Suami, Tanyakan Istrimu Hal Apa yang Membuat Mereka Bahagia


Mungkin bukan istrimu yang sulit dibahagiakan.
Mungkin kau belum bertanya, apa hal yang membuatnya bahagia...

Hai Bunda,
Tak jarang sebuah rumah tangga yang terlihat adem ayem tiba tiba terjadi perceraian. Kelihatan dari luar sih bahagia bahagia aja, ternyata tiba tiba ketok palu di pengadilan (#lambeturah detected). Buat saya yang pernikahannya masih seumur babycorn (karena jagung sudah terlalu mainstream), masih dalam tahap mengenal dan memahami. Udah 7 tahun masak belum kenal kenal siiih? Sesungguhnya kalau saya jawab: B.E.L.U.M

Dua individu yang disatukan dalam ikatan pernikahan (naga naganya obrolannya berat niih) ketemu setiap hari, hampir tidak ada yang bisa ditutup tutupi. Buat yang bisa blak blakan dengan mudah menyampaikan keinginannya sih nggak apa apa, tapi kalau model kaya saya gini, kudu dibaca pikirannya sama Om Dedy Corbuzier kayanya. Suami sampe bingung, salah apa sih aku kok istri sering muring muring.

Mbak Aya pernah ribut gak sih sama suami? Hahaha...pertanyaannya retoris yak? Ada laaah.... Mulai dari hal yang remeh temeh macam suami gak taro anduk di jemuran anduk, atau saya yang gak buang sampah bekas obat Aisha ke tempat sampah aja menimbulkan gesekan.

Well, meski kadang gesekan gesekan itu perlu, buat bikin rumah tangga ada bumbunya. Kalau plain aja gak ada manis asin rasanya flaaaaat doang kaya rambut Mariana Renata abis di rebonding.

Panduan 8 Langkah Sederhana Membeli Rumah Dan Tanah

Panduan Membeli Rumah dan Tanah
Hai Bundas,
Mau cerita sedikit nih soal rumah idaman. Dalam 7 tahun pernikahan, kami sudah tinggal di 3 rumah berbeda. Suasana yang berbeda, atmosfer yang berbeda. 2 rumah kami pinjam orang (bahasa kerennya: ngontrak 😂😂😂) di kota Klaten, sementara rumah yang kami tinggali sekarang ini adalah rumah orangtua saya yang tadinya dikontrakkan ke orang. 

Uti sendiri tinggal di tengah kota Jogja menunggui rumah keluarga besar, sementara rumah ini tadinya digunakan sebagai villa buat beristirahat kalau Uti dan Kakung sedang ingin suasana tenang pegunungan dan menghirup udara segar pepohonan.

Jadi ceritanya, bapak saya (Kakungnya Shoji) memang bercita cita punya tanah dan pengen bangun rumah sendiri. Alhamdulillah terwujud juga, jadilah rumah mungil di pucuk gunung di selatan kota Jogja.

Bunda memilih tidak memberimu ASI, Aisha


Hai Bundas, 
Postingan ini adalah hasil konsensus kolaborasi saya dan Witri. #SelasaBercerita #ObrolanKeluarga tayang di hari Kamis, tak apalah yaaaa. Sebenernya draft sudah siap di hari Selasa, tapi karena nunggu sesi foto dan percantik sana sini jadinya molor. Maafkaaan. Saya dan Witri punya pengalaman berbeda soal memberi ASI. Saya dengan pengalaman NgASI full 3 anak dan Witri dengan Juna yang sejak awal lahir sudah minum susu formula. 


Sebenarnya lingkungan saya bukan yang eksklusif eksklusif amat WAJIB ngASI sih. Soal memberi ASI sendiri saya juga baru mulai menyiapkan setelah saya hamil Shoji. Mulai kehamilan saya sudah mulai baca baca buku tentang pentingnya ASI. Karena persiapan kehamilan sebenarnya sudah sejak saya hamil kakaknya Shoji, saya punya lebih banyak referensi saat hamil Shoji.


Buku yang cukup membantu saya untuk rileks dan nyaman mempersiapkan kehamilan adalah buku Hypnobirthing karya Tante Yessie Aprilia

#MemesonaItu Kasih Tulus yang Terpancar dari Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus



Kasih Ibu Sepanjang Jalan

Meski seringkali kau malah asyik sendiri
Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya
-Dee Lestari, Malaikat Juga Tau (lyrics)-

Ada yang masih ingat lagu diatas? Saat saya melihat pertama kali, hati saya terketuk. Betapa orang-orang yang berkesempatan dekat dengan orang-orang berkebutuhan khusus itu istimewa. Pengalaman saya pertama kali adalah saat punya murid di daycare tempat saya mengajar dulu. Namanya Agam, anaknya tampan dan membuat saya terpesona. Agam punya dunianya sendiri, dia lebih suka berjalan bolak-balik mengelilingi track sepeda atau memainkan roda mobil-mobilan atau pesawat ataupun mengamati benda apapun yang berputar. 

Saya penanggungjawab Agam waktu itu, sering mendengar usaha usaha yang dilakukan Bunda Agam, termasuk membawa ke terapis wicara. Di usianya yang ke 4 tahun, bisa mengucap satu kata "Apel" saja bisa membuat Bunda Agam bercerita dengan berkaca kaca. Saya jadi ikut menitikkan airmata mendengarnya. 

Ketika akhirnya Shoji terdiagnosa speech delay, saya teringat pada sosok Bunda Agam. Meskipun Shoji tidak ada diagnosa Autis, namun hingga usia 5 tahun Shoji masih sangat sulit diajak berkomunikasi. Diminta tolong, "Shoji, tolong ambilkan piring diatas meja" atau "Shoji, tolong ambilkan handuk adik Rey di jemuran handuk" hanya dijawab dengan senyum manis Shoji, karena dia sama sekali tidak tau apa yang harus dilakukan.