Ramadhan Sarana Melatih Mindfulness Islami



Hasil Tidak Pernah Milik Kita


Sebuah kalimat yang terus terngiang-ngiang di kepala setelah disampaikan oleh Raden Prisya di acara Mindful during Ramadan. Acara yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa yang bekerjasama dengan Wardah dan Bakpia Tugu Jogja ini ternyata membawa banyak hal positif pada pemikiranku ke depan.

Dihelat di sebuah tempat makan yang memberikan pengalaman balanced dieting bernama Pengilon, kami mengikuti diskusi santai dan ngobrol manfaat mengenai pentingnya Mindfulness dalam menyambut Ramadhan ini, terkait dengan bagaimana Islam memandang konsep mindfulness sendiri.

Acara dibuka oleh Mbak Dian Disera yang memberikan panduan acara pada Rabu pagi itu. Dimulai dengan doa, selanjutnya kami mendengarkan pemaparan dari Mas Zahron, selaku pimpinan  Dompet Dhuafa Jogja. Kenapa acara ini mengambil tema #JadiManfaat, karena memang menyambut Ramadhan tahun ini, Dompet Dhuafa berharap kita semua bisa memaksimalkan momentum Ramadhan untuk memberikan manfaat bagi lebih banyak orang. Manfaat itu bukan semata-mata berupa materi, kata Mas Zahron. Namun lebih lanjut, manfaat itu berupa ilmu atau kebisaan yang bisa kita bagikan untuk sesama. Buat kami para blogger atau influencer yang memang diberi kemudahan untuk menyampaikan hal bermanfaat kepada orang banyak, adalah juga berbagi manfaat.




Allah sudah memberikan kemudahan pada kita semua untuk beribadah, untuk beramal, untuk berkarya. Namun, sayangnya tidak semua orang seberuntung kita. Dengan program program yang sudah disiapkan oleh dompet Dhuafa, in sha Allah kita ingin berbagi kebahagiaan, memberikan manfaat pada orang-orang yang mungkin tidak seberuntung kita.

Program Ramadhan dari Dompet Dhuafa yang insha Allah akan dilaksanakan di bulan Ramadhan, antara lain:

1. Mentraktir mitra binaan, mustahik untuk berbuka dan sahur

2. Mamuliakan anak yatim dengan berbagi kebahagiaan, memberikan kunjungan dan juga paket lebaran bagi anak-anak yatim

3. Sembako atau paket Ramadhan untuk keluarga dhuafa supaya mereka bisa merasakan kekhusyukan momen Ramadhan karena kebutuhannya sudah terpenuhi.

4. Zakat Fitrah bagi orang yang membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, serta memberikan hidangan yang layak untuk mereka dalam merayakan Lebaran

5. Memberikan kemudahan untuk masyarakat bersedekah Alquran dan memberikan santunan untuk para pengajar quran dan para dai di Jogja.

Jika kita melakukan kebaikan, sesungguhnya kebaikan itu akan kembali pada diri kita sendiri. Ramadhan adalah momentum, tidak ada 30 hari dengan keistimewaan seperti di bulan Ramadhan. Mari kita sama-sama berlomba lomba #JadiManfaat memberikan sebanyak mungkin manfaat kepada orang lain sehingga hidup kita lebih berkah.

Jika teman-teman ingin ikut berpartisipasi, bisa dengan cara memberikan donasi ke kantor Dompet Dhuafa di Jl HOS Cokroaminoto atau via web dompet dhuafa di kemanusiaan.org. Dompet Dhuafa juga sangat berkenan dan mau menjemput donasi yang akan kita berikan ke rumah kita.

Pembicara kedua adalah Raden Pisya atau yang biasa dipanggil “mba Pi”. Saya udah ngikutin konten konten mbak Pi kurang lebih setahun terakhir. Rasanya tiap ada konten mbak Prisya yang lewat di feed IG, bikin hati saya jauh lebih adem. Pertama kali kenal mbak Pi waktu beliau ada IG Live membahas soal mindfulness dalam pandangan Islam. Ternyata cocok sekali dengan yang saya rasakan dan saya cari selama ini.

 

Menjadi Manfaat


Alhamdulillah saya bahagia banget bisa dapat kesempatan bertemu langsung sama Raden Prisya. Mendapat banyak pencerahan lewat pemikiran pemikiran beliau yang apa adanya, namun ternyata sangat esensial. Mbak Prisya membedah banyak hal mengenai puasa. Sesungguhnya, disamping banyaknya pahala yang bisa kita dapat selama puasa, kita tidak hanya ‘detoks’ secara fisik saja loh, tapi juga secara mental. Sudah banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa “memberi dengan ikhlas” akan memicu hormon serotonin atau hormon bahagia pada tubuh kita. Ketika di bulan Ramadhan kita banyak berbagi, sesungguhnya Allah sudah memberikan jalan bagi kita untuk merasa lebih bahagia.

Hal menarik yang juga dikupas Raden Prisya adalah mengenai #JadiManfaat. Selama ini, kita selalu berpikir kalau bermanfaat adalah hasil yang kita berikan untuk orang lain. Padahal, pada dasarnya bermanfaat bagi diri kita sendiri saja sudah sangat berarti. Memilih untuk menjalani hidup sehat, makan sehat, berarti kita memberi manfaat untuk diri kita sendiri. Membereskan rumah yang berantakan, jika kita lakukan dengan hati yang ikhlas lillahita’ala, maka selain bermanfaat bagi diri kita, juga bermanfaat bagi anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Hal-hal sederhana ini yang kadang terluput dari kita. Sehingga kita kurang bisa menghargai diri sendiri hanya karena merasa tidak memiliki manfaat secara luas bagi orang lain.


Mindfulness


Mulai dari yang Terkecil

Semua perjalanan dimulai dari sebuah titik
Ah, benar juga ya. Menggambar juga dimulai dari satu titik yang dilanjutkan hingga membentuk sebuah visualisasi yang sempurna. Kadang karena terlalu memikirkan mengenai hasil, kita lantas malas untuk mencoba, takut melangkah, takut hasilnya tidak sempurna. Padahal semua hal besar selalu berawal dari yang kecil. Hal kecil yang sering tidak kita sadari adalah bernafas. Kita bernafas sambil lalu saja sepertinya. Padahal bernafas itu penting untuk diri kita menyadari keberadaan diri kita, kehadiran diri kita, mencerna respon tubuh dengan apa yang terjadi pada tubuh kita sendiri.

Hal-hal yang kurang nyaman dalam tubuh adalah indikasi ada yang perlu kita perbaiki dalam tubuh. Mendengarkan bagian tubuh yang perlu kita beri perhatian lebih menyadari apa yang kita lakukan serta menyadari apa yang kita rasakan bisa membuat kita jauh lebih mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Ketika kita menyadari bahwa diri ini dan segala yang kita punya adalah titipan-Nya, maka kita tidak akan merasakan khawatir yang berlebihan saat menemui kegagalan, kehilangan, ataupun menjalani hidup yang kurang sesuai dengan keinginan kita.



Mindful Ramadhan

Setelah memahami mengenai konsep berkesadaran, kita bisa juga menerapkan mindfulness ini dalam menghadapi bulan Ramadhan supaya Ramadhan tahun ini terasa lebih berarti. Mbak Prisya memberikan tips-tips sebagai berikut:

1. Niat

Melakukan apa yang bisa kita lakukan, sekecil apapun itu, namun benar diniatkan lilahita’ala

2. Berproses sesuai dengan tahapanmu

3. Berproses melatih untuk menunda keinginan

4. Memasukkan elemen udara ke pencernaan untuk lebih menyadari kondisi tubuh kita

5. Menormalkan gula darah sebagai bentuk detoks dari pola makan kita sebelumnya yang sebaiknya terus dijaga hingga Ramadhan berlalu

Semoga Ramadhan ini bisa menjadikan kita lebih memahami tujuan hidup. Mampu menjadikan kita semua sehat fisik, hati dan mental. Saat kita menyadari emosi emosi yang ada dalam diri, maka kita akan mampu berdialog dengan diri sendiri untuk release apa emosi yang masih tertahan dan berusaha mengelola emosi tersebut dengan baik. Sampaikan pada tubuh 
“Aku mengijinkanmu merasakan apa yang kamu rasakan selama kamu butuh”

3 Ramadhan 1443 H




1 comment

  1. Luar biasa yang disampaikan, hemm walau di ramadan ini berbeda bahkan kita belum bisa merasakan suasana yang sama seperti dulu tetap saja bulan ini berkahnya, istimewanya masih sama.

    ReplyDelete