Kerja Ngajak Anak Yay or Nay?

Kerja Ngajak Anak Yay or Nay?
Hai Bundas, 
Maafkan atas keterlambatan postingan #selasabercerita #obrolankeluarga saya dan Witri yaa...ada banyak hal yang membuat kami harus beradaptasi. Witri sedang dapat ponakan baru dan saya harus ke luar kota untuk sesuatu hal. 


Oh iya, Minggu ini kami sepakat untuk membahas mengenai topik membawa anak bekerja. Well, untuk Witri, bekerja jam 07.15 tsampai 13.10 itu pekerjaan formal dan resmi, berbeda dengan saya yang menjalankan bisnis Independent dan sebagai seorang blogger. Banyak postingan berseliweran tentang YES or NO membawa anak saat bekerja, dan jawaban saya adalah....tergantung hehehe....

Jangan lupa baca punya Witri yaaa


Kenapa tergantung? Ya, jujur aja saya juga termasuk sering membawa anak saat bekerja. Tapi kadang juga jika memang memungkinkan akan saya tinggalkan jika memang eyang utinya tidak berkeberatan dititipi. 



Gimana dengan daycare? Dulu saya sempat survey daycare di Jogja, buat saya cukup oke baik dari segi pelayanannya, fasilitasnya, harganya juga cukup terjangkau. Tapi setelah saya tau bahwa Aisha anak "istimewa", saya memilih untuk tidak menitip Aisha di daycare. Gimanapun daycare punya waktu waktu dan aktivitas yang rutin dan klasikal kan ya? Sementara untuk Aisha, dia butuh perawatan yang personal. So, saya pilih menitipkan ke Ibu. 
Dulu, ketika Aisha belum pakai NGT, ibu masih bersedia buat dititip Aisha, tapi dalam batas waktu 3 jam sebaiknya saya kembali. Kalau lebih dari 3 jam ibu khawatir Aisha rewel karena haus dan lain lain, sehingga minta saya untuk bawa Aisha kalau ada aktivitas di luar. Sekarang sejak Aisha pakai NGT, Ibu sama sekali nggak mau dititipin. Bukan gimana gimana sih, lebih karena beliau " gak tega" kasih minum Aisha lewat NGT

YES bawa anak jika

1. Saya akan membawa Aisha jika posisinya saya sebagai peserta dan bukan trainer. Tapi pernah juga nih saat saya jadi trainer, berharap ibu ikut menemani ke kantor, ternyata ibu sedang sakit, takut menulari Aisha. Mau dibatalkan, kok mendadak sekali. Alhasil Aisha saya bawa dan dibuatkan istana dari kursi untuk Aisha tidur tiduran. Alhamdulillah selama acara dia tidur pulas, acaranya setelah terapi soalnya.

2. Jika ada undangan yang mengharuskan membawa anak, atau ada brand yang memang mencari ibu ibu dengan anak (seperti brand baju menyusui) 


Atau jika bagian Humas menginfokan bahwa acaranya acara gathering santai dan memang diperbolehkan membawa anak. Saya akan mengusahakan untuk tetap menitip Aisha. Kalau terpaksanya tidak bisa, ya mau gak mau saya bawa. Aisha memang lebih banyak tidur kalau siang, jadi selama saya bisa konsentrasi mencatat liputan acara dan Aisha tenang, maka buat saya in Sha Allah itu nggak akan mengganggu baik penyelenggara acara maupun saya dalam bekerja. 

Tertangkap kamera teman blogger lagi asik reportase

3. Melihat tempat acara
Lihat lokasi acaranya seperti apa. Pernah saya ada undangan event OOM di hotel, dan bayangan saya pasti ruangan akan hingar bingar. Saya usahakan datang dengan mengajak serta Uti. Jadi kami tukeran. Uti kebetulan suka dengan acara OOM (Oriflame opportunity Meeting) jadi saya minta Uti duduk di dalam ruangan, saya jaga Aisha di luar. Nanti pas giliran saya maju, baru minta Uti jaga Aisha sebentar di luar. Agak ribet memang ya, tapi so far Uti lebih suka begitu daripada saya tinggal Aisha di rumah. Uti sekalian bisa jalan jalan.

4. Melihat aktivitas selama kerja.
Beberapa kali saya beauty class saya bawa Aisha memang. Meskipun saya sebagai trainer. Kenapa? Karena saya punya prinsip mengerjakan pekerjaan saya nggak boleh bikin saya jauh dari anak. Biasanya untuk lingkup acara yang kecil dan hangat, justru Aisha bisa jadi bahan pembuka perkenalan saya. Namun jika acaranya cukup besar, keterlibatan saya sebatas di "belakang panggung" sehingga tidak mengganggu jalannya acara.


Taruh Aisha di pojokan

TIDAK bawa anak jika

1. Acaranya formal. Undangan tidak hanya ditujukan untuk blogger gathering tapi juga media professional lain. Saya memilih ninggal Aisha atau nggak usah datang sekalian. Biasanya untuk acara yang pesertanya banyak, kemudian tempatnya juga bukan kafe atau tempat makan tapi di meeting room, saya memilih PASS

2. Acaranya malam hari.
Semua event yang acara malam saya akan memilih gak bawa anak. Selain gak bagus untuk kesehatan anak, waktu malam juga waktu anak anak istirahat. 


Kalau butuh konsentrasi dan acara malam.hari, Aisha gak diajak

3. Event yang membutuhkan mobilitas tinggi.
Karena saat ini Aisha harus selalu digendong, untuk acara yang membutuhkan jalan jalan atau olah raga, saya skip juga hehehe....bisa encok jalan jalan bawa Aisha yang sudah hampir 8 kilo niih. 


Artikel terbaru di blog mak Noni
Nah, soal tips menyampaikan kata "Ibu kerja dulu, yaaa" kepada anak, saya dapatkan tips dari momblogger  idola yang pernah jadi Blogger of the Month KEB, mom Noni Rosliyani. Mak Noni ini seorang blogger yang juga seorang editor. Kisah hidupnya bisa dilihat di www.nonirosliyani.com. sebagai ibu bekerja dan tidak punya asisten rumah tangga, mak Noni mengandalkan komunikasi dengan suami mengenai jadwal pengasuhan Aluna (putri semata wayang mak Noni). 

Karena daycare juga ada waktunya pulang setengah hari, Luna terkadang ikut ibu atau bapaknya ke kantor. Untunglah kantor mak Noni dan suami cukup fleksibel juga urusan anak, tapi memang belum pernah Luna dibawa seharian dari pagi, ujar mak Noni. 

Pemilihan daycare menurut mak Noni tidak banyak kriteria. "Syaratnya waktu itu cuma simpel: pengasuhnya ramah ramah, lingkungannya bersih, deket sama rumah (karena saat itu kami belum punya mobil, dan gak tega bawa Luna bayi motoran jauh2), waktunya bisa, harganya masuk." 


Tulisan mak Noni yang inspiratif

Tips juga dari mak Noni saat mencari daycare, usahakan survey ke beberapa tempat. Nah, setelah ketemu yang klik, Aluna diajak tiap weekend ke sana. Tujuan mak Noni untuk mengenalkan ruangan ruangan di daycare pada Aluna, sehingga Luna enggak kaget. 

Tambahan nih dari mak Noni ketika meninggalkan anak untuk bekerja:

1.Jujur.
Pastikan kita pamit sama anak kalau mau kerja dulu. Mak Noni selalu bilang,"Ibu kerja cari uang, buat jalan jalan sama Luna. Main ke mol.. Hahahaha..."

2. Tega.
Saat anak nangis, udah bablas aja. Biasanya kalo nangis gak bakal lama. "Tar juga keslamur yg lain" imbuhnya.

3. Di kantor fokus mikirin kerjaan. 
Mak Noni memilih jarang telpon ke rumah atau bertanya ke pengasuhnya tentang Luna. Percaya aja, anaknya pasti dijaga baik2. Selama mereka gak mengirim pesan dan berkabar sesuatu, memilih untuk percaya Luna baik-baik aja sama mereka

4. Pulang kerja, ya pulang, teng-go. 
Nggak mampir mampir sepulang kerja supaya Luna juga tidak terlalu berharap dan menunggu lama.

Nah, lengkap yaaa sharing mak Noni tentang pengalaman dan tips bekerja tanpa membawa anak. Sebenarnya ini kembali ke masing masing kok, bagaimana kita nyaman tapi tetap jaga professionalisme dalam bekerja. Untuk tulisan mak Noni yang lain, kunjungi yaaa www.nonirosliyani.com. Pasti ketagihan baca postingan postingan inspiratif beliau.

Salam Hangat
/Aya

9 comments

  1. Tega itu syulit loh, Mak... beneran... aku aja belum 100% tega, wkwkwk...

    Tapi salut sama dirimu, hehehe... love buat Aishaaa.. muah-muahh

    ReplyDelete
  2. Aisha mah hebat ya, nemenin bunda kerja tanpa rewel. Kalau udah se-Luna, modal biar anteng adalah dikasih buku & spidol dan gadget ada senjata akhir biar enggak lasak di kantor. :)))

    ReplyDelete
  3. Sebenarnya blogger itu profesi yg paling pas buat para ibu yg punya anak tapi belakangan jadi banyak event yg tidak boleh bawa anak bikin para ibu kudu pandai2 menyiasati. Aku sendiri termasuk yg tegas soal ini bahwa anak no 1. Kalau tidak bisa dikompromikan dg eventnya, aku milih tidak datang meskipun iming2nya goodie bag laptop. Hah? Yang terakhir itu boong. Giling apa laptop gak mau ahahahaa...

    ReplyDelete
  4. Salut deh dengan para supermom.. :)

    ReplyDelete
  5. Kayaknya sulit untuk Harus Tega dan Tidak Update/Telpon tadi ....
    tapi emang bener sih, akibatnya jadi gak fokus kerja malahan

    ReplyDelete
  6. Hmmm..
    artikelnya sangat menambah wawasan
    Sangat bermanfaat sekali

    ReplyDelete
  7. Dulu temen kantorku suka ajak anaknya tapi memang bukan balita. Yang ada aku jadi ajak maen sama si anaknya

    ReplyDelete
  8. Haiii mbak, kalau aku tipe yay kalau harus bawa anak ribet dan nggak fokus nanti.
    Tapi semua tergantung pilihan masing2 sih dan harus tau mana yg prioritas seperti yg mbak Kartika jelaskan
    Nice sharing

    ReplyDelete
  9. Sepakat. dulu kalau di Depok prefer daycarein anak misal harus ke kota ada acara, dibanding ninggal di rumah tapi jadi rempong, hehe

    ReplyDelete