Showing posts with label first year. Show all posts

Seberapa perlu CT scan dilakukan?

Alat CT Scan, foto dari mediskus.com
Hai Bundas

Kali ini saya mau cerita mengenai CT scan Aisha. Kenapa Aisha perlu CT scan segala sih? Bukannya berbahaya yah CT scan itu, terutama untuk anak anak karena pengaruh radiasinya.

Well, hasil baca baca saya disana sini, jika memang tidak terpaksa sekali, CT scan sebenarnya tidak perlu dilakukan. Termasuk untuk anak yang kepalanya sering terbentur, asalkan benturannya itu tidak membuat behaviour si anak berubah. Jika setelah terbentur anak sempat pingsan, maka itu tanda tanda bisa terjadi gegar otak ringan, mungkin CT scan memang diperlukan. Namun jika tidak ada bengkak di bagian tubuh lain (selain yang terkena benturan), maka insyaAllah kondisi kepala anak baik baik saja dan tidak perlu CT scan.

Seperti pada cerita sebelumnya,

Baca: Sekilas tentang Toksoplasma dan CMV

Kami sedang berusaha menegakkan diagnosa untuk Global Developmental Delay Aisha. Karena lingkar kepalanya yang kecil, ada kekhawatiran mengarah pada mikrosefali, ada ketakutan juga kalau ubun ubunnya sudah menutup. CT scan ini juga untuk memastikan kondisi otak Aisha seperti apa dan bagaimana penanganannya.

Untuk CT scan, kami tidak perlu menunggu lama, setelah dapat approval dari dokter anak (dokter Vetria) kami mendapat surat rujukan untuk langsung cek kepala Aisha dengan CT scan.
Baru pertama kali mengantar untuk periksa CT scan, langsung ditanya sama mas teknisinya, "ibu nggak lagi hamil kan?" disarankan oleh mas teknisinya, kalau saya sedang hamil, ayahnya saja yang menunggui. Karena saya Alhamdulillah tidak sedang hamil, maka saya bisa menemani Aisha, namun selanjutnya saya diminta untuk menidurkan Aisha dulu, karena CT scan bisa terlaksana kalau hasil fotonya gak blur dan kepala Aisha bisa tenang.

Akhirnya kami ijin keluar dulu menidurkan Aisha, sudah beberapa kali gantian sama Ayah Shoji, Aisha belum mau tidur juga. Lalu mas teknisi menawarkan opsi, apakah mau diberi obat tidur atau dipegangi saja dagunya. Saya nggak tega, kasian Aisha kalau dibius lagi. Akhirnya Ayah bersedia memegangi dagu Aisha selama pemeriksaan.

Sebelum dimulai, saya diminta untuk masuk ke ruangan di sebelah (seperti pemantau dan kami melihat lewat kaca). Untuk Ayah Shoji diberi baju khusus untuk mengurangi radiasi.

Akhirnya pemeriksaan dilakukan. Tidak sampai 5 menit kok, cepet banget kayanya. Saya sambil berdoa harap harap cemas, hasil fotonya bagus sehingga tidak perlu mengulang.

Untuk hasil CT scan ini, katanya bisa diambil hasilnya di hari berikutnya, jadi hanya perlu menunggu 1 hari untuk bisa dapat hasilnya.

Keluar dari ruangan CT scan, Aisha saya gendong. Sedari tadi ditidurkan sampai gantian. Ayah dan bundanya turun tangan gak mempan, eh ternyata keluar ruangan sudah pulas dia. Ajaib memang Aisha ini hehehe...

Deg degan juga sewaktu kami bertemu Dr Vetria untuk mendiskusikan hasil CT scan Aisha. Secara medis sesuai hasil CT scan, Aisha didiagnosa menderita enchepalomalacia lobus parietal bilateral.

Saya langsung googling untuk mengetahui lebih banyak tentang ini.
Encephalomalacia/ Ensefalomalasi adalah perlunakan atau nekrosa otak yang disebabkan gangguan pada vaskularisasi (emboli, trombosa), perdarahan-perdarahan otak, radang bernanah, infeksi jamur, dan defisiensi gizi (Ressang, 1984).

Pada bagian otak, Lobus parietalis letaknya di belakang sulkus sentral. Lobus parietal bertanggung jawab untuk mengintegrasikan informasi sensorik dari berbagai bagian tubuh. Fungsi dari lobus parietalis meliputi pengolahan informasi, gerakan, orientasi spasial, speech, persepsi visual, persepsi rangsangan, rasa sakit dan sensasi sentuhan, dan kognisi.

Kerusakan lobus parietal kiri menyebabkan sindrom Gerstmann, afasia (gangguan bahasa), dan agnosia (persepsi abnormal benda). Jika yang rusak yang kanan, maka penderita akan kesulitan dalam membuat sesuatu, keterampilan perawatan pribadi terganggu dan kemampuan menggambar.  

Dalam kasus Aisha, enchepalomalacia lobus parietal bilateral,  menyebabkan sindrom Balint,  yang ditandai dengan terganggunya perhatian visual dan aktivitas motorik.

Hela nafas dulu...
Kaget, sedih, terpukul...pasti. Tapi apapun itu, kami berusaha memberikan perawatan terbaik untuk Aisha dan tetap berpikir positif, karena kami percaya, semua hal masih sangat mungkin terjadi. Kuatkan ikhtiar dan doa selalu :)

Love,
/Aya


ASSR test untuk Aisha

Test ASSR


Hai Bundas,

Masih ingat ya cerita Aisha saat menjalani test OAE. Ceritanya bisa dibaca disini

myvioletya.blogspot.co.id/2016/04/screening-gangguan-pendengaran-dengan.html?m=0

Nah, karena hasil test OAE Aisha kanan REFER dan kiri REFER, maka saran dokter THT saat itu adalah melakukan test BERA pada awalnya. Test BERA pernah saya ceritakan di postingan ini (yang menjalani test BERA Shoji, bukan Aisha). 

myvioletya.blogspot.co.id/2014/05/dan-keajaiban-itu-bernama-speech-delay.html?m=0

Kenapa sih dilakukan test test seperti ini? Seperti pernah saya sampaikan, ada indikasi anak tidak merespon saat diperdengarkan suara, biasanya ada masalah dengan pendengaran atau ada masalah dalam syaraf responnya. Nah yang pertama kali diperiksa adalah organ pendengarannya.

Tahapan kita bisa mendengar suara kurang lebih seperti ini 
1. Suara ditangkap daun telinga dan diarahkan melalui saluran telinga 
2. Getaran suara ditangkap gendang telinga dan diteruskan ke telinga tengah 
3. Getaran diteruskan oleh tulang – tulang sanggurdi ke jendela rumah siput 
4. Rumah siput menghantarkan getaran melalui cairan yang memenuhi rumah siput sehingga dapat ditangkap oleh sel – sel saraf rambut getar dalam rumah siput 
5. sel – sel saraf rambut getar di rumah siput menghantarkan sinyal listrik akibat getarannya ke saraf pendengaran 
6. saraf pendengaran menghantarkan sinyal listrik ke otak 
7.otak menerjemahkan sinyal listrik sebagai sensasi bunyi 

Berasa kembali ke kelas 6 SD saya saat belajar panca indera hehehe...

Tes yang dijalani Aisha kemarin adalah TES OAE (Oto Acoustic Emission). Ini fungsinya menguji kinerja alat pendengaran dari gendang sampai rumah siput tetapi terutama rumah siput. Cara kerjanya dengan memberikan nada murni ke telinga dan menangkap responnya melalui perubahan tekanan di saluran telinga. Kemarin sih saya baca tulisan dari dr.Mita (dokter THT yang memeriksa Aisha), diagnosanya kecurigaan sensorinerual hearing loss (SNHL) yaitu kerusakan sel saraf di rumah siput. 

Oleh sebab itu, Aisha perlu pemeriksaan elektrofisiologis lain sehingga dilakukan Auditory Steady State Response (ASSR), atau kadang-kadang dikenal juga sebagai Steady-State Evoked Potential (SSEP). 

ASSR adalah salah satu metode pemeriksaan terbaru yang dapat digunakan oleh para audiologis untuk menentukan prediksi ambang pendengaran pada anak-anak.

Jadi yang namanya gangguan pendengaran itu variatif sekali bunda, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Batas ambang dengar manusia adalah sekitar 20 desibel. Ini kira kira setara dengan suara desir daun atau detak jam dinding. Nah jika tidak bisa mendengar bisikan atau suara lembut (20-45 desibel) biasanya adalah gangguan suara ringan. Selanjutnya jika ambang pendengaran adalah 45-60 desibel disebut gangguan pendengaran sedang. Disebut gangguan pendengaran berat jika ambang dengarnya 75 - 90 desibel (suara dering telepon, Guntur, bayi yang menangis keras). Untuk gangguan pendengaran seperti ini butuh alat bantu dengar (ABD)


Tujuan ASSR adalah untuk membuat estimasi audiogram statistik yang akurat. Pada respons dari ABR diukur dalam microvolts, sedangkan pada ASSR diukur dalam nanovolts. Pada dasarnya, cara pemeriksaan pada tes ASSR ini sama dengan pemeriksaan pada BERA. Yang membedakan adalah frekuensi yang diperiksa serta gambaran hasil tes. Hasil tes BERA gambarannya berupa gelombang-gelombang sedangkan hasil tes ASSR berupa audiogram. 
Dengan tes ASSR bisa diketahui berapa batas ambang dengar Aisha dan lalu dapat digunakan untuk menyetel alat bantu dengar yang tepat


Lalu, kemarin ngapain aja siih?
Awalnya Aisha dibawa ke Panti Rapih dalam keadaan bangun, tapi di jalan Aisha ketiduran. Saat perawat melihat Aisha, dia kaget, karena sebaiknya memang kalau bayi lebih baik saat test tidurnya alami tidak menggunakan obat tidur. 
Nah, mumpung Aisha tidur, perawat dr Ashadi menawarkan untuk test ulang OAE. Akhirnya dilakukan test ulang. Saya berdoa saat itu dua duanya hasilnya PASS. 
Sudah diulang 2x tetap saja hasilnya REFER kanan dan kiri...baiklaaahhh gumam saya. Singkat cerita Aisha terbangun, jadi nggak bisa ditest ASSR. Perawat menanyakan ulang apakah Aisha boleh diberi obat tidur. Karena berat badan Aisha saat itu masih 6,6 kg, sementara yang pernah saya dengar batas pemberian obat adalah 10 kg (hiks...kapan test nya coba)Namun kemudian dr. Ashadi memberikan dosis obat sesuai dengan berat Aisha (kurang lebih 200 gr). Aisha nggak susah sih minum obatnya, awalnya seperti mau muntah, tapi tak lama setelah dia nenen, Aisha ketiduran.
Pemasangan kabel lumayan ribet, tapi akhirnya selesai. Aisha kelihatan manis sekali dalam tidurnya :)
Baru selesai test untuk telinga kiri, ternyata Aisha terbangun. Hiks hiks, jadi belum bisa dapat hasil telinga yang kanan. 
Kata dokter Ashadi saat membaca hasil test, ambang pendengaran Aisha sekitar 30 desibel, which is sebenernya normal. Dan kabar baiknya Dokter Ashadi membaca hasil OAE Aisha sewaktu usia 2 minggu, telinga kanan PASS...insyaallah sih semuanya baik...
Alhamdulillah ya Allah, satu rangkaian test sudah terlewati. Dokter Ashadi lalu menyarankan kami bertemu dokter spesialis tumbuh kembang anak. Karena memang Aisha tumbuh kembangnya tidak sesuai dengan tumbuh kembang anak seusianya.Hal yang menjadi pertanyaan besar adalah, kenapa OAE hasilnya REFER meski sudah diulang beberapa kali?
Salah satu penyebab gagalnya test adalah kondisi anak sedang tidak fit (batuk pilek) atau lubang telinganya terlalu kecil. Saya juga ingat saat test OAE itu Aisha memang agak pilek. Dokter Ashadi bilang Aisha harus sering sering distimulus dengan berbagai suara supaya telinganya terbiasa mendengar berbagai macam frekuensi bunyi. Cerita mengenai hasil konsultasi dengan dokter anak di postingan selanjutnya yaaa

Love,
/Aya

Screening gangguan pendengaran dengan OAE

 test OAE

Hai Bundas,

Bagaimana rasanya saat mendengar dokter mengatakan bahwa anak kita memiliki gangguan pendengaran? 
Kaget?
Sedih?
Tidak percaya?


Hmm...campur aduk mungkin ya rasanya. Kurang lebih seperti yang saya rasakan saat dokter mencurigai Aisha punya gangguan pendengaran.

Awalnya adalah saat screening rutin usia 6 bulan. Kami cek tumbuh kembang Aisha terlambat dibanding teman teman seusianya. Benar sih, perkembangan anak berbeda beda. 

Namun, rasa rasanya kok terlalu jauh kompetensi yang saat ini dimiliki Aisha dengan standar kompetensi anak seusianya.


Pada usia anak 6 bulan, seharusnya Aisha sudah mampu melakukan hal hal berikut:

Motorik kasar:
- berguling balik badan dua arah
- duduk dengan / tanpa bantuan tangan
- mampu mencoba berdiri dan bertumpu pada kaki
- memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan yang lain

Penglihatan:
- melihat berbagai warna
- jarak penglihatan makin jauh
- bisa melihat dan mengikuti objek bergerak

Bahasa:
- merespon saat dipanggil namanya
- merespon saat kita mengucap "tidak"
- membedakan emosi dari nada suara
- merespon suara dengan babling
- menggunakan suara untuk mengekspresikan rasa senang dan tidak senang
- babling berbagai huruf konsonan

Kognitif: 
- mampu mencari objek yang hilang
- bereksplorasi dengan tangan dan mulut
- mau meraih benda diluar jangkauannya

Sosial:
- menyukai permainan
- tertarik dengan bayangannya di cermin
- merespon ekspresi orang-orang di sekitarnya .


Nah, berawal dari screening tersebut, saya memutuskan untuk berdiskusi dengan psikolog. Dari Psikolog, kami disarankan untuk cek lebih lanjut ke dokter anak. 

Kami akhirnya kembali pada dokter Komar. Dokter yang menangani Aisha saat dirawat di kamar bayi (NICU). Ceritanya bisa dibaca disini myvioletya.blogspot.co.id/2015/11/menantimu-aisha-vbac-part-2.html?m=1

Dan disini myvioletya.blogspot.co.id/2015/11/merawat-bayi-bblr-dan-metode-perawatan.html?m=1

Dari dokter Komar kami disarankan untuk screening lebih lanjut pendengaran Aisha. Begitu pula untuk lingkar kepalanya. 

Lingkar kepala Aisha termasuk kecil untuk usianya. Seharusnya sudah sekitar 38 hingga 40 cm, tapi lingkar kepala Aisha cuma 37 cm. 
Kekhawatiran dokter adalah kepala dan volume otak tidak berkembang sebagaimana mestinya. Untuk memastikan, perlu test CT scan juga.

Nah untuk test pendengaran Aisha, akhirnya dilakukan test ulang OAE. Karena saat bayi (sebelum pulang dari rumah sakit) Aisha juga sudah screening pendebgaran dan hasilnya REFER di sebelah kiri. 

OAE itu apa sih?
OAE adalah test menggunakan sebuah alat yang bekerja dengan tehnik Oto-Acoustic-Emissions. Alat ini berupa kotak pemeriksaan. Ujung alat pemeriksaan ditempelkan ke liang telinga bayi. 


Proses pemeriksaan tidak lama, kurang lebih 2-5 menit. Saat itu kebetulan sekali Aisha sedang tidur, jadi bisa diperiksa saat dalam gendongan saya. Selama kepala bayi tenang dan tidak bergerak gerak, OAE bisa dilakukan.


Hasil akhir pemeriksaan OAE Aisha untuk telinga kanan REFER dan telinga kiri REFER, padahal sudah dilakukan dua kali ulangan. REFER itu artinya apa? Artinya dari hasil test Aisha memang memiliki gangguan pendengaran di bagian kanan dan kiri telinganya. 


Saat hasil test dibacakan oleh dokter, berdesir dada saya. Dokter menanyakan apakah Aisha tidak pernah terganggu dengan suara suara kakaknya?

Saya sedikit heran, karena terkadang Aisha memang susah tidur kalau masih ada suara Shoji atau Rey berteriak teriak. Dokter lalu menyarankan Aisha diperiksa lebih lanjut dengan tes ASSR. 


Apakah itu ASSR test? Kita lanjut ke postingan berikutnya yaaa?


Salam, 

/Aya

Shoji goes to post office

Liburan macam apa yang pernah bunda dan panda berikan untuk si kecil? Kalau saya sih mengajak Shoji untuk jalan jalan lumayan sering, tapi memang tidak diniatkan untuk "liburan" but eniwei itu tetap menjadi pengalaman istimewa buat seorang anak mengunjungi tempat baru. Kalau untuk liburan terjauh, Shoji pernah ke Padang dan Bukittinggi *baca disini. Sebenarnya tidak diniatkan, tapi sekalian pulang kampung dan menemani aunty Irma dan Uncle Ardian yang hunimun setelah menikah...

Naah, kalau di Jogja, sebenarnya banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu tujuan kami sebenarnya ke Taman Pintar

Waktu itu dengan penuh percaya diri, saya dan Uda mengajak Shoji ke Taman pintar dan masuk ke gedung untuk main. bukan ke gedung oval, karena harus jalan dan naik tangga pulak, sementara di luar sedang panas panas nya. Melepas sepatu lalu bertanya pada resepsionis, "Mba kalau mau masuk bisa ditemeni gak?"
 
Kata si mba "Masuk sendiri, bu. Beli tiket dulu di depan"
Belum saya sempat berbalik, mba nya nanya lagi "Emang anaknya udah berapa tahun?"
"Sudah 16 bulan" jawab saya.
"Oohh...disini minimal 2 tahun..."
"Aaarrrgghhh....."
"Tapi kalau masuknya dia sendiri, enggak saya temeni boleh kan?"
"Tapi minimal 2 tahun", mba nya kekeuh...

Yasudah, akhirnya kami hanya duduk di bagian tamu sambil makan bekal Shoji tumis kangkung dan lele cryspy, plus air putih. Sempat melihat ada ibu yang nyuapin anaknya juga pake ayam goreng dengan merk salah satu resto cepat saji yang *mungkin* melirik dengan iri ke bekal Shoji dan lahapnya Shoji disuapi tumis kangkung :P
Dia juga bawa susu UHT yg bikin Shoji tertarik buat ngambil, akhirnya dibagi juga deh Shoji dengan UHT yang dibawa masmas itu...*tepokjidat...


Setelah selesai makan, kamk merasa cukup kasian dengan Shoji yang akhirnya nggak jadi piknik di Taman Pintar, pas waktu pulang, akhirnya kami memutuskan mampir di kantor post besar di samping Taman Pintar. Shoji terlihat cukup senang dengan tempat yang lapang. Ia juga dengan sabar menunggu ayah membayar tagihan PBB *kalau saya nggak salah ingat.
Dia berlari kesana kemari dengan ceria, saya senang Shoji tidak merasa asing dengan tempat baru. Dia tampak sangat antusias dan melepaskan pegangan tangan saya untuk jalan jalan sendiri :)
 
 Itu piknik Shoji yang murah meriah. Gimana liburan si kecil bunda?

Salm Hangat

/Aya

Sushi Rice Egg Roll Isi Wortel Keju



 Kopdaran HHBF selalu jadi tantangan tersendiri buat saya. Pertama bikin potluck-nya (sukses bikin pudding labu kuning) nah untuk bekal Shoji dan camilan di sana biasanya saya bawain makan agak berat.
Untuk kopdaran kali ini saya iseng pengen bikin yang agak jepang jepang gitu. Terinspirasi sama mba Ecka Pramita yang udah bikin rice roll, saya juga pengen ikut bikin, dengan sedikit banyak deeng modifikasi. Karena nggak ada nori, jadi bagian luar saya kasih eggsheet aja :)

Pumpkin Pudding dan Pumpkin Cake




Kemarin sempetin beli labu parang kuning pas belanja. Nahh bingung banget mau diapain, akhirnya kepikiran buat bikin puding aja buat potluck di acara kopdar HHBF. 

Bahannya simple banget looh:
1bks Ager ager, 
750 ml air
1/2 gelas gula, 
75 gr labu kuning, dikukus, diblender, 
100 ml UHT plain

Cara buatnya juga simple banget:
- kukus labu kuning, lalu hancurkan pakai blender
- campur ager ager dan gula, tambahkan air lalu jerang diatas api hingga mendidih
- matikan api, masukkan pure labu kuning
- masukkan susu
- aduk aduk hingga tercampur
- masukkan ke cetakan 


Untuk cetakannya saya cuma pakai cetakan es batu aja hehehe, berhubung punya cukup banyak cetakan es batu jadinya biar hasilnya mudah disendok sama Shoji *Shoji udah bisa makan dengan sendok looh :)
tapi ini karena sendok ketinggalan di rumah mba Nita saat kopdar, jadi mam pake tangan deh...

 

Selanjutnya...masih tersisa cukup banyak labu di kulkas, akhirnya kepikiran bikin cake labu kukus deh...Sebenarnya ini nyontek resep poffertjes tape, tapi saya modifikasi sesuai ketersediaan bahan di kulkas dan ketersediaan alat masaknya. Gak punya cetakan poffertjes dan almond plus baking powder, ya sudah gapapa...seadanya aja :)
Bahan:
1 btr telur
2 sdm gula pasir
3 sdm munjung tepung modified cassava
100 ml susu UHT plain
mentega
keju parut


Cara buat:
- kukus labu lalu haluskan (bisa dengan blender, tapi saya lagi males ngeluarin blender jadi cuma saya uleg pake cobek hehehe)
- kocok telur dan gula (saya gak pake mixer, karena yang ada cuma garpu, yaahhh dikocok pake garpu aja)
- masukkan tepung terigu
- masukkan pure labu
- masukkan susu
- masukkan adonan ke cetakan silicon cup
- kukus kurang lebih 15 menit *jangan lupa tutup kukusan dikasih kain ya, suapaya airnya gak menetes
- done :)


Selamat mencoba, 
Salam Sehat

/Aya

spaghetti mie bayam saus tomat wortel serut


Kemaren dapet sample produk dari teman. Produknya berupa mie sayur macem macem deh. Ada mie bit, tomat, wortel, bayam, dan daun ginseng. Karena dapet sample, langsung dicoba dimasak. Awalnya bingung mau masak apa, tapi kemudian kepikiran untuk pengganti spaghetti dan tinggal dibuatkan sausnya :)


secara singkat, prosesnya begini yaa...

Bahan baan: 
- keju diserut (saya pakai prochiz karena gak terlalu asin)
- bawang bombay cincang kasar
- bawang putih cincang halus
- wortel diserut
- tomat cincang lembut
- margarin tanpa garam (saya pake filma)
- tepung maizena untuk mengentalkan
- 2 btr telur
- susu 
- sedikit merica
- sedikit garam

Kalau bahan sudah disiapkan, tinggal cemplung cemplung ke wajan deh....

tinggal siramkan saus ke mie bayam/tomat dehhh...

Yes! Shoji suka spaghettinya :) Selamat mencoba

Salam Sehat

/Aya

Apem kukus kurma strawberry


Belakangan saya lagi suka kukus kukusan hehehe. Memanfaatkan panci kukus warisan dari ibu saya :)
Sambil ngecek bahan bahan apa di rumah yang bisa saya pakai, saya punya ide untuk bikin semacam apem tapi di kukus. Resepnya hampir sama dengan nagasari jadinya, tapi sedikit saya modifikasi hihihi...


Bahan:
4 sdm tepung beras hitam organik
6 sdm tepung terigu
2 btr telur
100 gr unsalted butter parut
100 gr keju parut
200 ml santan kelapa
gula pasir sesuai selera (saya pakai 2 sdt karena kurang suka manis)
kurma potong potong
strawberry potong potong

mohon jangan tanya saya kenapa resepnya begitu ya, soal ukuran saya pakai kira kira dan ukuran itu adalah jumlah ketersediaan bahan di dapur, jadi kalau mau dutambah atau dikurangi sesuai selera silakan lhoo...


cara memasak: campur bahan tepung jadi satu
- campur butter, keju, telur, lalu siram dengan santan, aduk pakai garpu (pakai mixer atau adukan spiral mungkin lebih baik, saya pakai garpu karena itu yang ada hihihi)
- selanjutnya tuangkan adonan cair ke campuran tepung dan terus kocok.
- didihkan air, pasang cetakan apem
- olesi cetakan dengan butter menggunakan kuas hingga rata, masukkan satu sendok adonan, tunggu sebentar, lalu taruh potongan kurma dan starwberry diatasnya.
- tutup supaya matang, jika sekiranya cukup matang, adonan bisa dibalik.
- kukus satu demi satu hingga adonan habis.
- untuk penyajian bisa dengan saus kurma strawberry atau disiram madu, atau beri keju parut.


Hmmm...Shoji suka sekali dengan camilan ini :) semoga putra putri bunda juga suka yaaa :)

Salam sehat

/Aya

Galeri 18 bulan Shoji















Shoji's First Haircut




Shoji digundulin pertama kali adalah saat 35 hari setelah lahir.(orang Jawa bilang "selapanan"). Ayah Shoji termasuk tega berani untuk mencukur kepala Shoji, meski bagian ubun ubunnya masih terlihat berdenyut. FYI saya aja ngeri liat blio menggoreskan pisau cukur di kepala Shoji...hiyyy untungnya Shoji lagi bobo, jadi dia nggak ngeliat betapa seremnya bentuk pisau cukur ituh...

Kalau dalam Islam, mencukur rambut setelah bayi lahir, kemudian rambutnya ditimbang dan ditukar dengan emas seberat rambut tersebut lalu disedekahkan. Shoji lahir dengan rambut yang tidak terlalu lebat hihihi jadi timbangannya ringan Tidak ada ritual tertentu, hanya diawali doa lalu rambut Shoji dicukur.

Jika yang pertama kali mencukur adalah ayah, cukur kedua Shoji sudah sekitar 11 bulan. Saat Shoji tidur, saya curi-curi mencukur rambutnya. Hari pertama sebelah kanan, karena Shoji tidur hadap ke kiri. Hari kedua sebelah kiri karena Shoji bobo hadap kanan, dan hari ketiga baru cukur bagian depan/ poni. Dan taaaraaa....baru kelar 3 hari deh bisa dicukur semua. Belang belang dikit sih, pitak pitak gituuu...gapapa laahh..gak kemana mana inih hihihihi.

Yang ketiga adalah kemarin banget. Beberapa hari lalu untu menyambut Idul Fitri, Ayah Shoji bilang "Ketika Lebaran semua sebaiknya tampil rapi dan bersih." Kalau di Padang, rumah rumah juga sempat di cat (di Jawa juga kok, Uda), beres-beres, kemakam untuk membersihkan makam dari rumput dan ilalang juga. Makanya Shoji yang juga turunan minang ikut budaya potong rambutnya.

Awalnya Shoji masih tampak tenang dipangkuan Ayahnya. Tapi saat diminta untuk memakai tutup badan, Shoji enggak mau. Tak berapa lama saat tukang cukur maduranya menyalakan mesin, Shoji mulai tampak kurang nyaman. Ia mulai gelisah dan akhirnya....

Huwaaaa....pecahlah tangis ksatria murah senyumku. Duuh..sempat gak tega juga melihat wajahnya menangis hingga merah padam dan Uda sampai berdiri sambil menggendong Shoji untuk menenangkannya sambil masih terus dicukur.

Alhasil, sang tukang cukur harus sedikit "main paksa" Tapi hasilnya memuaskan kok, Shoji jadi  rapi, begitu juga Ayah. Kami siap menyambut Lebaraaaannn....

Selamat Hari Raya Idul Fitri :)