Bedah Craniotomy di RS SMC Telogorejo Semarang

Bedah Craniotomy Aisha

Hai Bunds,
Akhirnya kesampaian juga menulis postingan ini setelah sekian lama hanya teronggok di draft. Di postingan kali ini say akan menceritakan secara teknis, pengalaman Aisha menjalani bedah syaraf atau craniotomi di RS SMC Telogorejo Semarang dengan dokter bedahnya adalah Prof. Zainal Muttaqin.

Sebelum baca, mungkin penasaran dengan cerita kenapa Aisha bisa sampai tahap proses bedah syaraf seperti ini




Bedah Syaraf: 
Bedah saraf adalah suatu prosedur medis yang bertujuan untuk melakukan diagnosis atau mengobati penyakit-penyakit yang melibatkan sistem saraf. Bedah saraf tidak hanya dilakukan pada otak, namun juga pada saraf tulang belakang dan serabut saraf tepi yang menyebar ke seluruh bagian tubuh, seperti pada wajah, tangan, dan kaki.(Sumber: alodokter)
Kenapa Aisha butuh di bedah? Ya karena kondisi kejang Aisha sudah tidak bisa ditangani dengan menggunakan obat. Meskipun penggunaan obat sudah berganti ganti formula bahkan hingga dosis tinggi, kejang pada Aisha tetap tidak terkontrol.

Macam-macam Bedah Syaraf

Bedah saraf tumor, untuk menangani penyakit yang disebabkan tumor atau kanker pada organ saraf, seperti glioma, meningioma, neuroma akustik, tumor pineal, tumor hipofisis, dan tumor di dasar tulang tengkorak.
Bedah saraf vaskular, untuk menangani stroke, aneurisma otak, dan
Bedah saraf fungsional, untuk menangani nyeri tulang belakang, trigeminal neuralgia, penyakit carpal tunnel syndrome, epilepsi, dan kedutan wajah (hemifacial spasm).
Bedah saraf traumatik, untuk menangani perdarahan otak, hematoma subdural, hematoma epidural, dan patah tulang belakang.
Bedah saraf pediatrik, untuk menangani penyakit saraf pada bayi dan anak-anak, seperti hidrosefalus, tumor otak pada anak, spina bifida, cranial dysraphism, dan kraniosinostosis.
Bedah saraf spinal, untuk menangani tumor saraf tulang belakang, spondilitis tuberkulosis, dan kelainan bentuk tulang belakang (misalnya skoliosis, lordosis, atau kifosis).
Bedah syaraf yang dijalani Aisha adalah bedah saraf fungsional. Namanya cranotomy. Kata Prof, bagian otak Aisha akan dipisah bagian kanan dan kiri untuk mengurangi bangkitan kejangnya.

Sebelum operasi, rambutnya masih panjang

Sehari Sebelum Operasi

Di hari H-1, kami masuk melalui jalur IGD. Segala surat rujukan sudah diurus pihak prof dan RS. Masuk ke kamar yang sudah dipesan 2 Minggu sebelumnya. Jadi sebelum kami pulang dari rawat inap pasca MRI dan EEG Longterm, kami minta jadwal ke prof Zainal kemudian langsung dihubungkan pada asisten beliau. Segala sewa kamar dan perjanjian sudah diatur oleh beliau.


Setelah masuk ke ruangan rawat inap (kami pilih kamar Deluxe B) dan istirahat, dilanjutkan cek darah dan golongan darah serta rhesusnya untuk  thoraAisha. Aisha juga harus cek thorax dan rekam EKG jantung. Malam hari, dokter Sofyan (dokter anestesi) melakukan visit pada malam hari untuk memastikan kondisi Aisha serta ada atau tidaknya alergi obat.

Hari H

Pagi jam 5 Aisha sudah dimandikan dan dikeramasi. Selanjutnya disuntik antibiotik dan dipasang infus. Oh iya,Tes sebelumnya ada tes alergi antibiotik juga.

Aisha masuk ruang operasi pukul 07.00 dan pukul 12.00 prof sudah keluar dari ruang operasi. Kira-kira operasi berjalan sekitar 5 jam. Jam 12.30 Aisha di bawa ke kamar, masih belum sadar.


Proses Recovery

Setelah keluar dari ruang operasi, Aisha belum sepenuhnya sadar. Sesuai pesan Prof, kami baru bisa memberi makan Aisha minimal 3 jam setelah operasi. Nah, efek pasca operasi ini tiap anak bermacam macam kata prof. Ada yang akan mual dan muntah karena efek anestesi dan juga ada efek intubasi yaitu pemasangan selang di jalur nafas untuk memastikan selama operasi kondisi pasien tetap stabil. Jika ada mual muntah, bisa diberikan anti mual dan Paracetamol. Jika akhirnya tetap muntah, biasanya kami diminta memiringkan badan Aisha ke arah kanan.

Hari ke 2
Senin, Februari 2020
Hari ke tiga (Senin) pasca operasi. Tiap pagi dan malam Aisha masih ada muntah dan demam. Kejang juga masih ada beberapa kali tapi nggak cluster dan tangan gak merentang. Per hari ini kaget sekitar 7 kali (jam 13.00)

Pipisnya jadi lebih banyak karena cairan infus juga masuk lumayan banyak. Harus lebih sering ganti pampers supaya nggak tembus. Aisha lumayan mulai rewel juga karena suhu 38-39 derajat. Kalau menggigil, gpp diselimuti. Jika sudah lewat menggigilnya dibuka aja selimutnya supaya bisa terkompres dengan suhu luar (AC)

Sudah mulai boleh jalan jalan ke luar, jadi kami jalan ke taman di lantai 6. Udaranya segar karena selama ini di kamar terus dan pakai AC. Lihat warna hijau dimana mana dan ada oksigen dari tumbuh tumbuhan memang bikin badan lebih nyaman. Plus ada hangat sinar matahari.

Cari udara segar di taman RS.

Hari ke 4
Rabu, 19 Februari 2020
Aisha masih muntah, lebih karena batuk batuk mungkin efek alat bantu nafas yang dipasang ketika operasi. Dokter Titin dan Prof Zainal juga visit dan menyarankan untuk cek supaya Aisha diberi obat anti mual, fisioterapi dan nebulizer untuk meringankan dahaknya.

Bunda juga tepuk tepuk seperti yang diajarkan mbak Hikmah dan mbak Meti kalau chest terapi. Aisha lumayan tenang kalau ditepuk tepuk. Udah lumayan rewel soalnya demam sudah gak ada dan gak pakai Paracetamol lagi. Paracetamol juga berfungsi sebagai pereda rasa sakit, jadi mungkin udah mulai kerasa pusing pusingnya mungkin ya.

Aisha udah mulai minta gendong. Kalau rewel maunya dipangku.

Hari ke 5
Kamis, 20 Februari 2020
Rencana hari Kamis sudah stop antibiotik, lepas infus dan mulai dikondisikan untuk tidak pakai alat alat medis sebagai penyesuaian kondisi di rumah.

Aisha di uap pakai pulmicot 0,5 dan NaCl untuk mengencerkan dahak plus ditepuk tepuk chest terapi untuk membantu mengeluarkan lendir. Kalau nggak keluar lewat muntah, mungkin bisa juga lewat BAB.

Karena muntah kemarin sampai 5 kali sehari dan hari ini 4 kali sampai jam 5 sore, susu Aisha diganti pakai peptamen. 3 sendok untuk 100 ml air katanya langsung terserap tubuh dan terbuat dari Whey protein. Katanya sih menaikkan BB, menurunkan kejang dan membuat kondisi tubuh lebih fit.

Masih bengkak dan muntah

Hari ke 7
Sabtu, 22 Februari 2020
Karena terlalu sibuk sama muntah, sampai kami gak sadar kalau Aisha sudah tidak kejang lagi, Alhamdulillah. Kami happy sekali untuk pertama kalinya dalam hidup Aisha, dalam sehari Aisha tidak kejang. Kami berharap ini bertahan hingga selamanya. Tapi memang Prof bilang, masih akan terus diobservasi sampai 3 bulan ke depan untuk melihat perkembangannya.

Berpamitan dengan Prof Zainal

Hari ke 9
Senin, 24 Februari 2020
Alhamdulillah hari ini Aisha sudah bisa lepas jahitan. Selanjutnya sudah boleh pulang. Hingga saat ini karena Aisha masih beberapa kali mual, maka minum untuk Aisha diatur sedikit sedikit tapi sering. Jam minum Aisha mulai diubah. Jadwalnya menjadi pukul 07.00, 10.00, 13.00, 16.00, 18.00, dan 22.00. Obat obatan yang dikonsumsi pasca operasi ini ada nerfoz untuk anti mual, antibiotik cefspan dan ozen citirizine.



Perkembangan Aisha setelah proses operasi nanti saya tulis lagi di postingan selanjutnya ya. Semoga semakin hari, Aisha semakin membaik lagi. Jika ingin kenal Aisha lebih dekat, cus ke instagram @kartikanugmalia ya.

Salam sehat
/Aya

Kartika Nugmalia

17 comments

  1. Alhamdulillah, semoga Aisha terus membaik, ngga kejang lagi dan sehat terus ya say..anak Solehah..peluuk..

    ReplyDelete
  2. Sabar ya bun dan semoga anaknya cepat sembuh dan tidak kejang lagi.

    ReplyDelete
  3. Proses yang panjang dari sebelum operasi hingga pasca operasi sampai kejangnya hilang. Semoga dek Aisha selalu diberi kesehatan ya.

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah, semoga selalu sehat ya, dedek Aisha.
    Pengalaman seperti ini menjadi hal positif yang bisa dibagikan ke teman-teman, ya Mbak. juga ke pembaca. supaya jadi wawasan baru dan info yang akurat.

    ReplyDelete
  5. Ya Allah.. saya tuh ga tega kalau lihat anak kecil penuh selang dan di operasi gitu. sebab kejangnya Aisha itu karena apa ya, Mba sampai-sampai Aisha harus bedah syaraf?

    ReplyDelete
  6. Aisha, kangen dirimu nak, gemas lihat pipi montoknya Ais.
    Semoga setelah operasi semakin membaik dan sehat-sehat selalu.
    Ditunggu postingan pasca bedah craniotomy, penasaran selalu dengan cerita-cerita perkembangan Aisha.

    ReplyDelete
  7. Semoga lekas membaik untuk Aisha ya mbak..semoga makannya juga tambah banyak

    ReplyDelete
  8. ALhamdulillah pembedahannya lancar ya Aisha, sehat terus setelahnya ya. Aku langsung googling bedan craniotomy nih mbak.

    ReplyDelete
  9. Tak terasa...menetes air mata ini, kak.
    Semoga Allah kuatkan Mama Kartika selalu. Jauhkan Aisya dari sakit, sehat selalu, cantik...sholiha.

    MashaAllah.
    Syafakillahu.

    ReplyDelete
  10. selalu sehat dek. aku pernahnya eeg trus ngebaca kalau eeg itu kudu bius kalau anak-anak berarti si adek juga dibius ya. masyaAllah kuat ya sayang. sehatttt :*

    ReplyDelete
  11. Semangat dek Aisha... semoga lekas pulih dan selalu sehat... peluk dari jauh...

    ReplyDelete
  12. Semoga sehat selalu ya Aisha. Salut untuk orangtuanya yang tetap sabar dan semangat mengurus Aisha. Semoga diberikan pahala yang berlimpah.

    ReplyDelete
  13. Aisha cantik, sehat selalu dan semangat terus ya, nakkk...

    ReplyDelete
  14. Terima kasih banyak sudah menulis pengalamannya bund...sangat bermanfaat ❤️
    Anak saya juga epilepsinya tergolong bandel...berkat pengalaman bunda, saya ada rencana juga pergi ke Semarang untuk Konsul ke prof Zainal ❤️🙏

    ReplyDelete