Sikat Gigi Sekarang, Tanamkan Kebiasaan Baik Untuk Anak

Anak rajin sikat gigi

 "Kakak Shoji, Kakak Rey apa sudah gosok gigi?" 

Setiap malam sepertinya para bunda tak pernah lupa menanyakan hal ini ke anak-anak ya? kayanya ada yang kurang gitu kalau belum ceki-ceki soal kebersihan gigi sebelum tidur. Kebiasaan baik yang memang sudah dibangun bahkan sejak mereka masih belum bisa pegang sikat gigi sendiri, alias disikatin akhirnya membawa hasil juga. Menyanangkan karena saat ini saya tinggal memetik hasilnya. Menyikat gigi sebelum tidur dan setelah sarapan merupakan habit yang sudah otomatis mereka lakukan tanpa perlu disuruh apalagi dipaksa. 

Berdasarkan survey global yang dilakukan terhadap 6700 responden dengan usia diatas 18 tahun di 8 negara, tercatat  70% masyarakat saat ini memberikan perhatian ekstra pada kesehatan fisik dan mental, sementara perawatan gigi dan mulut belum menjadi prioritas. 
Pepsodent Siwak

Disebutkan juga bahwa 64% responden mungkin mencuci tangan dibandingkan menyikat gigi serta 52% menggunakan pembersih tangan daripada obat kumur. Dari hasil yang disampaikan oleh Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. selaku Head of Sustainable Living Beauty & Personal Care and Home Care Unilever Indonesia Foundation sesungguhnya menjadi pengingat bagi kita bahwa sesungguhnya kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut saat ini kurang mendapatkan perhatian. Dari hasil survey pula tercatat bahwa ada 30% responden yang mengatakan bahwa mereka pernah tidak sikat gigi sama sekali dalam 24 jam atau seharian. Padahal kita makan dan minum, menggunakan mulut dan gigi bersentuhan dengan makanan kemudian tidak membersihkannya tentu ada efek dan risiko yang harus kita tanggung di masa depan.



Sedikit cerita di depan sebagai pengantar, apa yang ingin saya sampaikan terkait keikutsertaan saya dalam acara Konferensi Pers Virtual Pepsodent - Hari Kesehatan Gigi dan Mulut 2021 yang diselenggarakan berkat kerjasama Kementrian kesehatan Republik Indonesia, FDI, Unilever serta Persauan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dalam memperingati World Oral Health Day 20 Maret 2021. Kampanye yang diangkat tahun ini adalah: Sikat Gigi Sekarang. Senyum Sehat Untuk Hidup yang Lebih Sehat. Kabiasaan baik sikat gigi dua kali sehari, sebelum tidur dan sesudah sarapan adalah langkah kecil yang bisa kita lakukan, namun memberikan dampak baik bagi kesehatan dan habit anak di masa depan. 


Acara ini mengundang beberapa keynote speaker dan pembicara yang mampu memberikan insight baru mengenai dampai membiasakan gosok gigi dua kali sehari dan efeknya terhadap kesehatan dan daya tubuh khususnya di masa pandemi seperti saat ini. 

Ira Noviarti, Presiden Direktur Unilever Indonesia


Ira Noviarti 
Presiden Direktur Unilever Indonesia

Acara dibuka dengan sambutan dari ibu Ira. Ibu Ira memaparkan bahwa keusuksesan yang didapat Unilever saat ini tentunya harus mampu memberikan manfaat dan positif impact bagi masyarakat dan masa depan. Berbagai inovasi dan pengabdian Unilever telah teruji terutama selama masa pandemi. 

Tahun lalu, Unilever mensupport memberikan berbagai bantuan pemerintah dan masyarakat sesuai dengan penanganan yang dibutuhkan. Puluhan ribu alat PCR, ribuan bantuan APD untuk nakes. memberikan financial support 144 ribu UMKM membuktikan bahwa Unilever juga berkomitmen untuk mensukseskan jejaring UMKM di Indonesia. Seperti juga misi dan visi yang dijalankan selama ini, Unilever melalui brand Pepsodent yang kini ada di hampir setiap rumah di Indonesia berkomitmen untuk menjaga setiap senyuman dengan seluruh rangkaian produk Di hari kesehatan mulut sedunia 2021 Pepsodent ingin kembali mengingatkan kita untuk terus mewujudkan kebiasaan baik menggosok gigi untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.


Dr. Gerhard Seebergers  
President Fédération Dentaire Internationale (FDI)

Dr. Gerhard, President FDI


Partnership 16 tahun bersama Unilever merupakan sesuatu yang sangat membanggakan. FDI bersama Unilever dinilai telah cukup membantu banyak anak untuk membiasakan kebiasaan baik. Melihat pengaruh baik terhadap anak- anak, keluarga, serta komunitas adalah sebuah pencapaian bagi FDI.  Global awareness campaign yang dihelat saat ini memang diawali dari hal yang paling mendasar yakni menyikat gigi dua kali sehari serta membatasi makanan dan minuman bergula yang masuk ke tubuh kita. Meskipun ini merupakan hal yang dinilai kecil, namun afek jangka panjang dari kebiasaan ini bisa menjaga kesehatan tubuh kita dan memberi manfaat jangka panjang ke depan.

Makanan dan minuman tinggi gula terbukti bisa memicu penyakit serius seperti diabetes dan kanker jika dikonsumsi secara berlebihan, jadi menbatasi asupan makanan dan minuman tinggi gula adalah pilihan yang bijak. Dr Grthard menyampaikan bahwa kita harus bangga dengan kesehatan gigi dan mulut kita. membiasakan menjaga kebersihan gigi dan mulut dan menyebarkannya kampanye baik ini di masyarakat. Dr Gerhard menyadari bahwa mengunjungi dokter gigi selama pandemi menurun bisa jadi dikarenakan berbagai kekhawatiran. Padahal kesehatan gigi dan mulut tidak seharusnya lepas dari prioritas karena kita hanya berfokus pada kesehatan tubuh dan mental saja. 

Berawal dari diri sendiri, mari jadikan diri kita sebagai agen pembawa awareness kepada masyarakat. dimulai dari diri sendiri dan keluarga, berlanjut pada komunitas kecil terdekat kita. Impact dari gerakan ini tentunya akan membawa dampak baik pada masayarakat luas jika kita melakukannya decara kontinu. 

drg. Oscar Primadi, MPH 
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia

drg. Oscar, Sekjen Kemenkes RI

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh drg Oscar. menurut beliau, sudah selayaknya momentum peringatan hari kesehatan gigi dan mulut in masyarakat berubah. Hidup bersih sehat tidak bisa ditawar. Kesehatan gigi dan mulut penting, karena mulut merupakan bagian penting dari pencernaan makanan dalam tubuh.

Kemenkes menyambut baik momen perayaan ini. Diharapkan dengan adanya peringatan hari kesehatan gigi dan mulut ini perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut bisa mendapat perhatian masyarakat. FDI dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia sudah melakukan peran sertanya dengan baik. Menjaga Indonesia hebat dan maju serta menjadi bagian penting dari perjuangan melawan covid. Semoga semua seluruh sejawat yang dipanggil Tuhan terlebih dahulu diterima amalnya disisi Tuhan.

Tantangan saat ini adalah memulai lagi mengkampanyekan gosok gigi dua kali sehari. Karena sakit yang diakibatkan masalah gigi dan mulut tentunya tidak bisa dipisahkan dengan kesehatan tubuh secara umum. Kesadaran masyarakat untuk menyikat gigi, dinilai masih sangat rendah. Begitu pula dengan kesadaran untuk mengunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Mungkin ada kekhawatiran kemungkinan penularan covid yang terjadi, apalagi memeriksakan gigi dan mulut berpotensi besar menjadi penyebaran virus covid. Namun kini, semua bisa teratasi dengan adanya teledentistry, telekonsultasi serta telemedicine. 

Akhir kata yang disampaikan drg Oscar, masyarakat jangan berhenti mengakses fasilitas kesehatan gigi, tetap mematuhi protokol kesehatan 3M dan selalu berdoa agar semua ikhtiar mendapatkan ridho dari Allah.  

Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. 
Head of Sustainable Living Beauty & Personal Care and Home Care Unilever Indonesia Foundation


Menuju Indonesia Bebas Karies 2030 merupakan target utama Unilever Indonesia Foundation. Program sekolah yang diinisiasi sejak 1995 ini bertujuan memberikan edukasi dan layanan pemeriksaan serta perawatan gigi secara gratis. Hingga kini sudah menjangkau 22 juta anak Indonesia dan harapan tahun 2025 akan menjangkau 25 juta anak. Unilever paham pentingnya membekali pengetahuan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga memberikan dampak hidup lebih sehat di masa depan. Unilever sangat mengapresiasi peran FDI dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia dalam peran serta dan dukungannya pada program program dari Unilever Foundation. 

Indonesia Bebas Karies 2030

Sejak 2010, telah rutin dicanangkan bulan kesehatan gigi nasional yang memberikan lebih dari 520.000 layanan periksa gigi secara gratis mengenai kesehatan gigi dan mulut kepada lebih dari 30.000 masyakarat, termasuk konsultasi secara rutin.  

Di tahun 2020, Unilever Foundation juga mengumpulkan lebih dari 260 juta donasi, bekerjasama dengan Ikatan Pemulung Mandiri Indonesia dan kitabisa.com. Donasi diberikan dalam bentuk 2.300 hygiene kit agara pemulung dapat terlindungi ketika bekerja serta mesin press sampah untuk meningkatkan efisiensi dan nilai jual sampah. 

drg. Mirah menekankan perilaku hidup bersih sehat tampaknya terus meningkat. Tapi tidak linier untuk gigi dan mulut. Harus ada urgensi bahwa gigi dan mulut penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Cara sederhana sikat gigi pagi setelah sarapan makan dan sebelum tidur cukup untuk mengurangi risiko terserang penyakit gigi dan mulut.

Bulan Kesehatan Gigi Nasional

Dari 30% responden yang sama sekali tidak sikat gigi selama 24 jam ternyata penyebabnya adalah malas. Bahkan menurut hasil survey, 25% responden berangkat kerja tanpa sikat gigi setelah sarapan.  Ketika kebiasaan buruk dilakukan terus menerus akan menyebabkan permasalahan. Dari hasil survey, terdata 73% orang mengalami masalah gigi dan mulut selama pandemi karena enggan ke dokter gigi dan mulai kurang memperhatikan kebersihan area gigi san mulut. Masalah gigi yang dialami antara lain: mulut kering, bau mulut, gusi dan gigi berdarah saat menyikat gigi, nyeri pada gigi, gusi dan mulut serta timbulnya karies baru. Kondisi ini semakin buruk karena semakin tingginya risiko penularan virus corona yang membuat masyarakat enggan periksa ke dokter gigi. 

Dr. drg. R. M. Sri Hananto Seno, Sp.BM (K). MM 
Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI)

Pembahasan dr Mirah juga menjadi perhatian drg. Seno. Beliau menyampaikan bahwa konsistensi perawatan kebersihan gigi dan mulut yang kurang secara langsung mempengaruhi kondisi kesehatan gigi dan mulut. Tidak teraturnya menggosok gigi, tidak cukup bersih dalam menggosok gigi, bulu sikat yang rusak, malas untuk sikat gigi sebelum tidur serta keteladanan orang tua pada anak dengan memberi contoh kebiasaan sikat gigi, ternyata juga berdampak pada kurang pedulinya anak-anak terhadap kesehatan gigi mereka. 

Masalah kesehatan gigi selama pandemi

Duma Riris 
Selebriti dan ibu dua anak

Sebagai seorang ibu dari dua anak dan juga publik figur, ternyata Duma Riris punya tips dan trik tersendiri untuk mengajarkan kepada anak cara menjaga kesehatan gigi dengan menyenangkan. Seperti yang disampaikan dr. Mirah, bahwa ketika orang tua tidak menyikat gigi, hal ini mengakibatnya anak anak 7 kali melewatkan waktu menyikat gigi mereka. Jadi disini peran orang tua sebagai model untuk menanamkan kebiasaan baik pada anak ternyata sangat penting. 

Bahkan, menurt hasil survey, 50% orang tua membebaskan anak untuk mengkonsumsi makanan manis sebelum tidur serta 22% orang tua membebaskan anak tidak menyikat gigi sebelum tidur. Tanpa disadari, hal ini membangun kebiasaan jelek dalam keluarga yang akan terbawa sampai besar. Teemasuk menunda ke dokter gigi jika ada masalah gigi dan menunggu sampai benar benar sakitnya menjadi serius. 

Duma Riris, Selebritis

Menurut drg. Seno, masalah masalah gigi seperti OH indeks, karies, ginggivitis maupun periodontis adalah titik awal yang bisa memicu banyak sakit serius, termasuk covid 19. Menurut beliau, pintu masuk manusia adalah rongga mulut . Kalau ada masalah di gigi/gusi misalnya pembengkakan gusi, ini bisa mengarah ke infeksi pembuluh darah yang akan menyebar dan beredar ke seluruh tubuh. Apalagi jika sampai masuk ke jantung. Tentunya hal ini akan sangat membahayakan kesehatan dan jiwa. maka jangan sampai cuci tangannya rajin, namun tidak sikat gigi. 

Hal serupa juga disampaikan oleh Duma Riris. Selama pandemi tentu saja membawa dampak dirinya lebih protekrif dalam menjaga kesehatan keluarga. Apalagi sesuai perannya sebagai ibu, mental melindungi keluarga adalah tanggungjawab yang harus diemban. Duma merasa sebagai ibu dia harus bisa mengatur waktu secara efektif supaya semua kebutuhan keluarga bisa terpenuhi dengan optimal. Mulai dari menemani anak sekolah online, bekerja dari rumah serta menyiapkan berbagai kebutuhan rumah untuk suami dan anak-anak. 

Masalah gigi dan mulut yang terjadi 


Menurut Duma, keberhasilan memberi contoh anak adalah strategi terbaik agar anak-anak bisa melakukan apa yang kita minta. Bukan dengan cara ngomelin, tapi dengan contoh langsung. Seperti juga ketika meminta anak menggosok gigi rutin. Duma sudah melatih anak-anak bahkan sejak mereka belum bisa memegang sikat gigi sendiri. Dari kecil menggunakan kain kasa, sikat halus, sampai sikat anak-anak seperti sekarang. Jadi memang dibiasakan dari sejak kecil sehingga menjadi habit bersamaan dengan mereka tumbuh semakin besar. Anak anak Duma juga bisa mengidentifikasi siapa yang belum gosok gigi, karena anak anak lebih memilih tidur bersama mama dan papa yang nafasnya wangi. 

Pesan dari FDI

Drg. Seno juga menambahkan, dampak sakit gigi yang menyerang anak itu berpengaruh juga pada fisik dan semangat belajar anak. Jika ada satu saja gigi yang sakit, akan mengurangi nafsu makan. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman dan kurang konsentrasi dalam belajar. Jika berlangsung dalam waktu lama, bisa jadi anak anak semakin lesu, malas makan, kurang mendapat nutrisi yang bisa menghambat cita-citanya. 

Selanjutnya drg. Seno juga menjelaskan, bahwa sakit gigi seperti radang memiliki resiko lebih besar terpapar covid. Jika tidak menjaga kesehatan mulut, maka akan terjadi fermentasi di sela sela gigi dan gusi yang bisa berakibat gusi menjadi infeksi. covid mudah sekali menyebar di gusi yang meradang. Oleh karena itu penting sekali kita semua untuk saling mensupport kebiasaan baik demi kesehatan tubuh optimal di masa pandemi ini.  

dr Mirah juga berharap  slogan "Senyum sehat untuk hidup lebih sehat" menjadi jalan edukasi yang berkesinambungan. Momentum ini sangat mungkin digunakan untuk menggiatkan kampanye menanamkan kebiasaan baik menyikat gigi dua kali sehari pada anak anak. Orang tua sebagai kunci yang bisa mengajak anak mengubah perilaku kehidupan lebih baik. Kesehatan secara umum sangat terkait dengan kesehatan rongga mulut. Mari bersama mewujudkan Indonesia bebas caries 2030. Membangun kesadaran anak mau sikat gigi. sehingga saat ada sakit gigi atau sariawan anak-anak lebih aware sama tubuhnya sendiri terutama bagian gigi dan mulut sebelum merambah ke kesehatan secara umum.
Cara menggosok gigi yang baik 

Dari aku sendiri sangat setuju dengan beberapa poin yang tadi disinggung selama diskusi. Menurutku memang kebiasaan menggosok gigi dua kali sehari memang harus diajarkan oleh oreng tua yang berperan sebaagi role model dan fasilitator. Jika kebiasaan ini dimulai sejak anak-anak, sudah pasti aka  terbawa hingga dewasa. Menjaga kesehatan mulut adalah hal esensial sebagai barier tubuh terhadap berbagai virus dan kuman penyakit yang berpotensi menyerang kesehatan kita. Menghindari konsumsi makanan dan minuman manis juga merupakan salah satu kebiasaan baik yang harus diajarkan sejak kecil. Jadi, sudah siapkah kita menjadi model bagi anak-anak kita?

Salam Sehat
/Aya

Kartika Nugmalia

10 comments

  1. Tentang poin berikut ... "Dari 30% responden yang sama sekali tidak sikat gigi selama 24 jam ternyata penyebabnya adalah malas. Bahkan menurut hasil survey, 25% responden berangkat kerja tanpa sikat gigi setelah sarapan" jadi sebetulnya berapa kali sih sikat gigi yang bener itu?
    Terakhir aku ke dokter gigi, katanya ngga boleh terlalu sering juga. Apa tiap kali selesai makan harusnya sikat gigi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Engak kak. Kalau dari FDI dan PDGI kemarin cukup 2 kali sehari. Setelah sarapan dan sebelum tidur. Jadi paling enggak dalam 24 jam harusnya 2 kali sikat gigi kan ya?

      Delete
  2. Di masa pandemi gini mungkin rasa takut ke dokter makin ada, bukan takutnya melihat dokter tapi parno dengan si virus itu.

    Penerapan kebiasaan baik perlu diterapkan, ya minimal 2x sehari ya, jangan sampe seharian ndak sikat gigi 🙈

    ReplyDelete
  3. Selama pandemi jadi tambah malas ya mbak mau sikat gigi hehee
    Kalo aku udah jera pernah sakit gigi, menyakitkan banget wkwk

    ReplyDelete
  4. Wah sepertinya ada varian baru dari produk Pepsodent ya... Itu ada siwak warna coklat yang dipegang adiknya.

    ReplyDelete
  5. pepsodent pasta gigi keluarga indonesia, dimana perawatan gigi diawali dengan pasta gigi yang baik. jadi gunakan 2x sehari sikat gigi dengan pasta gigi pepsodent

    ReplyDelete
  6. Ini nih kebiasaan baik yang harus dilakukan sedari kecil agar kelak dewasa sudah terbiasa gosok gigi dengan pepsodent

    ReplyDelete
  7. Kalau anak saya paling suka gosok gigi, mungkin pengaruh sounding emaknya dari bayi buat rajin sikat gigi. Soalnya saya punya pengalaman nggak enak dengna gigi waktu kecil.

    ReplyDelete
  8. Sejak pandemi, kami sekeluarga makin rajin sikat gigi. Jangan sampai skip deh. soalnya kami masih takut-takut nih ke dokter gigi. Awal pandemi sempet kami semua bermasalah dengan gigi dan mulut. Jadinya sekarang lebih aware. Btw, Pepsodent punya varian baru, ya. Duh harus nyoba nih kayaknya. Nyari ahhh...

    ReplyDelete
  9. Anakku juga aku disiplinkan untuk sikat gigi mbak. Biasanya sehabis sarapan/setelah makan yg manis2 dan sebelum tidur. Alhamdulillah... sekarang jadi terbiasa sendiri

    ReplyDelete