Pentingnya Zat Besi untuk Ibu Hamil


Udah tau belum kalau pas hamil ibu itu perlu punya Hb normal?
Belum?
Serius?
Saya juga baru aja taunya loh #mintaditoyor

Flashback sedikit jaman saya hamil anak pertama. Yang namanya lingkar lengan dan berat badan itu menipu sekali. Bidan dan dokter yang memeriksa selalu terkaget kaget dengan hasil ukur lingkar lengan, lingkar pinggang, lingkar perut, maupun hasil cek Hb darah. Mereka selalu nggak percaya kalau yang diukur ini beneran sedang hamil.

Sedikit cerita yang sebenarnya malu untuk diceritakan. Saya sungguh orangnya pemalu kok #gebugbantal. Saya itu nggak pernah punya Hb normal. Angka Hb normal wanita dewasa adalah 12-16. Kata bidan dan dokter bisa sedikit turun karena biasanya ibu hamil memang darahnya lebih encer.



Nah selama hamil pertama, kedua, ketiga, masalah kehamilan saya selalu sama. Hb rendah. Sampai gemes itu dokter ngasih tau saya buat makan bit, ngurangin kopi teh, makan bayam, dan konsumsi suplemen zat besi. saat tubuh terasa lelah, letih, lunglai, lesu, laperan dan lemes mulu (6L) disitulah saya merasa saya kekurangan zat besi.

Catatan buku KIA saya

Peran Penting Zat Besi

Dulu saya nggak tau sebegitu penting kah angka Hb tersebut dalam hidup saya? Saya pikir yaudahlah tiap orang kan beda itu biasa. Itu namanya pengamalan sila ke 3 "Persatuan Indonesia". Jadi buat saya dengan tinggi badan semampai dan body proporsional bak Nia Ramadhani hal itu tidak jadi masalah besar.

Eniwei, karena HB saya yang mentok di angka 9 atau 10 itu saya dicurigai kurang gizi. Hwadalaah....kalau udah begini pasti suamik langsung melirik perut. Padahal ya, kalau dibilang gak makan, saya ini makannya banyak, bergizi insha Allah 😂 dan suka ngabisin sisa makanan anak juga. Yang punya habit sama boleh ngacung loh yaaa...

Kembali ke laptop ya. Alangkah beruntungnya saya mendapat informasi tentang sebuah seminar mengenai Pentingnya Zat Besi dalam 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Langsung dong saya yang anemia akut ini menyanggupi untuk datang. Peserta acaranya adalah ibu ibu dari komunitas blogger dan komunitas Babywearing Jogja. Aduh ini bisa ketemuan sama #MaltoferWomanCommunity, komunitas ibu ibu melek gizi dan sayang keluarga banget kayanya ya.


Bertempat di Restoran Lavender, The Rich Hotel Yogyakarta. Acara yang diselenggarakan oleh team Maltofer tanggal 30 Maret ini jadi kaya paduan suara "Ooooo...." dari ibu-ibu pesertanya. Acara yang menghadirkan dr. Ristantio Soekarno, SPA  ini membahas tentang pentingnya zat besi terutama pada Ibu hamil hingga anak usia 2 tahun. Menyimak pemaparan beliau, saya jadi bernostalgia kembali dengan masa-masa kehamilan ketiga anak saya. Terus terang, masa kehamilan adalah masa yang berat buat saya. Bukan karena pertambahan bobot badan yang tidak terkendali, tidak sama sekali, karena berat badan saya tidak pernah lebih dari 45 kg. Sekalipun hamil tua tapi tetap mungil, hehe.. Selama hamil saya sudah berusaha mendongkrak HB dengan aneka cara. Sampai ngejus buah bit yang warna menggoda (tapi tidak rasanya) pun saya bela-belain meski nggak ketelen.

Ngopi saya kurangi, dari yang 3 cangkir sehari ke satu cangkir sehari. Jangan bully saya plissss 😂. Karena hidup tanpa kopi lebih sendu daripada hidup tanpa kamu. Duer!

Yang bikin berat itu, karena rasa mual hebat yang selalu menyertai bahkan hingga akhir trimester kedua kehamilan. Saya jadi susah makan, makan sedikit saja rasanya pengen dimuntahin lagi. Yang bisa masuk cuma yang segar-segar seperti lotis, buah, jajan es, dan sejenisnya. Makanan berat dengan lauk ikan, ayam, daging bahkan sayuran sekalipun susah sekali masuknya. Ketika kontrol kehamilan, selalu saja saya dinasehati panjang lebar oleh dokter atau bidan yang periksa agar banyak-banyak makan, terutama makanan yang kaya zat besi  karena saya didiagnosa mengalami anemia.

HB saya waktu di cek Tim Maltofer

Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia yang diderita oleh ibu hamil selain membahayakan keselamatan bumil itu sendiri juga akan berpengaruh pada kesehatan janin yang dikandungnya. Zat besi adalah salah satu zat gizi mikro yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal janin dan anak terutama dalam 1000 hari pertama kehidupannya (HPK). Masa 1000 HPK ini mencakup periode anak dalam kandungan selama 9 bulan ditambah periode usia 2 tahun sejak kelahirannya.   Nah, masa 1000 HPK tersebut sekaligus menjadi periode emas bagi seorang anak karena pada periode ini terjadi pertumbuhan otak dan neuron syaraf yang sangat pesat. Kekurangan zat gizi pada 1000 HPK bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan otak yang bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya.

Hal ini pas banget yang disampaikan oleh dokter Ristantio. Bahwa ibu yang memiliki anemia sangat mungkin melahirkan bayi anemia juga.Hasil cek HB saya waktu acara cuma 9, 4 g/dL. Ini bahaya banget dan wajib segera ditanggulangi. Hal ini dibenarkan juga oleh mba Deloni, Manager dari Maltofer. Kalau sudah punya gejala anemia seperti mudah marah, konjungtiva pucat, ujung jari ditekan pucat, sering sakit kepala, mudah lelah, kurang nafsu makan, dan PICA, maka itu sudah masuk kondisi darurat zat besi.

Mendengarkan penjelasan Dr Ristantio

Zat besi juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (SDM) yang merupakan alat transportasi oksigen ke seluruh tubuh. Oksigen adalah seperti bahan bakar untuk menghasilkan energi dalam sel-sel tubuh kita. Tanpa energi yang cukup, sel-sel tubuh tidak dapat bertahan hidup dan ber-regenerasi dengan baik. Tersedianya SDM yang cukup akan sangat mendukung perkembangan tinggi dan berat janin yang optimal. Sebaliknya, kekurangan SDM akibat defisiensi zat besi dapat menyebabkan berat badan lahir bayi yang kurang dan potensi stunting.
Duh, rada serem juga mendengarnya.

Meskipun saya selalu mengiyakan nasehat mereka, tetapi saya juga curhat kalau memang sedang sulit makan, karena rasa mual yang tidak tertahankan. Akhirnya biasanya diakhir kunjungan saya diresepkan macam-macam tablet suplemen dan vitamin, termasuk suplemen zat besi untuk mengatasi kurangnya asupan zat besi alami dari makanan. Masalah selesai?? Oh tidak, justru sebaliknya, minum suplemen zat besi malah memperparah mual saya. Seperti buah simalakama, nggak makan suplemen kena anemia, makan suplemen malah lebih beresiko kurang gizi. Makan apa-apa maunya dimuntahkan kembali. Pada akhirnya saya memilih resiko anemia daripada totally malnutrisi. Suatu keputusan tidak bijak memang, namun kondisinya saat itu tidak memungkinkan bagi saya untuk bersikap ideal

Aisha dan BBLR

Kelahiran Bayi dengan Berat Badan Rendah

Tiba lah saatnya proses persalinan, apa yang sudah diwanti-wanti bu dokter dan bu bidan  sayangnya terbukti. Shoji lahir dengan berat hanya 2,45 kg, dengan proses persalinan yang sulit. Persalinan Rey jauh lebih smooth, namun berat badan lahirnya hanya 2,425 kg. Kelahiran Aisha lebih penuh drama, dengan berat badan lahir hanya 1,8 kg sehingga masuk kategori resiko tinggi. Berat badan lahir yang rendah hanya salah satu dampak kekurangan asupan zat besi selama kehamilan yang terlihat. Dampak yang tidak langsung terlihat namun tidak kalah bahayanya adalah tidak optimalnya perkembangan otak bayi selama dalam kandungan.

Dari informasi yang saya baca, ketersediaan zat besi mempengaruhi perkembangan 2 bagian utama pada otak, yakni bagian korteks cerebral dan bagian hippocampus. Bagian korteks cerebral memainkan peran penting pada aspek pemusatan perhatian, pembentukan memori/ingatan, pembentukan kesadaran persepsi, daya pikir dan kemampuan bahasa. Sementara hippocampus merupakan pusat memori untuk pengenalan lingkungan sekitar, pengolahan memori spasial dan mentransfer memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang. Sederhananya, dampak kekurangan zat besi yang berkaitan dengan perkembangan otak bisa dilihat dari munculnya gangguan kinerja kognitif jangka pendek dan jangka panjang, munculnya gangguan perilaku sosio-emosional, serta gangguan perkembangan motorik. Saya jadi menduga-duga, bahwa gangguan tumbuh kembang yang dialami anak-anak saya salah satunya dipicu oleh defisiensi zat besi ini. Hiks.

Saya berkeyakinan bahwa tidak ada kata terlambat untuk meng-ikhtiarkan kebaikan. Meskipun periode emas 1000 HPK anak-anak saya telah berlalu, saya tetap mengusahakan perbaikan terhadap asupan zat besi mereka. Setidaknya untuk meminimalkan efek lanjutan akibat defisiensi yang pernah terjadi, syukur-syukur bisa membantu pemulihan dari gangguan tumbuh kembang yang saat ini dialami. 

Sebisa mungkin saya menyiapkan untuk mereka makanan yang kaya zat besi, seperti olahan ikan, daging ayam dan sesekali olahan daging sapi atau kambing. Zat besi dari sumber hewani ini dikenal sebagai besi –heme, untuk membedakan dari zat besi asal bahan nabati (besi non heme) yaitu kacang-kacangan dan sayuran hijau. Zat besi-heme memiliki keistimewaan karena 2-3 kali lebih mudah diabsorbsi oleh tubuh dibanding besi non heme.

Komposisi dan dosis Maltofer

Maltofer

Tidak hanya dari sumber makanan, saya juga memberikan untuk mereka Maltofer.  Maltofer adalah suplemen zat besi yang mengandung Iron (III) Polymaltose Complex, yaitu jenis zat besi yang dilepaskan (release) secara aktif dan terkontrol sesuai kebutuhan ke dalam tubuh sehingga tidak terjadi penumpukan zat besi dalam tubuh. Infonya, kelebihan zat besi dalam tubuh inilah yang menjadi penyebab timbulnya rasa mual, luka lambung, bahkan gangguan jantung dan susah BAB yang selama ini menjadi efek samping konsumsi suplemen zat besi lain. 

Hmm, mungkin dulu saya salah memilih suplemen zat besi sehingga menyebabkan mual hebat setelah mengonsumsinya.  Shoji dan Rey juga menyukai rasa Maltofer, karena memiliki rasa cokelat yang enak. Hebatnya lagi, #Maltofer juga aman jika ingin dikonsumsi bersama dengan makanan dan minuman, karena tidak bereaksi secara negatif dengan makanan, minuman maupun obat-obatan lain dan tidak menimbulkan stress oksidatif. Pokoknya Maltofer ini body friendly iron

Keistimewaan Maltofer

Varian Maltofer

Maltofer tersedia dalam 4 sediaan lengkap.
1. Maltofer Fol : diperkaya dengan asam folat untuk ibu hamil
2. Maltofer Chew : tablet kunyah IPC di Indonesia untuk segala usia
3. Maltofer Syrup: kemasan sirup isi 150 ml dengan kandungan 1ml Fe untuk anak anak dan dewasa
4. Maltofer Drops: kemasan tetes isi 30 ml untuk bayi dan anak

Maltofer ini diproduksi oleh #Combiphar, salah satu perusahaan farmasi yang sudah senior dan malang melintang menghasilkan produk -produk yang kualitasnya kece beud. Saya dan anak-anak akhirnya rutin mengkonsumsi maltofer nih sekarang. penggunaan maltofer bukan untuk menyulap HB tiba tiba normal ya, tetap saja ini adalah ikhtiar rutin yang harus terus menerus dilakukan untuk hidup lebih sehat.

Untuk informasi dan materi tentang zat besi yang lebih lengkap, teman teman bisa langsung aja klik http://www.maltofer.combiphar.com/  ya. Nanti disana ada banyak penjelasan tentang pemenuhan mikronutrien terutama zat besi.

Salam Sehat
/Aya

29 comments

  1. Senangat mak ayaa..In sya Allah 'lingkaran setan' Hb rendah bisa berlalu di tanganmu. Aamiin.

    ReplyDelete
  2. waaaaa Ayaaaaa, butuh banget ni Maltofer kayaknya. Pantes kemarin kremus2 kunyah Maltofer kayak permen coklat, ternyata HBmu 9 ya. Sehat sehat ya Ayaaaa.

    ReplyDelete
  3. Pernah pengalaman Hb rendah pas hamil Hamiz. Akhirnya opname, duh. Betul, baru tau detail pentingnya zat besi bagi bumil ini, ketika event maltofer. Sebelumnya gak ngerti2 banget, alias cuek, hehe

    ReplyDelete
  4. Yesss... Zat besi tuh penting bgt untuk ibu hamil dan janin. Nanti dedek bayi jg zat besinya hrs diperhatikan saat sdh mpasi :)

    ReplyDelete
  5. Pada zaman bunda hamil gak ada tuh penjelasan, prngarahan, sharing ilmu atau apalah namanya demi kesehatan si jabang bayi. Maklumlah bunda hamil th 1967 blm kenal internet, hiks...

    ReplyDelete
  6. Dulu saya merasakan hal yang sama saat hamil mbak. Rasa mual berkepanjangan bahkan tidak bisa makan apa2...akhirnya tubuh terasa lemas. Pastinya demi memulihkan tenaga sang dokter memberikan aneka obat dalam resepnya. Dan itu hrs saya minum sesuai dosis. Duh kebayang rasanya minum obat disaat perut kosong, sering kebuangnya hiks.... Dan zat besi memang sangat dibutuhkan oleh bumil ya mbak, agar janin yang dikandungnya tumbuh sehat. TFS mbak.

    ReplyDelete
  7. Waktu saya hamil, dokter kandungan selalu rajin mengingatkan supaya jangan sampai kekurangan zat besi. Suplemen juga dikasih sama dokternya karena zat besi memang sangat penting

    ReplyDelete
  8. Saya sudah tahu mbak, kalau sedang hamil ya ndak boleh kekurangan zat besi. Makanya tiap kontrol kehamilan, dokter pasti memberi obat penambah darah. Malah, sekrang-sekarang ini saya agak pening kepala dan suka lemas, mungkin hbnya rendah dan kelelahan ya.

    ReplyDelete
  9. Catet ah kalau hamil lagi nanti maukah konsumsi ini. Secara kehamilan yg kedua kemarin aku juga sempat ngalamin hb rendah mbk dan butuh usaha keras untuk sampai ke titik normal. Makasih sudah berbagi info sekece ini mbk

    ReplyDelete
  10. jadi ingat waktu hamil trus kena hyperemesys, kayaknya sih hb nya rendah, tapi dokter ga pernah nyaranin periksa darah sih.
    Keren nih Maltofer, banyak dibutuhkan banget di zaman now yang serba sibuk :)

    ReplyDelete
  11. Jadi ingat waktu hamil Audi, saya drop banget dan di bulan-bulan pertama sering pingsan. Setelah ke dokter, ternyata tekanan darah saya terlalu rendah dan harus banyak makan atau minum suplemen yang mengandung zat besi. Dulu, suplemennya duh rasanya bikin tak pengen minum. Sekarang enak ya ada suplemen Maltofer yang kaya akan zat besi dan rasanya enak

    ReplyDelete
  12. Ini bisa dikonsumsi saja atau perlu konsultasi dokter dulu Mbak? Soalnya HB saya juga rendah nih. Pas cek sebulanan lalu cuma 9. Mana bulan ini insya Allah akan secar. Anak pertama HB juga cuma 7. Habis 2 kantong darah ngedrakulinya.

    ReplyDelete
  13. Oooo jadi zat besi itu ada hubungannya dengan berat badan bayi dalam kandungan ya? Duh, udah 3x lahiran baru tahu sekarang. Tapi alhamdulillaahnya anak2 saya lahir dengan berat badan normal, itu artinya zat besi saya selama hail tercukupi. :))

    ReplyDelete
  14. Sebenarnya bukan untuk ibu hamil aja, kayaknya semua perempuan harus bisa tercukupi asupan zat besinya.

    ReplyDelete
  15. Wah ada suplemen zat besi baru. Anakku pernah kekurangan zat besi dan oleh dokter diminta tambah suplemen mba

    ReplyDelete
  16. Bahaya juga yah dampak dari kekurangan zat besi ini. Saya waktu hamil kemarin juga berusaha mencukupi kebutuhan zat besi dengan minum suplemen yang ada kandungan zat ini. Etapi baru tahu dengan suplemen zat besi maltofer ini. Pengen coba deh klu hamil lagi, hehe. Oya ada juga yah yang untuk baik? Ok thanks sharingnya mbak.

    ReplyDelete
  17. Aku juga pernah baca, dampak kekurangan zat besi itu akan sangat menggangu pertumbuhan organ-organ tubuh anak, makanya saat hamil Ibu hamil sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi zat besi.. karena cikal bakal anak sangat dipengaruhi kondisi Ibu saat hamill.. apakah nutrisinya cukup atau tidak

    ReplyDelete
  18. Iyaa,, zat besi tuh penting banget terutama untuk ibu hamil dan menyusui. Saya pun suka minum zat penambah darah ini kalau lagi menstruasi.

    ReplyDelete
  19. Pas event Maltofer di Semarang juga gitu, banyak peserta yang kayak koor ooooo.... ketika dokter SPA menjelaskan tentang berbagai efek kekurangan zat besi pada ibu hamil. Waaahh... bersyukur deh anak2 terlahir sehat dan tumbuh sesuai grafik.

    ReplyDelete
  20. Mba Aku juga ikutan yang event di Smearang
    seru ya kita jadi dapet ilmu yang bermanfaat
    apalagi kekurangan zat besi berbahaya

    ReplyDelete
  21. anemia memang tidak bisa dianggap enteng..sejak dini kita harus pastikan asupan vitamin dan mineral untuk anak-anak

    ReplyDelete
  22. Ibuku niih...suka banget wanti-wanti kalau pas hamil, harus diperhatikan makanannya.
    Hb itu ga boleh rendah, dll.

    Aku baru tau kalau ternyata di sini pentingnya Hb baik selama kehamilan, terutama.

    ReplyDelete
  23. Iya banget, zat besi penting banget buat semua orang, terutama ibu hamil. Bawa dua badan pastinya sangat rentan untuk anemia. Dulu tiap hamil selalu minum suplemen zat besi. Tapinya yang bikin males itu susah BAB sebagi efeknya. Boleh dicoba deh Maltofer ini ya. Mana variannya juga ada buat anak-anak.

    ReplyDelete
  24. anak ku sudah 2tahun komsumsi maltofer. doyan banget dia. dan aku malah ga tau kalau ada yg buat dewasa. terimakasih mba informasinya

    ReplyDelete
  25. Pertanyaan paling atas, udah tau sih mbak hehe. Krn aku dulu slah satu ibu yg gak teredukasi soal itu, jd aku anemia dengan kehamilan berisiko tinggi, akibatnya anakku BBLR. Alhamdulillah semua cepat dikoreksi. Tapi kyknya aku butuh cek darah lg skrng dan minum zat besi kyk Maltofer ini.

    ReplyDelete
  26. Krn mengcover kebutuhan calon baby, ibunya hrus terpenuhi dan bisa memnuhi gizi buat diri dan anak ya Mba. Noted Mba. Zat besi emang penting bgt ya

    ReplyDelete
  27. Aq baru tahu lo mbak, kalo zat besi itu penting banget buat tumbang anak. Kebetulan ini sedang menyusui, langsung deh koreksi asupan makanan supaya terpenuhi zat besi buat bayi juga.

    ReplyDelete
  28. Saya pas hamil dan gak hamil emang suka kena anemia mbak, sekarang juga kadang suka keleyengan. Dulu sih saya suka diterapi dengan makan kurma atau sari kurma. Alhamdulillah bisa diatasi.

    ReplyDelete
  29. baca ini, aku jadi ingat pengalaman hamilku dulu mba. ya allah berjuang melawan hb rendah itu nggak enak ya mba. terlebih dulu aku suka muntah kalau minum obat dan vitamin huhuhu

    ReplyDelete