Ketahanan Pangan di Masa Pandemi

Kecap Bango



Hai Bundas,

Kali ini saya mau ngajak ngobrol ringan seputar dapur. Buat bunda-bunda baik yang work from office, work from home maupun stay at home mom, tentulah sejak ada pandemi ini jadi lebih sering menghabiskan waktu di dapur. Bener gak sih? Atau ini Cuma saya aja yang jadi rajin uplek dapur karen anak-anak di rumah, maka beban logistik menjadi bertambah.
Sadar gak sih bund, selain jadi rajin masak, kita juga rajin berkebun. Merasakan gimana kerja keras untuk bisa panen satu atau dua buah tomat atau memetic bayam kangkung serta cabai dari kebun sendiri.

Saya kok jadi kepikiran bagaimana dengan petani di luaran sana. Dengan hasil produksi yang tetap sama, mereka dituntut untuk kreatif mencari cara agar hasil panen terdistribusi merata ke seluruh Indonesia. Apa kabar petani kita ya?

Gara gara menyimak peluncuran program terbaru dari Unilever yakni “Bango Pangan Lestari” sedikit banyak saya jadi paham nih masalah masalah dalam ketahanan pangan di Indonesia saat ini. Mau gak mau kita juga harus memberikan andil lho, sekecil apapun itu untuk menjaga keberlangsungan kelestarian pangan di Indonesia.


Acara Conference online tanggal 25 Agustus 2020 lalu memperkenalkan program “Bango Pangan Lestari” sebagai payung besar bagi keseluruhan inisiatifnya dalam mendukung upaya-upaya pertanian yang berkelanjutan, dimana salah satu hal yang menjadi prioritas adalah mengedepankan kesejahteraan petani. Acara ini dipandu oleh host kenamaan, salah satu favorit saya sejak dia jadi VJ MTV (eh jadi ketahuan Angkatan berapa deh) Nirina Zubir. Beberapa ahli di bidangnya serta perwakilan partner kerjasama Bango juga ikut andil dalam diskusi luarbiasa kali ini.

Kolaborasi ini merupakan bentuk dukungan Bango terhadap program-program Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang turut menggiatkan pemasaran komoditas pertanian secara online. Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng selaku Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI menanggapi, 

“Di tengah pentingnya kebutuhan konsumen akan bahan pangan berkualitas untuk mencukupi asupan gizi dan melindungi daya tahan tubuh selama pandemi, pemasaran secara online seperti yang digalakkan dalam kolaborasi Bango, Sayurbox dan TaniHub Group ini diharapkan akan mampu membuka akses jual beli yang lebih luas, terbuka, dan cepat – untuk keuntungan petani maupun masyarakat.”

 

 

Kondisi Petani di Masa Covid

Beberapa poin yang kemarin disampaikan pak Agung Handriadi, antara lain:

1.Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan. Lebih jauh lagi, di masa pandemi COVID-19, kehidupan dan penghidupan para petani yang berada di garda terdepan untuk menjaga ketahanan pangan sangat terdampak. Oleh karena itu, mereka harus segera didukung agar ketahanan pangan dapat terjaga hingga nanti.  Indonesia tengah menghadapi tiga tantangan yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan nasional, yaitu:

  • Kualitas sumber pangan yang kurang maksimal: disebabkan oleh pengetahuan petani yang masih minim, perubahan iklim yang ekstrim, dan penggunaan pestisida yang kurang bertanggungjawab sehingga mempengaruhi kualitas lahan.
  • Jumlah petani yang terus berkurang: masih minimnya regenerasi petani karena generasi muda lebih memilih atau diarahkan untuk bekerja di luar sektor pertanian, dan bertani belum dianggap sebagai bidang pekerjaan yang menjanjikan.
  • Lahan yang semakin terbatas: rata-rata luasan lahan baku sawah berkurang 650 ribu hektar per tahun (Kementan RI, 2020), hanya 31,5% atau 570.000 kilometer persegi lahan di Indonesia yang digunakan untuk pertanian (Bank Dunia, 2017), dan banyak petani yang memilih untuk menjual lahan mereka untuk dijadikan lahan pabrik atau perumahan karena dianggap lebih menguntungkan 

Selain itu, pandemi COVID-19 mengakibatkan menurunnya kesejahteraan petani yang dalam hal ini adalah pihak yang berperan besar untuk ikut menjaga ketahanan pangan nasional. Menurut Siche (2020), tiga kelompok yang paling rentan terdampak dari wabah COVID-19 adalah orang miskin, petani, dan anak-anak. Keberadaan petani pada golongan rentan merupakan fenomena yang unik karena mereka merupakan produsen bahan-bahan pangan yang menjadi tumpuan semua orang.

Pada masa pandemi ini, petani kecil tidak memiliki akses terhadap pasar yang luas, sehingga hasil produksi pertaniannya hanya dijual seadanya di pasar lokal dengan harga yang murah. Misalnya di tengah musim panen raya, penghidupan mereka sangat terdampak dengan terbatasnya distribusi komoditas pangan antarkota, antarprovinsi dan antarpulau sehingga hasil panen tidak terserap secara maksimal di pasaran. Diperkirakan 80 persen konsumen di negara berkembang terutama perkotaan mengandalkan pasar atau dari tempat lain untuk sumber pangan mereka, sehingga dengan diterapkannya pembatasan sosial dan transportasi akan mengganggu proses pendistribusian pangan (CSIS, 2020).

Tak hanya itu, permintaan bahan pangan juga menurun cukup drastis, antara lain karena banyaknya bisnis Hotel, Restoran, Katering (HOREKA) yang terpaksa tutup selama pandemi. Untuk melindungi kesejahteraan para petani, salah satu hal yang harus menjadi prioritas adalah memastikan kelancaran rantai distribusi pangan dari petani ke konsumen. Hal ini dapat terwujud melalui kolaborasi yang erat dari berbagai pihak.


Hernis Raharja

PT Unilever Indonesia, Tbk. 

Hernie Raharja selaku Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk. menuturkan,

 “Banyak negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, masih menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan. Melihat fakta ini, hingga tahun 2050 Unilever secara global berkomitmen untuk mentransformasi cara kita menanam, memproduksi, dan mengonsumsi makanan untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah. Guna mewujudkan komitmen ini, Unilever ingin berkontribusi terhadap sistem pangan yang lebih baik melalui dua hal penting, yaitu diversifikasi konsumsi pangan dan diversifikasi produksi pangan.”

“Spesifik dalam hal diversifikasi produksi pangan, Unilever berkomitmen untuk membangun fondasi yang kuat bagi Praktek Pertanian Berkelanjutan, sehingga dapat mempersembahkan makanan yang sehat dari planet yang sehat pula ke seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia. Sejalan dengan hal tersebut, hari ini Bango memperkenalkan program ‘Bango Pangan Lestari’ sebagai payung besar dari keseluruhan inisiatifnya dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan – baik yang selama ini telah dijalankan maupun inisiatif lainnya di masa depan,” lanjut Hernie.

Hingga tahun 2050, Unilever sudah memiliki banyak program agar keberlangsungan dan kelestarian pangan terus terjaga dan semakin baik kualitasnya. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, ada dua hal penting yang dilakukan Unilever guna berkontribusi terhadap sistem pangan yang lebih baik, yaitu melalui:


1. Diversifikasi konsumsi makanan

  • Mengarahkan perubahan pola makan masyarakat menuju lebih banyak bahan pangan berbasis nabati
  • Memproduksi bahan makanan bergizi dan terjangkau yang memiliki cita rasa tinggi
  • Menawarkan bahan makanan yang terfortifikasi dengan zat gizi untuk mengatasi kesenjangan nutrisi yang mengkhawatirkan
  • Mempromosikan penggunaan bahan-bahan dari sumber yang berkelanjutan dan bekerja sama dengan seluruh pihak di seluruh value chain untuk mendorong keanekaragaman bahan pangan nabati
  • Memanfaatkan terobosan dalam hal sains dan teknologi dalam proses manufaktur dan inovasi guna memenuhi kebutuhan konsumen

2. Diversifikasi produksi pangan

Unilever ingin membangun fondasi yang kuat untuk Praktek Pertanian Berkelanjutan, sehingga dapat mempersembahkan makanan yang sehat dari planet yang sehat pula ke seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia.  

Sebagai wujud keseriusan PT Unilever, mereka bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada untuk memproduksi varietas kedelai jenis Malika. Varietas kedelai unggul yang menjadi citarasa khas dari kecap Bango. Program ini telah banyak membantu petani dan keluarga petani untuk tetap produktif dan berdaya dengan keberadaan varietas Malika.


Rusli Abdullah


Terkait dengan pilar kesejahteraan, saat ini kehidupan dan penghidupan petani sebagai pihak yang berada di garda terdepan untuk menjaga ketahanan pangan nasional menjadi sebuah hal yang sangat penting untuk diperhatikan, terutama di tengah pandemi COVID-19. Rusli Abdulah selaku Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menjelaskan,

“Pada masa pandemi, sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang tidak terkontraksi pada kuartal II 2020, meski tidak sebesar pertumbuhan pada kuartal yang sama tahun lalu. Di balik fakta ini, secara umum kesejahteraan petani ternyata kian tergerus. Buktinya, indeks Nilai Tukar Petani (NTP) gabungan – yaitu perbandingan antara indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani – kian menurun. Di awal tahun NTP berada pada level 104,16; sementara di bulan Juli 2020 indeksnya tercatat turun menjadi 100,09. Kondisi ini tentunya membutuhkan perhatian kita semua.

 

Bango dan Sayur box


Kolaborasi Sayur Box dan Tani Hub Group

 Salah satu yang menjadikan “Bango Pangan Lestari” menarik adalah karena ini merupakan usaha dan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani sebagai komitmen dari PT Unilever. Melalui kolaborasi dengan dua platform e-commerce terkemuka, yakni Sayurbox dan TaniHub Group. Melalui www.bango.co.id/bangopanganlestari, Bango mengajak masyarakat untuk membeli bahan pangan langsung dari petani,

 Website ini akan menjadi penghubung bagi masyarakat yang ingin menunjukkan dukungan mereka terhadap jerih payah petani dan berkontribusi nyata untuk membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Kolaborasi ini diharapkan dapat lebih memudahkan masyarakat untuk mengakses hasil tani sekaligus meningkatkan permintaan hasil tani. Sebagai jalan keluar, program ini dinilai cukup efektif untuk merangkul banyak pihak agar roda perekonomian tetap berputar baik untuk konsumen maupun petani sebagai produsennya.


Oshin Hernis

Oshin Hernis selaku Head of Communications Sayurbox menanggapi,

“Senang sekali bahwa pihak industri seperti Unilever, dalam hal ini Bango, ikut memiliki komitmen untuk memperbaiki kesejahteraan petani. Berangkat dari persamaan visi dan misi kami, diharapkan kerjasama ini dapat lebih menyebarluaskan pentingnya membeli hasil pangan langsung dari petani, sehingga memberikan dampak yang semakin besar terhadap kesejahteraan mereka.”


Aria Nurfikry

Sependapat dengan kak Oshin, Aria Alifie Nurfikry, Vice President of Marketing TaniHub Group menerangkan,

“Melalui kolaborasi ini, kami akan memperluas jaringan mitra petani yang melakukan transaksi dengan TaniHub maupun yang dibantu pendanaannya oleh TaniFund, sehingga lebih banyak petani di Indonesia yang terbantu kesejahteraannya. Bersama Bango, kami juga akan menggelar berbagai pelatihan kepada lebih dari 500 petani, mulai dari cara pembuatan pupuk organik cair hingga pelatihan analisis usaha tani guna meningkatkan kapasitas petani Indonesia dalam menerapkan sistem pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan.” 

Sayur box juga memberikan beberapa alternative paket bundling dengan Bango sehingga mempermudah juga bagi ibu-ibu yang sebelumnya belum sering terjun ke dapur untuk memilih menu keluarga berdasarkan paket belanjanya. Beberapa penawaran promo dari Sayur box tentunya sangat menggoda dan ada diskon istimewa untuk yang mengakses website Bango dan belanja di sayurbox.


Tips bantu petani

Buat saya sendiri, perpuratan roda perekonomian yang besar harus mulai digerakkan dari sector sector kecil. Perlahan tapi pasti jika usaha dan program ini dilaksanakan secara berkelanjutan akan mendatangkan manfaat untuk banyak pihak dan memutar Kembali roda perekonomian kita yang sempat terpuruk. Sebagai negara agraris, Indonesia harus bangkit. Tanah yang punya potensi besar untuk pertanian harus mampu dioptimalkan penggunaannya dan memberikan manfaat sebesar besarnya untuk masyarakat, khususnya para petani yang mempunyai peran besar terhadap keberadaan swasembada produk pertanian kita.

Akhir kata, mari kita semua ikut berpartisipasi dalam gerakan #DukungPetaniIndonesia #UntukPetaniIndonesia #BangoPanganLestari dengan membeli hasil bumi langsung dari para petani melalui aplikasi Sayur Box yang mendukung imperfectness. Sayur yang sedikit cacat, namun tidak masuk sortiran supermarket masih bisa kita olah dan nikmati. Salam Indonesia bangkit!


Sumber data:

[1] https://mediaindonesia.com/read/detail/328932-kementan-perkuat-pendidikan-vokasi-untuk-hadirkan-petani-milenial
[2] https://www.liputan6.com/bisnis/read/3584542/penggunaan-pestisida-berlebih-ancam-ketahanan-pangan-ri
[3] https://tirto.id/indonesia-krisis-regenerasi-petani-muda-cnvG
[4] https://www.antaranews.com/berita/1254488/kementan-akui-lahan-sawah-berkurang-650-ribu-ha-per-tahun
[5] http://economy.okezone.com/read/2018/10/30/320/1970900/bps-luas-lahan-pertanian-semakin-menurun
[6] https://rmco.id/baca-berita/ekonomi-bisnis/33934/jamin-stok-di-tengah-corona-maksimalkan-peran-dewan-ketahanan-pangan

18 comments

  1. Mantab banget ya Mba program BANGO Pangan Lestari ini.
    Bener2 memberdayakan para petani Indonesia nih

    ReplyDelete
  2. Bagus sekali nih program Bango Pangan Lestari. sepatutnya kita dukung, beli hasil bumi langsung dari para petani ya. Aku baru tau tentang aplikasi Sayur Box. Jadi penasaran nih, mau intipin dulu ah.

    ReplyDelete
  3. Kalau yang tinggal di kota, daripada ribet baiknya pilih belanja pakai Sayurbox atau TaniHub Group. Sayurnya terjamin bagus kan karena dari petani langsung. Jadi ekonomi mereka juga tetap jalan

    ReplyDelete
  4. Kolaborasi yang mantap ya, melibatkan banyak pihak dan membuka lapangan pekerjaan nih.
    Dan juga memanjakan konsumen.
    Sebuah inovasi yang menarik banget dari Bango pangan lestari nih.
    Salut banget :)

    ReplyDelete
  5. Semoga Kolaborasi dalam program BAngo Pangan Lestari ini makin mensejahterakan para petani. Nah aku kepo sama Apps Sayurbox, keknya lebih praktis banget kalo butuh sayuran buat di rumah.

    ReplyDelete
  6. Suka terharu deh kalo di masa sulit kayak gini, ada aja brand besar seperti Bango yang bikin program sekeren ini, peduli banget dengan para petani nih

    Semoga dengan adanya program Bango Pangan Lestari para petani bisa merasa terbantu yaaah

    ReplyDelete
  7. Mantap Bango Pangan Lestari, peduli dengan ketahanan pangan di Indonesia yang memang butuh perhatian khusus.

    ReplyDelete
  8. kecap bango ini punya rasa yang khas dan pas deh, manis, gurihnya ngga bikin blenger dan ke masakan juga jadi cantik tampilannya. Ngga bikin gosyoong hehe

    ReplyDelete
  9. Miris memang kalau tahu kondisi petani di kita. Harga jual dari petani termasuk minim, wajar saja banyak yang meninggalkan pertanian. Dengan adanya program dari Bango Pangan Lestari, semoga petani Indonesia bisa lebih berdaya ya..

    ReplyDelete
  10. Slh satu produsen kecap yg sangat care sama petani dan aku juga langganan pake kecap bango, rasanya berbeda

    ReplyDelete
  11. suka deh mba sama programnya Bango ini tuh, memberdayakan petani lokal kita, kadang kalo denger cerita adik iparku yang sales produk pertanian gitu, suka miris katanya nasib petani tuh

    ReplyDelete
  12. waa kece kece yaa prgramnya kecap bango, yang ini kece banget nih bisa ngebantu para petani kitaa, semoga sukses selalu dan berjalan dengan baik programnya yaaa

    ReplyDelete
  13. wah iya, pasti berdampak banget ya untuk petani lokal karena bisnis perhotelan pun menurun tamunya. semoga aksi dari Bango ini bisa memberdayakan petani lokal ya..

    ReplyDelete
  14. Kerjasama yang baik dari Bango ke para petani dan rantainya.
    Semoga dengan kerjasama yang baik, semua lini juga semakin meningkat dari segi kualitas hingga kesejahteraan para petani lokal.

    ReplyDelete
  15. Programnya bagus banget ini, selain memberdayakan para petani di Indonesia, juga kan mensosialisasikan pangan nabati yang sehat ke masyarakat luas. Ngomong-ngomong, aku suka rasanya kecap Bango dan sejak pertama coba, keterusan sampe sekarang

    ReplyDelete
  16. Kenyataan bahwa sektor pertanian di masa pandemi seperti sekarang ini tidak terkonstruksi dengan baik jadi hal yang sangat menyedihkan semoga program yang diusung oleh Bango ini bisa membangkitkan geliat perekonomian khususnya bagi para petani.

    ReplyDelete
  17. Seneng banget Bango bikin program kolaborasi dg start up yg fokus ke penjualan produk lokal.
    Semoga ditiru banyak corporate lain.

    ReplyDelete
  18. Sebuah program yang keren ini ya mba Nug, kolaborasi dari bangau agar para petani bisa terus memaksimalkan dan karena produknya terjamin bagus

    ReplyDelete