Berkunjung ke Istano Basa Pagaruyung




Jadi ini masih bersambung sama postingan sebelumnya. Saya mengajak Ibu (utinya Shoji) untuk menengok kampung halaman suami di Solok Sumatra Barat. 
Hari itu hari Minggu, kebetulan Ama juga sedang libur mengajar, jadi kami sekeluarga merencanakan piknik ke Pagaruyung.

Perjalanan diiringi hujan rintik, dan hawa yang cukup dingin. Begitu juga saat kami sampai disana. Perjalanan lumayan panjang dari Solok ke Tanah Datar tidak mengurangi kegembiraan Shoji, Rey dan Alissa yang bersemangat menemukan tempat main baru.

Istano Basa yang lebih terkenal dengan nama Istana Pagaruyung, adalah istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkarkabupaten Tanah DatarSumatera Barat. Istana ini merupakan obyek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat (Wikipedia)

Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano Basa asli terletak di atas bukit Batu Patah dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966.

Proses pembangunan kembali Istano Basa dilakukan dengan peletakan tunggak tuo(tiang utama) pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Harun Zain. Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya. Pada akhir 1970-an, istana ini telah bisa dikunjungi oleh umum.

Anak anak bersemangat, Uti dan Nenek bahagia

Nah tanggal 27 Februari 2007 istana Pagaruyung terbakar lagi, tapi pas kemaren kami jalan kesana, sudah terbangun sempurna dan boleh dikunjungi. Kata Ayah Shoji, dulu kalau ke Pagaruyung gak boleh naik, tapi kemarin kami dapet kesempatan bisa naik sampe ke tingkat paling atas.

Subhanallah, berada di atas istana dengan hawa yang dingin dingin seger (saat itu pas hujan rintik rintik) rasanya luarbiasa sekali. Apalagi mengajak Ibu jalan jalan sampe ke luar pulau.

Shoji dan Rey juga Alissa (anaknya adek ipar) keliatan seneng banget. Naik turun tangga dan lari lari di ruangan. Ama (nenek Shoji) juga seneng banget kami bisa ngumpul jalan jalan.

Banyak kami temui pengunjung menggunakan pakaian adat Minang berfoto disana. Mungkin untuk foto pre wedding ya hehehe (saya memilih foto selfie saja bersama ayah Shoji). Untuk kenang kenangan, kami juga ditawari untuk foto keluarga bersama, hasilnya bisa langsung dicetak dan di laminating untuk kenang kenangan. Ama mengusulkan mencetak 2 foto, satu untuk di Solok dan satu untuk dibawa ke Jogja :)


Groovie di Istana Pagaruyung

Seneng banget deh rasanya. Salah satu tempet wisata yang kudu didatengin :)