen makanya warnanya bisa se-nyata ini. Awalnya pas cuma satu kali warna cuma kaya kain kelunturan hiks-hiks.
Ala bisa karena biasa. Nah, makin sering nyoba teknik teknik pewarnaan dan mencoba berbagai macam daun dan bebungaan serta bikin banyak penataan motif dedaunan akan bikin ecoprint kita makin tsakeeppps.
Berikut beberapa gambar yang saya ambil pas bikin ecoprint-nya
Untuk bisa jadi seperti jilbab yang saya pakai itu, saya dua kali mewarnainya. Karena kalau sekali, warnanya belum timbul di kain yang memang bahannya gak menyerap warna. Tapi untuk bahan katun, biasanya sekali pewarnaan aja udah kelihatan bagus dan keluar warnanya.
Jadi gimana? Mau coba juga bikin ecoprint
Salam,
/Aya
Kartika Nugmalia
Berikut beberapa gambar yang saya ambil pas bikin ecoprint-nya
Cari daun jati.ukuran agak besar ya |
Susun daun di atas kain |
Setelah dipukul pukul, lalu digulung, ikat dengan tali |
Dijemur sebelum fiksasi |
Hasilnya setelah jadi dan dipake |
Untuk bisa jadi seperti jilbab yang saya pakai itu, saya dua kali mewarnainya. Karena kalau sekali, warnanya belum timbul di kain yang memang bahannya gak menyerap warna. Tapi untuk bahan katun, biasanya sekali pewarnaan aja udah kelihatan bagus dan keluar warnanya.
Jadi gimana? Mau coba juga bikin ecoprint
Salam,
/Aya
Kartika Nugmalia
Aku ra telaten. Terimo tuku neng konco kantor. Wkwkwk
ReplyDelete