Aku percaya ada "obat" dalam setiap sentuhan tangan ibu kepada anaknya. Karena disana melekat doa dan cinta yang tidak pernah putus. (Bunsho)
Sebagai seorang ibu dengan anak berkebutuhan khusus, tak bisa dihindari bahwa saya merasa cukup kesulitan berkomunikasi dengan Aisha. Aisha sudah 5 tahun namun memang belum bisa bicara untuk mengkomunikasikan keinginannya. Tak hanya Aisha yang berkebutuhan khusus, anak seusianya yang tidak punya hambatan kemampuan bicara terkadang juga masih sulit untuk mengungkapkan keinginannya secara verbal.
Menangis dan rewel adalah dua hal yang sering sekali saya
temui saat Aisha merasa tidak nyaman. Bukan hanya tidak nyaman dalam bentuk
fisik seperti kepanasan/ kegerahan, kedinginan, namun juga perasaan kurang
nyaman secara emosional yang harus segera direspon sebaik mungkin.
Bagi Aisha yang kebetulan juga belum bisa melihat karena
adanya CVI (Cortical Visual Impairment), dia merasakan keberadaan saya lewat
sentuhan yang saya berikan dan aroma tubuh saya. Yah, kurang lebih seperti bayi
baru lahir yang hanya mengenal bau dan sentuhan dari ibunya. Kedua hal tersebut
ternyata mampu memberikan rasa nyaman untuk Aisha.
Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai reseptor terluas, karenanya sensasi sentuhan/ rabaan merupakan indera yang aktif berfungsi sejak dini. Bahkan sejak dalam kandungan, janin sudah merasakan belaian hangat cairan ketuban. See, jadi memang rabaan adalah level cara berkomunikasi paling mendasar antara tubuh anak dengan lingkungan.