Semangat Berbagi, Meringankan Hati bersama Dompet Dhuafa

Pembatik Berkah Lestari

Hai Bunds,
Ngomongin soal kebaikan, adakah yang sering merasa banyak hutang budi sama orang lain? Saat kita lagi butuh pertolongan dan tiba tiba ada yang mengulurkan tangan untuk bantu kita? Pasti pernah lah ya?

Saya sering merasa bahwa saya dapat banyak sekali kebaikan dari orang lain, bahkan orang yang tidak pernah saya kenal sebelumnya. Saya merasa Allah menolong saya lewat uluran tangan orang lain. Kadang kadang, saya nggak sempat membalas kebaikan orang tersebut, karena mereka memang sama sekali nggak mengharapkan balasan dari kebaikan yang mereka berikan kepada saya.

Lalu bagaimana cara saya membalas kebaikan orang orang itu ya?
Selain dengan doa terbaik yang saya panjatkan ke orang orang yang membantu saya, saya juga berusaha meneruskan kebaikan itu ke orang lain. Sekecil apapun, sesederhana apapun selama kita niatkan tulus ikhlas membantu, in sha Allah tetap akan bermanfaat.

Bantu membantu ini ternyata adalah karakter bawaan orang Indonesia. Beruntung banget hidup di lingkungan yang masyarakatnya ringan tangan dalam memberikan bantuan. Nah, semangat ini pula yang mendasari Dompet Dhuafa untuk bergerak dan berbagi. Hingga saat ini sudah 26.027 mitra binaan Dompet Dhuafa yang mendapatkan pendampingan untuk unit usaha kecil, pembiayaan terkait pemodalan dan lain sebagainya.

Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga). (Jogja.dompetdhuafa.org)

Empat orang wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar bagir, S. Sinansari Ecip, dan Eri Sudewo berpadu sebagai Dewan Pendiri lembaga independen Dompet Dhuafa Republika. Ketika itu bertujuan untuk menggalang kebersamaan kepada siapapun yang peduli pada kaum dhuafa dan menjadi Lembaga Zakat Nasional yang dikukuhkan tanggal 10 Oktober 2001 oleh pemerintah.

Dengan visi "Terwujudnya masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan yang berbasis pada sistem yang berkeadilan", Dompet Dhuafa terus melakukan misi misi sebagai berikut:

MISI DOMPET DHUAFA

1. Menjadi gerakan masyarakat yang mentransformasikan nilai-nilai kebaikan
2. Mewujudkan masyarakat berdaya melalui pengembangan ekonomi kerakyatan
3. Terlibat aktif dalam kegiatan kemanusiaan dunia melalui penguatan jaringan global
4. Melahirkan Kader Pemimpin Berkarakter dan Berkompetensi Global”
5. Melakukan advokasi kebijakan untuk mewujudkan sistem yg berkeadilan
6. Mengembangkan diri sebagai organisasi global melalui inovasi, kualitas pelayanan, transparansi, akuntabilitas, indepedensi dan kemandirian lembaga.

Sharing Great Stories Bersama Dompet Dhuafa. Foto: Annisa

Senang sekali saya kemarin juga bisa ikut acara Blogger and Journalist Gathering bertema " Eating, Travelling, and Share Great Stories with Dompet Dhuafa" bersama Bapak Bambang Suherman Resources and Mobilization Director. "Dompet Dhuafa memiliki semangat untuk berbagi kebaikan untuk siapa saja."

Inisiasi Dompet Dhuafa hadir karena ada beberapa bencana alam seperti gempa Mei 2006 di Jogja yang hampir seluruh kegiatan ekonomi lumpuh. Kejadian selanjutnya adalah erupsi Merapi tahun 2010 yang menjadikan stadion sebagai tempat tinggal sementara selama 3 bulan proses recovery. Dompet Dhuafa memberikan kontribusi dalam berbagai sisi simultan bersama pemulihan aktivitas perekonomian dan sosial sambil terus melakukan penggalangan dana.

Ke depan, Dompet Dhuafa Jogja yang berkantor di Jl HOS Cokroaminoto 146/I Tegalrejo berharap tidak hanya aktif ketika adanya musibah, namun juga melakukan hal nyata secara konsisten menggali potensi kearifan lokal dengan kekuatan gerakan kemanusiaan. Dompet Dhuafa diharapkan bisa menjadi fasilitator untuk daerah daerah binaan menyelesaikan sendiri masalah masalah yang dihadapi dengan pendampingan dari teman relawan Dompet Dhuafa.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban akan pengelolaan zakatnya, Dompet Dhuafa juga melakukan care visit sebagai wadah untuk memfasilitasi baik donatur maupun masyarakat binaan untuk saling berbagi, berdiskusi dan bertukar ide ide baru untuk kemajuan bersama.

Care Visit Ke Sentra Batik Berkah Lestari


Batik Berkah Lestari. Foto : @minigeka

Setelah hari sebelumnya kami kumpul kumpul di Lokal Resto, hari berikutnya kami mengunjungi Sentra Batik Berkah Lestari yang terletak di Dusun Karangkulon, Giriloyo, Wukirsari Imogiri, Bantul. Kami kurang lebih 15 orang blogger berangkat dari hotel Neo + Awana ke venue dengan menggunakan 3 mobil. Sekitar 20 menit perjalanan, kami sudah sampai ke venue.

Sesampainya di Sentra, sudah disiapkan aneka hidangan jajan pasar seperti pisang rebus dan kacang sebagai camilan plus teh hangat dan wedang uwuh khas Imogiri. Kami bisa melihat secara langsung dan bertanya tanya tentang proses pembuatan batik sambil menunggu teman teman #ScarfmagzLiburBerbagi datang dan bergabung.

Acara care visit ini bersamaan dengan program dari dompet dhuafa menyediakan semacam tour mengunjungi unit usaha binaan Dompet Dhuafa yang dinamai "Libur Berbagi" sebuah konsep unik menyelenggarakan liburan namun sekaligus juga merupakan aksi sosial.

Acara dibuka dengan sambutan dari Bapak Bambang Suherman selaku Director Resources and Mobilization Dompet Dhuafa dan mba Temi Sumarlin selaku pimpinan redaksi Scarf Magazine. Selanjutnya ada penjelasan dari mba Erni selaku pengelola UMKM Batik Berkah Lestari yang beralamat di Dusun Karangkulon Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul.

Mba Erni. Foto: @sitihairul

"Para pembatik di Berkah Lestari tidak ada yang sekolah seni, keahlian ini mengalir turun temurun." Mba Erni bercerita kalau ketika kecil pulang sekolah SMP besoknya gak dikasih uang saku kalau nggak membatik.

"Membatik itu "dipaksa" tapi ternyata itu merupakan ketrampilan dan mendatangkan penghasilan.", kata mba Erni. Berkah Lestari dengan pendampingan 50 perempuan di Berkah Lestari akan terus semangat melestarikan batik.
400 KK yang tinggal di karang kulon rata rata pembatik. Dompet dhuafa membantu regenerasi supaya generasi mencintai batik sebagai pekerjaan utama.

Saya belajar membatik. Foto : Annisa

Berkat acara ini saya jadi mencoba memegang canting dan mengoleskan cairan malam ke kain yang sudah diberi pola. Pengalaman yang membuat saya merasa harga batik yang selama ini dibilang mahal menjadi sangat beralasan. Ketelatenan, ketelitian dan ketekunan menjadi modal utama saat kita membuat batik. Lepas dari ide motif dan gambar yang variatif, membuat selembar kain batik adalah seni tersendiri. Untung Aisha bobo cantik, saya jadi punya kesempatan membatik scarf mungil.

Kami diberi selembar kain berpola yang harus diberi lilin (untuk menutup kain supaya tidak terwarnai saat dicelup). Ternyata pembuatan batik sendiri ada 9 langkah. Dimulai dari Ngemplong dan diakhiri dengan Nglorod. Apakah hasil batik saya sesuai dengan ekspektasi? Ternyata tidak hahaha. Cairan malam saya terlalu tipis sehingga tidak menutup dengan sempurna. Makin tinggi jam terbang tentunya makin ahli membaiknya, jadi yang saya butuhkan hanya jam terbang sepertinya.

Sentra batik ini udah lengkap banget deh. Mulai dari melihat pengerjaan batik dari awal sampai ada showroom alias tempat memajang hasil batik yang motifnya cakep cakep.

Tahapan membatik. Foto: @sitihairul

Selain mengikuti workshop membatik, kami juga diajak untuk mencoba aneka dolanan bocah.

Dolanan bocah ini adalah bentuk pemberdayaan pemuda karang taruna Dusun karangkulon. Keseruan mengikuti aneka permainan di Serambi Adi Luhung menjadikan suasana yang mendung menjadi lebih hangat. Ada permainan Cublak cublak suweng, dakon, egrang, membuat keris, juga membuat ketupat. Jadi, jika ingin berwisata di desa wisata karang kulon ini, kita benar-benar dibawa ke tempo dulu.

Main engrang dan bathok

Belajar membuat keris dan ketupat

Ada cerita berkesan juga. Sewaktu saya menunggui Aisha di kamar guest house, Chiki Fauzi yang butuh istirahat nyamperin dan bilang mau istirahat sebentar. Melihat Aisha, Chiki sempat tanya tanya tentang sakitnya Aisha, penyebabnya dan berdoa untuk kesembuhan Aisha. Di ruang itu cuma ada beberapa orang, tanpa awak media sama sekali. Jadi kalau dibilang pencitraan itu enggak banget deh. Saya kagum sama Chiki, beauty with purpose adalah tagline yang cocok sekali disematkan padanya. Bahasanya santun, ia juga sempat minta IG saya dan berjanji untuk follow. Eh kirain enggak beneran, malam malam (mungkin setelah dapat sinyal), saya difollow duluan sama Chiki loh 😱😱😱

Sampai masuk instastory Chiki

Hujan sempat mengguyur sebentar, namun tidak mengurungkan langkah para peserta tour untuk melanjutkan liburan ke Songgolangit. Karena saya bawa Aisha dan sudah terlalu sore, saya harus ikhlas dan rela cuma dapet kiriman fotonya di WAG hehehe...


Semoga lain waktu bisa kumpul lagi sama team Dompet Dhuafa di acara yang in sha Allah lebih manfaat. Aamiin.

Berfoto dulu blogger dan Chiki Fawzi dan pak Bambang


5 comments

  1. Bersahaja banget ya chiki. semoga pengalaman yg diceritakan kembali di blog ini bermanfaat luas.

    ReplyDelete
  2. Keren banget acarannya mak.. Banyak banget manfaatnya 😍

    ReplyDelete
  3. Acara tournya menarik sekali, Mbak. Sentra dan UKM yang seperti ini butuh kita2 sebagi Blogger untuk menyebarluaskan karya-karya mereka, ya. Salut sama Dompet Dhuafa. Btw, sampai sekarang aku belum bisa buat ketupat. Haahaha

    ReplyDelete
  4. Mak aya keceeee. Acaranya juga seru banget nih. Btw, membatik itu ternyata tahapannya panjang banget ya mak.

    ReplyDelete
  5. Aku mau belajar membatik juga, semoga suatu saat nanti bisa kesampaian.

    ReplyDelete