Showing posts with label kehamilan. Show all posts

Review Pasta Gigi dan Mouthwash Untuk Ibu Hamil yang Aman dan Halal, Mama’s Choice Toothpaste and Mouthwash

 

mama's choice toothpaste

Wah enak ya mbak, anaknya rajin gosok gigi tanpa diuber-uber tiap malam dan pagi hari.

Wah, belum tau yaa, kalau saya nggak mungkin main sulap dan bikin anak-anak serta merta rajin menjaga kebersihan gigi dengan gosok gigi rutin. Semua itu melalui proses yang panjang dan lama ngalahin sinetron Tersanjung atau Ikatan Cinta. Wii ada mas Adebaran #eh. Perjalanan panjang dimulai saat kehamilan dong. Apalagi sekarang sudah ada pasta gigi untuk ibu hamil dan mouth wash untuk ibu hamil. Jadi nggak ada alasan ibu hamil jadi jarang sikat gigi ataupun menjaga kesehatan area mulut ya. 

Kebiasaan menjaga kebersihan gigi sebenernya karena pengalaman bunsho pribadi yang pernah merasakan sakit gigi. Meskipun ada yang bilang lebih baik sakit gigi daripada sakit hati, buat bunsho itu tidak berlaku. Sakit gigi bikin otak tidak bisa berpikir jernih, banyak kerjaan terbengkalai dan nafsu makan menurun drastis.

Perbedaan Gejala Keputihan Hamil dan Keputihan Haid

Sumber gambar: parentingorami.co.id

Keputihan seperti yang wanita tau hanya ada keputihan sebelum menstruasi namun tahukah bunda bahwa ada keputihan pasca kehamilan. Jadi keputihan bukan hanya menjelangmenstruasi tapi menjelang kehamilan. Adapun dilihat gejalanya keduanya tidak ada perbedaan yang terlalu terlihat. Namun, ada perbedaan karakteristik yang bisa dilihat.

Pentingnya Zat Besi untuk Ibu Hamil


Udah tau belum kalau pas hamil ibu itu perlu punya Hb normal?
Belum?
Serius?
Saya juga baru aja taunya loh #mintaditoyor

Flashback sedikit jaman saya hamil anak pertama. Yang namanya lingkar lengan dan berat badan itu menipu sekali. Bidan dan dokter yang memeriksa selalu terkaget kaget dengan hasil ukur lingkar lengan, lingkar pinggang, lingkar perut, maupun hasil cek Hb darah. Mereka selalu nggak percaya kalau yang diukur ini beneran sedang hamil.

Sedikit cerita yang sebenarnya malu untuk diceritakan. Saya sungguh orangnya pemalu kok #gebugbantal. Saya itu nggak pernah punya Hb normal. Angka Hb normal wanita dewasa adalah 12-16. Kata bidan dan dokter bisa sedikit turun karena biasanya ibu hamil memang darahnya lebih encer.

Giveaway Buku Happy Pregnancy


Dear Bunda,

Kapan sih kita mulai merasa hidup kita naik level lebih bahagia setelah menikah? Saat dinyatakan sah sebagai suami istri ketika selesai akad? Saat bulan madu? Tentu saja ya. Tetapi ternyata ada yang lebih bahagia yaitu ketika ada sesuatu yang hidup dan bertumbuh di rahim kita.

Kehamilan. Iya, ini adalah momen yang ditunggu tunggu oleh pasangan suami istri pastinya. Pengalaman saya soalnya begitu sih. Kami memang gak ada rencana menunda atau gimana. Pokoknya begitu menikah, pengennya segera bisa hamil. Kalau saya pribadi salah satu yang dikejar adalah umur wkwkwkw. Emang umur lari kemana yak, kok dikejar kejar.

Pengalaman hamil tiap ibu pasti istimewa. Nggak ada yang bisa sama persis. Nggak usah beda ibu. Lha wong saya sama sama hamil, tapi pas anak pertama, kedua, ketiga jelas beda beda keinginannya. Tapi satu kesamaan dari ketiga kehamilan itu adalah: menyenangkan!!!

Pentingnya Nutrisi di 1000 Hari Pertama Kehidupan

Hai Bunda,
Di postingan kali ini saya mau sedikit cerita soal masa kecil saya. Eh bukannya sekarang juga masih kecil yaaa. Kecil dalam arti sebenarnya. Soal kecil ini dari dulu sering juga lah dibully. Karena saya pendek, ada aja yang bisa jadi bahan untuk melakukan kekerasan secara verbal (duh bahasanya jadi serius).

Intinya hal ini sering banget bikin saya enggak percaya diri. Pokoknya berusaha mencari cara gimana bisa lebih tinggi lagi. Mulai dari ikutan senam-senam narik tubuh, berenang, sampe minum obat-obatan yang berakhir dengan seluruh tubuh saya gatal karena alergi.

Pernah tuh saya sampe beli wedges tinggi banget agar bisa keliatan nambah tinggi badan saya, tapi biasanya habis itu langsung kaki pegel-pegel gak karuan. Nah, karena postur saya yang mungil ini Kata suami sih tetep proporsional tapi dalam skala kecil 😄😄😄. Sering kalau di foto sendirian kelihatannya saya normal-normal aja tingginya. Eh tapi kalau foto sama teman teman baru ketauan kalau memang paling mungil ukurannya.

Tips Keluarga Harmonis bersama HIJUP dan Resik, HIJUPXArisanResik

Pernikahan adalah sesuatu yang agung. Perempuan hadir untuk melengkapi kehidupan kaum pria. Saling bahu membahu dalam mengarungi hidup berumahtangga
(A. mudjab Mahalli : Buku Menikahlah, Engkau Menjadi Kaya)

Tips Keluarga Harmonis

Hai Bundas
Seneng banget kali ini saya dapat kesempatan ikutan HIJUPevent yang udah pasti seru banget. HIJUPbloggermeetup kali ini mengangkat tema Menjaga Keluarga Harmonis. Acara HIJUPmeetupyogyakarta diselenggarakan Sabtu, 25 November 2017 di salah satu spot kece di Jogja yang pernah dipake syuting film AADC, Greenhost Prawirotaman. Acaranya mulai pukul 12.00 sampai pukul 16.00 WIB

Acaranya langsung dibuka sama kakak MC yang cerah ceria mba Latifa. Mba Tifa menjelaskan sedikit tentang istimewanya sebagai wanita dan permasalahannya sementara kami masih terkaget kaget manjyah dengan hampers HIJUP yang cantik banget.

Tips Memilih Baju Menyusui

Nyaman saat menyusui

Hamil dan menyusui itu jadi momen paling indah karena memang momen istimewa. Cuma kadang memang momen hamil dan menyusui ini bikin saya suka mager alias males gerak. Mager dalam artian saya jadi males kemana mana. Bumil dan busui itu bawaannya gerah dan gak nyaman, ukuran badan udah oversize, baju baju kekecilan, gampang gerah, belum lagi kalau harus menyusui di depan umum jadi ribet bawaannya. 

Kemarin Selasa saya dapet kesempatan untuk ikut launching brand baru Lactivers, gamis yang dalam visi dan misi duo foundersnya ingin mensupport ibu ibu menyusui, menjadi bagian istimewa pada siklus kehidupan perempuan. 

Diawali dengan mendengarkan pembacaan AlQuran, lalu dilanjutkan sambutan dari bapak Muhammad Herbowo BOD lactivers. Sebagai seorang suami, beliau punya kegelisahan. Karena istri kalau diajak pergi pergi ketika masih dalam masa menyusui suka ribet. Mau gak diajak kasian, kalau diajak juga kasian. Jadi dengan adanya baju menyusui syar'i dari Lactivers, sekarang merasa dimudahkan untuk bisa mengajak keluar istri karena istri juga tetap nyaman, bajunya elegan dan tetap syar'i.

Acara selanjutnya adalah kajian dari Ustd. Diana Rahmawati. Beliau menjelaskan tentang tujuan manusia diturunkan di muka bumi. Misi penciptaan manusia ada tiga yaitu, Beribadah kepada Allah (Q.S Adz Dzariyat 56), menjadi khalifah di muka bumi (Q.S Al Baqarah 30), dan menjadi khoiru ummah (menjadi umat terbaik dengan menyeru pada kebaikan dan mencegah kemungkaran, Q.S Ali Imron 30). Ustd. Diana juga menyampaikan bahwa Islam memperbolehkan seorang muslimah untuk membawa manfaat lebih bagi ummat, dan melakukan bisnis selama tidak melanggar hukum syara dalam AlQuran. Kajian lengkap ustd. Diana ada di postingan selanjutnya yaaa

Baca: Kajian Muslimah Sukses Dunia Akhirat


Talkshow Muslimah Sukses Dunia Akhirat
Usai kajian, ada sesi perkenalan dan sejarah brand New Lactivers dengan duo foundernya. Perkenalan pertama adalah dengan mba Novriana Dyah Puspitasari yang dipanggil mba Pipit, seorang lulusan sarjana psikologi UGM. Mba Pipit sudah sangat concern dengan baju menyusui sejak 2012. Beliau menemukan brand Lactivers dan mendesain baju baju menyusui lalu memasarkannya. Lactivers asalnya dari laktasi, produk laktasi lovers. Visi Misi pertama kali saat membuat brand Lactivers adalah menampik anggapan bahwa menyusui itu susah. Memang diakui mba Pipit banyak hambatan yang membuat ibu enggan menyusui seperti; kurangnya  komunitas dan dukungan terutama dari lingkungan. Lactivers diharapkan mba Pipit menjadi satu komunitas yang bisa memberi dukungan kepada ibu ibu menyusui untuk bisa Istiqomah dengan aktivitas menyusui selama 2 tahun. Baju baju Lactivers kreasi mba Pipit tahun 2012 baru seputaran atasan dan tunik tunik.

Menurut mba Pipit, sebenarnya lumayan ribet juga ya kalau muslimah harus pakai baju dobel dobel dan kurang praktis dengan baju atasan atau tunik. Kondisi ini membuat mba Pipit sempat vakum mengerjakan bisnisnya. Akhirnya mba Pipit bertemu dengan mba Tria.

Mba Tria Meriza adalah seorang sarjana komunikasi yang sudah memulai bisnis properti sebelum menggandeng mba Pipit di bisnis gamisnya ini. Salah satu bisnisnya adalah Simply Homy. Menurut cerita mba Tria, seharusnya bisnis properti itu akan lebih potensial untuk berkembang, tapi kok bisnis mba Tria dirasakan stagnan. Keuntungan lebih banyak "menguap". Akhirnya mba Tria selama 5 tahun terakhir belajar lagi mendalami agama Islam dan berkomitmen untuk menjalankan bisnis sesuai dengan aturan Islam. Semenjak itu, semua akad bisnis mba Tria diperbaiki. Bertemu dengan mba Pipit, akhirnya mba Tria dan mba Pipit berkolaborasi untuk menjalankan bisnis gamis menyusui syar'i dan menyempurnakan "Lactivers" menjadi brand baru dengan logo baru juga. 


Brand New Lactivers
Sebagai seorang ibu menyusui, buat saya Lactivers ini jelaaaas manfaat banget. Lactivers adalah gamis yang didesain untuk muslimah yang ingin tampil syar'i dan nyaman saat menyusui. Misi Lactivers adalah memberikan dukungan nyata untuk membangun ikatan terbaik di 100 hari pertama di kehidupan baru serta ambil bagian dalam menguatkan hubungan kasih antara ibu dan anak. 

Pas pertama kali lihat model gamis dan warna warnanya, ow jelas saya kepincut. Ngak kelihatan kaya gamis menyusui loh, cakeeep dan elegan. Ada 2 macem gamis yang ditawarkan Lactivers yaitu Gamis Basic yang bahannya rayon dan Gamis Mahira yang bahannya balotelli. 

Lactivers Mahira dan Basic


Setelah saya coba dan saya pakai jalan jalan sama Aisha dan suami, wiiih...beneran loh nyaman banget. Ini yang saya jadikan pertimbangan saat memilih baju menyusui: 

1. Ada lubang rahasia untuk menyusui

Nah "jendela" ini memungkinkan bunda menyusui tanpa harus "menumpahkan" seluruh isi "botol" jadi, aurat tetep terjaga. Di gamis Lactivers ada akses menyusui yang memudahkan kita tanpa buka kancing atau ritsleting. Untuk Basic tinggal tarik di samping dan untuk Mahira tarikannya di bagian bawah dada.
Akses menyusui mudah
2. Cuttingnya nggak membentuk lekuk badan. 

Saat ini saya cukup mempertimbangkan model gamis. Karena gimanapun juga kalau ingin benar benar menutup aurat, perintah Allah adalah pakaian tidak membentuk lekuk badan. Terus kalau bahan kaos rayon gimana?


Lactivers Basic Mint
Meskipun bahannya kaos, untuk Gamis Basic kalau dikenakan itu bikin efek lebih langsing! Aaah idolaaak banget deh. Selain itu, ketika dipakai nggak nyeplak badan karena bagian bawah juga dibuat rimpel rimpel. Cantik pokoknya...

3. Wudhu friendly.

Ini penting banget loh, ibu ibu dengan anak balita kan pengennya bisa gerak cepat #itusayadeng. Bagian lengannya untuk yang basic ada karetnya, sementara yang Mahira berbentuk manset. Untuk yang basic, ujungnya pakai karet, jadi sekali tarik langsung deh bisa wudhu.

4. Kainnya kualitasnya bagus.

Kalau beli pakaian kan pengen yang awet ya. Kain kaos dari gamis basic ini enak bangeet. Buat ibu menyusui kan butuh baju yang nyaman ya, karena bahannya kaos, bisa menyerap keringat. Oh iya, sering kan ya kalau abis dicuci suka mengkerut atau melar baju berbahan kaos itu? Ini enggak! Beneran. Masih sama dengan bentuk aslinya. Saya suka saya suka!

5. Warna warninya pastel cantik cantik.

Karena ibu menyusui usianya sekitar 23-35 tuh kudu pakai warna warna kekinian. Saya kebetulan suka warna warna pastel, jadi liat gamis ini berasa ratjun.  Pilihannya ada banyak warna loh, dan Lactivers juga tiap bulan akan berinovasi mengeluarkan model model baru. Waah jadi pengen selalu mantengin web nya lactivers nih.


Kembaran warna mint sama Aisha
6. Modelnya everlasting.

Ih, apa sih eveasting, emang love song 😜😜😜ini baju setelah hamil dan menyusui masih bisa dipakai buat baju pergi pergi ternyata, soalnya modelnya dipakai casual bisa, semi formal dan formal juga bisa.

Nah itu beberapa pertimbangan saya memilih baju menyusui, Bundas. Ada yang punya pertimbangan lain? Atau ada yang pernah cobain gamis Lactivers ini? Yuk boleh tulis di komen yaaa...

Love, 
/Aya

Selamat Hari Difabel Internasional dari Aisha



Ini adalah kisahmu, Aisha...
Kutatap lekat mata bulat itu. Pipi gembulmu seolah olah mengundang bibir bunda mendaratkan ciuman disana. Perlahan lahan bunda menggelar sajadah dan memasang mukena. Ya, agar kau tak menyadari kehadiran bunda masuk ke kamar.

Sudah 14 bulan berjalan, Sayang. Dan rasanya masih baru kemarin semua bermula. Di empat belas bulan usiamu ini ada kejutan kejutan manis yang akhirnya bunda dapatkan juga.

Baca: Test Elektroensefalogram Aisha

Baru Minggu kemarin bunda mencoba menaruhmu di stroller, sebelum sebelumnya dirimu langsung mendongak dongak dan berontak. Kepala sudah langsung ada di pinggang seperti huruf C. Kamu cuma nyaman kalau digendong bunda...
Iya, cuma bunda. Bukan Ayah saat dirumah, bukan Uti saat kita berkunjung ke rumah Uti. Sampai badan Bunda pegal pegal karena kamu nggak mau ditaruh...


Tapi kejutan manis kamu berikan beberapa hari lalu. Bunda menaruhmu di stroller dan kamu mau duduk tenang bersandar sambil kepalamu diganjal guling. Terimakasih Aisha...itu sangat membahagiakan buat bunda...

Lalu kamu beri kejutan manis lagi ke Bunda, biasanya kalau Aisha makan sambil digendong, Aisha nggak mau menelan makanan. Makanan yang semi cair itu mengalir tanpa rasa bersalah keluar dari bibir mungilmu. Bunda harus buru buru mengambil lap dan membersihkan bekas makanan yang tersisa. Dari suapan pertama hingga kelima masih begitu. Dan baru lima suap Aisha langsung tutup mulut. Tapi beberapa hari lalu, saat duduk manis di Stroller bunda coba menyuapimu.

Alhamdulillah... Bubur butternut pumpkin yang bunda kukus dan lumatkan sukses kamu cecap lalu telan....habis seperempat mangkuk kecil naaak....bunda nggak habis habis bersyukur.

Hari berikutnya bunda coba melumatkan bubur kacang hijau diberi kuah santan. Aisha juga mau habiskan satu porsi seperempat mangkuk bayi.

Obat obatnya Aisha
Bunda mulai berkaca kaca Aisha, bunda senang Aisha mau kerjasama. Kalau Aisha mau makan, bunda nggak khawatir lagi menyiapkan obat untuk Aisha. Bunda sedih kalau Aisha gak mau makan, perut Aisha kosong, nanti obatnya bikin lambung Aisha sakit 😭😭😭

Kata mba Hikmah (yang bantu terapi aisha) itu obatnya lumayan keras, giginya bisa jelek kalau rutin konsumsi obat itu. Obatnya namanya Ikalep, Sha. Itu obat anti kejang yang harus rutin Aisha minum 2 ml sekali minum tiap 12 jam.

Tadi bunda sempat khawatir, Aisha tersedak waktu minum obat. Sepertinya obatnya masuk saluran nafas. Aisha keliatan susah sekali bernafas 😭😭😭. Lalu bunda merasa bersalah. Bukan karena tiap hari bunda kasih Aisha obat, bikin bunda jadi ahli meminumkan obat ke Aisha. Aisha sudah mulai tau kalau bunda mau kasih obat, dan sering sekali Aisha menolak. Entah itu tutup mulut rapat rapat, kadang langsung disemburkan. Kadang bunda pikir Aisha sudah telan, ternyata Aisha langsung nengok kanan atau kiri dan ternyata obatnya keluar lagi. Bunda bingung, Sha. Sudah berapa mili obat yang masuk, dan berapa yang harus bunda tambah. Belum lagi kalau Aisha minum piracetam. Beberapa kali bunda takut banget Aisha tersedak sampai parah.  Tadi bunda sampai nangis saking takutnya. Bunda sepertinya harus belajar metode CPR yaaa supaya bisa bertindak cepat kalau Aisha tersedak obat lagi.

Aisha kesayangannya bunda. Sungguh Aisha anak yang gak sulit. Aisha bisa main sendiri saat menyadari kalau bunda nggak ada di sekitar Aisha. Kalau sudah denger suara bunda, atau cium bau bunda, Aisha pasti langsung merengek rengek. Gapapa Aisha, bunda tau kamu sudah bisa merasakan kehadiran bunda, nak. Itu kemajuan sekali loh...

Kadang Aisha bisa terkikik kikik tanpa sebab. Dan saat melihat senyummu itu, bunda luarbiasa bahagia nak...karena Aisha jarang sekali tersenyum. Bahkan saat bunda kasih mainan atau bikin wajah wajah konyol, Aisha tetep belum merespon.

Beberapa waktu lalu Aisha kasih kejutan indah buat bunda lagi. Bunda iseng kitik kitik pinggang Aisha. Ternyata Aisha terkikik dan tertawa!!! Ah, tawa itu...tawa surga naaak...

Juga saat bunda gelitik telapak kakimu... Kamu akan menggeliat geliat lucu 😄😄😄. Dan belum ada seminggu ini, saat Aisha nenen, udah mau pegang "botol"nya! Xixiix...soalnya biasanya Aisha pasrah aja sewaktu bunda sodorin. Aisha juga udah mulai bisa ngepasin dimana harus ngenyot, karena sebulan lalu, Aisha masih bingung kalau " botolnya" belum pas.

Aisha saat terapi
Dear Aisha sayang,
Terimakasih yaa sudah bikin banyak kebahagiaan yang Aisha ciptakan buat bunda. Aisha udah makin gede dan pintar.

Malam ini Aisha bisa bobok sendiri, sebelumnya miring kanan dan kiri, tau tau udah terlelap cantik...

Banyak doa tercurah untukmu, Aisha-ku...
Semoga Bunda bisa memberikan yang terbaik dari bunda buat Aisha. Ayah dan kakak kakak juga sayang banget sama Aisha. Gak sabar pengen ajak Aisha main lari larian bareng, atau main masak masakan, atau main apa saja deh...

Terus jadi sumber semangat kami yaaa cantiiikk

Selamat hari difabel Internasional (3 Desember) semoga kedepannya dunia semakin ramah untuk kita.

Oh iya, ini ada video edukasi tentang TORCH. Kemarin Tante Grace menghubungi bunda untuk ikut partisipasi. Karena barengan jadwal periksa Aisha, baru bisa ikut bantu bantu jadi make up artist di lokasi kedua.  Seneng banget akhirnya bisa make up in tante Gesi yang cantik ituuuh. Bahagia banget bisa berpartisipasi dalam pembuatan video ini. Ketemu juga sama tim kreatif dan juga Mama Arrya salah satu narasumber di video yang sangat menginspirasi. Semoga bermanfaat untuk banyak orang yaaaa...

Video courtesy: Rumah Ramah Rubella

Dari yang makin hari makin mencintaimu...

Bunda...

Global Developmental Delay apa dan bagaimana?

Neurotam + enchepabol

Hai Bundas

Akhirnya terbit juga postingan ini. Setelah 4 hari terpending karena Rey sakit (diduga) ISK dan Aisha sedang masa adaptasi Dengan terapi terapi pertamanya.

Baiklah, saya lanjutkan cerita tentang Aisha yaa. Setelah sebelumnya postingan mengenai Screening gangguan pendengaran dengan OAE dan ASSR test untuk Aisha, kali ini saya mau cerita hasil kami menemui dokter Anak spesialis tumbuh kembang.

Setelah observasi pendengaran kemarin, Aisha dinyatakan kondisi pendengarannya baik. Namun ada hal yang menjadi concern dokter Ashadi, yaitu kemampuan Aisha untuk merespon sangat jauh tertinggal dari anak seusianya.

Saat ini Aisha sudah 7 bulan, namun kompetensinya masih seperti anak usia 1 bulan!

Bagaimana bisa begitu?

Well, setelah menemui Dr Suroyo Mahfudz, Sp.A TK, berdasar observasi beliau tentang kondisi Aisha, maka beliau mengatakan Aisha adalah bayi dengan Global Developmental Delay.

Apa itu Global Developmental Delay?

Dalam pertumbuhannya, anak anak akan terus dipantau perkembangannya secara berkala. Ada tahapan tahapan yang sudah harus dikuasai anak pada range usia tertentu. 

Pada kasus Aisha, banyak ditemukan keterlambatan dalam tumbuh kembangnya. Diantaranya, saat ini Aisha masih kesulitan untuk mengangkat kepala dengan stabil. Hal ini seharusnya sudah mampu dilakukan anak usia 3 sampai 4 bulan. Begitu juga dengan kemampuan motorik kasar seperti berguling, atau fokus pandangan matanya.

Itulah mengapa, Aisha membutuhkan banyak test untuk menegakkan diagnosa dan mencari penyebab terjadinya GDD ini. Hal ini akan selalu dipantau berkala oleh dokter anak, psikolog, terapis (terapi wicara maupun okupasi) lalu dievaluasi.

Aisha sendiri kata Dokter Royo saat melihat riwayat kelahirannya adalah bayi berisiko tinggi. Bayi berisiko tinggi itu punya kemungkinan lebih besar untuk punya hambatan dalam tumbuh kembangnya ke depan. 

Yang mempengaruhi diantaranya saat kehamilan kena infeksi toksoplasma, TORCH, hiperemesis, ketuban berlebihan, anemia, minum obat obatan juga.

Selain itu, ternyata bayi berisiko juga diakibatkan saat proses persalinan yang lama, bayi tidak menangis/ asfiksia berat, BBLR. 

Aisha kemarin juga terdeteksi mengalami hiperbilirubinemia, selain itu dia pernah kejang, hipoglikemia dan hipotermia.

Dalam kasus Aisha ternyata terdapat komplikasi berbagai indikasi, sehingga efeknya gangguan tumbuh kembang yang meliputi pertumbuhan fisik maupun perkembangan motoriknya. Hal ini juga berpengaruh terhadap gangguan pendengaran dan psikososialnya.

Nah, karena penanganan Aisha butuh banyak proses, kami perlu bersabar. Saat ini selain terapi fisik rutin dan minum obat tiap pagi sore, obatnya neurotam +enchepabol. Aisha juga perlu menjalani pemeriksaan CT Scan untuk mengetahui lebih lanjut dan mendeteksi kemungkinan kalsifikasi intrakranial, mikrosefali, hidrosefalus, ataupun perdarahan intrakranial.

Bismillah, semoga Allah melancarkan segala ikhtiar dan beri yang terbaik untuk Aisha yaaaa..

Love, /Aya


Screening gangguan pendengaran dengan OAE

 test OAE

Hai Bundas,

Bagaimana rasanya saat mendengar dokter mengatakan bahwa anak kita memiliki gangguan pendengaran? 
Kaget?
Sedih?
Tidak percaya?


Hmm...campur aduk mungkin ya rasanya. Kurang lebih seperti yang saya rasakan saat dokter mencurigai Aisha punya gangguan pendengaran.

Awalnya adalah saat screening rutin usia 6 bulan. Kami cek tumbuh kembang Aisha terlambat dibanding teman teman seusianya. Benar sih, perkembangan anak berbeda beda. 

Namun, rasa rasanya kok terlalu jauh kompetensi yang saat ini dimiliki Aisha dengan standar kompetensi anak seusianya.


Pada usia anak 6 bulan, seharusnya Aisha sudah mampu melakukan hal hal berikut:

Motorik kasar:
- berguling balik badan dua arah
- duduk dengan / tanpa bantuan tangan
- mampu mencoba berdiri dan bertumpu pada kaki
- memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan yang lain

Penglihatan:
- melihat berbagai warna
- jarak penglihatan makin jauh
- bisa melihat dan mengikuti objek bergerak

Bahasa:
- merespon saat dipanggil namanya
- merespon saat kita mengucap "tidak"
- membedakan emosi dari nada suara
- merespon suara dengan babling
- menggunakan suara untuk mengekspresikan rasa senang dan tidak senang
- babling berbagai huruf konsonan

Kognitif: 
- mampu mencari objek yang hilang
- bereksplorasi dengan tangan dan mulut
- mau meraih benda diluar jangkauannya

Sosial:
- menyukai permainan
- tertarik dengan bayangannya di cermin
- merespon ekspresi orang-orang di sekitarnya .


Nah, berawal dari screening tersebut, saya memutuskan untuk berdiskusi dengan psikolog. Dari Psikolog, kami disarankan untuk cek lebih lanjut ke dokter anak. 

Kami akhirnya kembali pada dokter Komar. Dokter yang menangani Aisha saat dirawat di kamar bayi (NICU). Ceritanya bisa dibaca disini myvioletya.blogspot.co.id/2015/11/menantimu-aisha-vbac-part-2.html?m=1

Dan disini myvioletya.blogspot.co.id/2015/11/merawat-bayi-bblr-dan-metode-perawatan.html?m=1

Dari dokter Komar kami disarankan untuk screening lebih lanjut pendengaran Aisha. Begitu pula untuk lingkar kepalanya. 

Lingkar kepala Aisha termasuk kecil untuk usianya. Seharusnya sudah sekitar 38 hingga 40 cm, tapi lingkar kepala Aisha cuma 37 cm. 
Kekhawatiran dokter adalah kepala dan volume otak tidak berkembang sebagaimana mestinya. Untuk memastikan, perlu test CT scan juga.

Nah untuk test pendengaran Aisha, akhirnya dilakukan test ulang OAE. Karena saat bayi (sebelum pulang dari rumah sakit) Aisha juga sudah screening pendebgaran dan hasilnya REFER di sebelah kiri. 

OAE itu apa sih?
OAE adalah test menggunakan sebuah alat yang bekerja dengan tehnik Oto-Acoustic-Emissions. Alat ini berupa kotak pemeriksaan. Ujung alat pemeriksaan ditempelkan ke liang telinga bayi. 


Proses pemeriksaan tidak lama, kurang lebih 2-5 menit. Saat itu kebetulan sekali Aisha sedang tidur, jadi bisa diperiksa saat dalam gendongan saya. Selama kepala bayi tenang dan tidak bergerak gerak, OAE bisa dilakukan.


Hasil akhir pemeriksaan OAE Aisha untuk telinga kanan REFER dan telinga kiri REFER, padahal sudah dilakukan dua kali ulangan. REFER itu artinya apa? Artinya dari hasil test Aisha memang memiliki gangguan pendengaran di bagian kanan dan kiri telinganya. 


Saat hasil test dibacakan oleh dokter, berdesir dada saya. Dokter menanyakan apakah Aisha tidak pernah terganggu dengan suara suara kakaknya?

Saya sedikit heran, karena terkadang Aisha memang susah tidur kalau masih ada suara Shoji atau Rey berteriak teriak. Dokter lalu menyarankan Aisha diperiksa lebih lanjut dengan tes ASSR. 


Apakah itu ASSR test? Kita lanjut ke postingan berikutnya yaaa?


Salam, 

/Aya

Anakku bukan anakku (Deassy M Destiani)



Hai bundas
Gak ada kata terlambat yaaa... meskipun saya berharapnya punya buku ini sejak hamil anak pertama, tapi ternyata setelah lahiran anak ke 3 pun buku ini bermanfaat banget.

Saya ucapkan terimakasih pada mba Deassy, kado yang indah untuk ibu ibu hamil dan setelah melahirkan, juga kado untuk para bidan dan nakes yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan.

Sedikit review tentang buku ini, terdiri dari 6 bab dengan pembahasan yang sangat mengena. Membaca buku ini, membuat saya pribadi flashback ke masa masa kehamilan Shoji dan Rey dulu. Hamil ketoga todak berarti semua berjalan mulus mulus saja bukan?


Untuk saya, kelahiran Aisha yang BBLR dan dengan infeksi bakteri yang membuat dia harus berada di rumahsakit selama 14 hari bukan perkara mudah bagi psikologi seorang ibu yang baru saja melahirkan. Belum juga kondisi fisik pulih seperti semula, beban psikologis pun menjadi teramat berat.

Di buku ini diceritakan mengenai kisah ibu ibu dalam menghadapi anak anak dan hal hal yang dapat mempengaruhi psikisnya. Di bab 1 lebih banyak berbicara mengenai peran suami dan pengaruhnya terhadap potensi depresi seorang ibu. Ternyata perhatian suami sekecil apapun sangat besar dampaknya terhadap kondisi ibu hamil atau ibu melahirkan.
Yang bisa saya petik adalah bahwa ayah adalah pemberi support terbesar sekaligus pemicu depresi terbesar bagi ibu ibu hamil dan menyusui, sehingga peran ayah harus sebaik mungkin dalam menghadapi ibu hamil atau ibu melahirkan.



Bab kedua, ketiga dan keempat lebih pada bagaimana seorang ibu harus bisa mengelola emosinya. Sementara bab kelima da keenam adalah solusi solusi untuk menghadapinya.

Overall buku ini padat berisi, dilengkapi dengan studi kasus dan pendekatan solusi masing masing kasus. Bisa membuat saya introspeksi diri juga jadi pembelajaran bagaimana mengkomunikasikan kebutuhan kita sebagai ibu kepada orang orang di sekitar kita dengan baik.

Mengutip kata teh Indari Mastuti, anak yang bahagia dibesarkan oleh ibu yang bahagia. Jadi semua ibu harus bisa menjadi ibu bahagia untuk keluarganya. Buku ini cocok banget untuk kado pernikahan juga lhooo.. supaya calon ibu sudah siap menghadapi proses kehamilan dan persalinan dengan lebih bahagia

Salam
/Aya

Merawat bayi BBLR dan metode Perawatan Model Kangguru Aisha

Haiii...

Postingan kali ini saya akan melanjutkan kisah Aisha (bisa dibaca disini)

Aisha terlahir cukup bulan (39 week) namun memang beratnya amat sangat kurang. Dengan berat 1910 gram, Aisha seharusnya langsung dimasukkan inkubator. Namun karena saya yang kurang ilmu, ngotot minta Aisha rooming in.

Setelah sampai di UGD PKU, saya diminta menemui kepala ruang bayi untuk mendengarkan penjelasan tentang kondisi Aisha malam itu.
Hancur hati saya saat perawat ruang bayi mulai menjelaskan kondisi Aisha saat diterima disana.
- Nafasnya tersengal sengal karena sebelumnya Aisha menangis kencang
- Detak jantung tidak teratur dan amat sangat cepat seperti orang habis berlari lari
- Level GDS nya 0 (seperti orang puasa 3 hari)
- Suhu tubuh dingin
- Kulit sudah mulai membiru
Intinya kondisi sudah amat sangat kritis.

Hasil lab pada pemeriksaan darahnya mengatakan Aisha terkena infeksi bakteri terlihat dari kandungan leukositnya yang tinggi. Jadi Aisha harus menjalani terapi antibiotik.

22 September 2015
Kata Dokter Komar, Aisha sempat kejang, sehingga dokter memberikan obat anti kejang. Ada juga infus glukosa 10% untuk menaikkan kadar gula darahnya. Detak jantungnya juga masih dipantau mesin, begitu juga sensor untuk mendeteksi kejang Aisha. Hari pertama di inkubator, badan Aisha masih kaku kaku.

Sebagai seorang ibu, miris rasanya melihat Aisha tanpa bisa menyentuhnya. ASI diberikan lewat selang, Alhamdulillah ASI adalah ikhtiar saya untuk pengobatan Aisha.
Karena stress, ASI saya sempat macet, Alhamdulillah berkat doa dan support orang orang tersayang, saya selalu ditenangkan. Hanya tasbih yang menemani malam malam saya, lantunan dzikir untuk kesembuhan Aisha.

Beruntung di PKU ada kamar untuk ibu bayi beresiko. Jadi kami bisa beristirahat dan pumping disana. Berkumpul dengan ibu ibu kuat dan tegar yang lain, bisa menguatkan hati saya yang sat itu sedang remuk.

Selama di TPI saya sempat menulis beberapa catatan...

Hari kedua
23 September 2015 23:00

Hari ini hari Rabu. Satu hari sebelum hari raya Idul Adha. Kata Uti, bunda lahir juga sewaktu malam takbiran. Tapi, malam takbiran kali ini ternyata harus bunda harus lewati di bangsal rumah sakit tempat penitipan ibu untuk bayi beresiko tinggi.
Menunggu tirai dibuka di jam besuk untuk bisa melihat Aisha 2 kali sehari.

Alhamdulillah, syukur pada Allah, diberikan teman teman baru. Mba Maya, ibu baby prematur 8 bulan (1,7 kg) dan mba Murti, ibu baby prematur 7 bulan 2,2 kg. Kami saling menyemangati disini. Memerah bareng, jam menyusui mereka adalah alarm bunda untuk memerah

Jadwal perah ASI Aisha
05.30, 08.30, 11.30, 14.30, 17.30, 20.30, 23.30, 03.00

Asi bunda kian bertambah, dan sampai saat ini Aisha masih bisa menerima ASI. Lewat ASI bunda, semoga Aisha tau kalau bunda disini menanti Aisha sehat dan kuat lagi...

Hasil perah setelah hari ke 3

Hari kelima
28 September 2015 23:25

Ini hari ke 5. Kondisi Aisha semakin membaik kata perawat, namun memang belum bisa menyusu langsung. Secara fisik Aisha semakin membaik.Alhamdulillah
Saat ini Aisha masih harus menyelesaikan terapi antibiotik. Katanya kalau sudah 7 hari baru bisa di cek lagi untuk test darah.
Jadi ingat, saat Rey sakit demam tinggi tiga mingguan sebelumnya, Rey juga nggak mau makan dan selama 7 hari harus menghabiskan antibiotik.

Aisha sayang,
Kata perawat mereka sedang mencoba menyuapimu menggunakan sendok. Bunda juga mau lhoooo. Bunda akan menyuapimu sambil bercerita nak...
Bunda sempat menangis di depan ayah tadi. Setegar tegarnya bunda, bunda tetap hanya manusia biasa. Hanya seorang ibu yang sudah 5 hari tidak bisa memeluk buah hatinya

Hari kedelapan
30 September 2015 17:10

Sejak kemaren Aisha sudah nenen langsung sama bunda jam 14.30
Rasanya bahagia banget bisa neneni Aisha lagi. Kata dokter, infus Aisha sudah bisa dilepas yeaaayy

Hari ini Oksigen Aisha juga dilepas dan bunda sudah diajari KMC (Kangaroo Mother Care) Atau PMK (PrawatanModel Kangguru) bunda pilih gendongan yang motifnya cantik secantik Aisha, motif batik :)

Gak sabar nunggu sesi KMC berikutnya...
Oh iyaaaa bunda bawakan buku Aisyah, buku pemberian ayah saat nikah dulu loh, untuk dibacakan ke Aisha...
Inspirasi nama Aisha dari Siti Aisyah, istri Rasulullah...

Bismillah ya Aisha
Sampai hari ini
Tante Maya sudah pulang
Tante Murti juga
Tante Fitri menyusul
Tante Esthi dan tante Fatma sudah pulang juga
Tinggal bunda, tante Fathin, tante Mita.

Yuuuk Aisha pulang, gk usah lama lama yaaa :)

Metode KMC /metode PMK


Hari ke duabelas
02 Oktober 2015

Hari ini adalah jadwal KMC yang ke 3. Bunda belajar membedong (lagi) Aisha plus dikasih edukasi
Untuk bayi terlahir BBLR metode perawatan yang baik adalah:
- KMC paling baik selama 20 jam
- nafas 60 kali/menit
- suhu tubuh 36,5 - 37,5°C
- minumi setiap 2 atau 3 jam sekali, jika bayi tidur, bangunkan dan sendoki ASI nya
- jaga selalu dalam kondisi hangat karena bayi rentan hipotermia dan hipoglikemia.

Biasakan mencuci tangan sebelum memegang bayi, siapapun yang menengok sebaiknya tidak memegang atau mencium bayi

Akhirnya di hari ke 13 Aisha bisa pulang kembali ke rumah. Ayah bunda dan Uda Shoji Rey senang sekali Aisha sudah pulang ke rumah

Mohon doa Aisha sehat sehat selalu yaaaa

Love
/Aya




Menantimu Aisha (VBAC part 2)

Baby Aisha


Hai haaaiiii....

Akhirnya kembali lagi menulis, setelah blog ini cukup berlumut.
Setelah bercerita tentang Yusuf, Shoji, Rey, kali ini jatahnya saya cerita tentang Aisha...

Alhamdulillah, 20 September 2015 kemarin telah lahir putri cantik adik Shoji Rey. HPL Aisha sebenernya 27 September 2015, sama seperti tanggal lahir saya (ngarep ultahnya barengan, jadi bermuhasabah barengan heheheh). Ternyata seminggu sebelum HPL Aisha sudah ingin nongol, jadilah tanggal 20 September itu sebagai hari lahirnya.

Cerita tentang Aisha bisa panjang sekali dan harus ditulis 2 postingan sepertinya. Postingan ini saya ingin cerita tentang menyambut kelahiran Aisha hingga kelahirannya.

Seperti juga kakak kakak yang lain yang mau punya adik, Rey dan Shoji excited sekali dengan perut saya yang kian membesar. Rey terutama, tak henti henti mencium dan mengelus perut saya. Tapi memang saya rasakan perut saya tidak sebesar kehamilan kehamilan sebelumnya, well tapi karena tidak ada masalah, saya pikir baik baik saja.

Minggu ke 35 saya cek USG, berat janin 2200 gr, maaih kurang sekali dan saya diminta konsumsi lebih banyak protein dan lemak untuk menambah berat janin. Di saat yang sama, Rey sedang sakit flu berat. Batuk, pilek dan pakai panas hingga 39 derajat pula.  Setelah diperiksakan ke dokter, ternyata Rey kena infeksi bakteri jadi harus minum antibiotik.

Selama sakit, Rey selalu nempel sama saya. Tidur bareng saya, mintanya digendong dan dipangku terus. Kadang sampai perut saya kerasa amat panas kena transfer dari badan Rey. Alhamdulillahnya, saya nggak ketularan (ini ternyata efeknya lebih berbahaya, saya ceritakan di postingan berikutnya)

Sabtu, 19 September 2015 saya datang kondangan, ternyata sudah mulai terasa gelombang cinta dari baby Aisha kala itu, tapi memang masih belum teratur. Baru malamnya, kontraksi makin teratur dan makin kuat.

Pagi jam 08.00 saya berangkat ke rumahsakit dan ternyata baru bukaan 3, diminta menunggu di kamar hingga cukup bukaan untuk dibawa ke ruang VK. Jam 12 siang sudah bukaan 7, tapi belum ada tanda tanda bloody show, jadi saya diminta menunggu hingga jam 2.

Pukul 2 siang saya dibawa ke ruang bersalin, kontraksi kian kuat dan intens, tapi pembukaan tidak bertambah. Jam 19.00 saya mulai panik, tapi ayah Shoji dan dokter Farah (dokter yang membantu persalinan selalu menenangkan dan menyemangati saya)

Shoji mendoakan bunda di dalam ruang bersalin


Pukul 19.55, Aisha akhirnya lahir. Saya sudah merasa lega, tapi ternyata belum selesai sampai disitu. Aisha lahir tidak menangis, ketubannya keruh dan hijau. Perawat segera melakukan tindakan. Sementara saya dijahit, saya tidak merasakan kepanikan itu, tapi ayah Shoji melihat semuanya. Saya diberitahu kalau anak saya perempuan, tapi lahir Kecil, 1910 gram.

Akhirnya Aisha bisa menangis, segera ia diberi oksigen dan diobservasi. Saya yang tidak paham, ingin Aisha dirawat gabung saja. Perawat membolehkan dan tetap dengan membawa tabung oksigen.

Lahir jam 19.55, aisha jam 22.00 sudah bisa menyusu dan kuat. Berikutnya ia juga menyusu per 2 jam. Hingga pagi hari, 21 September 2015 Aisha masih terlihat sehat.

Jam 15.00 Aisha terakhir minum ASI, menjelang maghrib dia tampak pucat, menangis keras dan tidak mau menyusu. Akhirnya ayah Shoji membawa dia ke perawat. Pukul 8 malam saya diminta memerah susu saya untuk coba diminumkan ke Aisha, ternyata lewat sendok dan selang pun tidak bisa. Pukul 10 malam, dokter minta Aisha dirujuk ke RS yang punya PICU, karena harus masuk inkubator.

Jam 24.00 ambulance membelah Jogja menuju RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dari RS Griya Mahardika. Saya dan shoji ikut ambulance dengan perasaan tidak menentu. Aisha masuk ke ruang UGD dan segera dicarikan tempat di kamar bayi beresiko.

Apa yang terjadi selanjutnya? Kita lanjut ke postingan berikutnya yaaa :)

Love
/Aya

Pengalaman VBAC di RSU Griya Mahardika

Hai bunda, setelah sekian lama vakum menulis, akhirnya sempat menulis lagi. Kali ini saya mau cerita soal persalinan saya yang VBAC (vaginal birth after caesarean) nih...
Buat yang di Jogja, bisa langsung meluncur ke TKP hehehe...

Penampakan Griya Mahardika
 Kemaren saya sudah sedikit menyinggung soal kehamilan ketiga saya (hihihi, tiga tahun menikah, tiga tahun pula hamil wkwkwkw *saya subur yaaa???)

Hamil pertama, setelah menikah (ya iyalaahh) mencoba testpack di 13 Desember 2009 (pas ultah Uda) dan hasilnya positif, namun ternyata Allah lebih sayang sama Yusuf Muhammad Shalda, jadi diambil lagi dari kami. Ceritanya bisa dibaca DISINI

Tiga bulan saya abstinence, karena harus mengosngkan rahim setelah kuret di 12 Februari 2010. Alhamdulillah bulan Mei 2010 saya sudah terlambat haid, ini berrarti kehamilan saya kedua di tahun kedua pernikahan hehehe...

Selanjutya setelah merayakan ultah Shoji yang pertama di 22 Februari 2012, saya dapat haid. Ini haid saya yang terakhir hingga hari ini karena saya dinyatakan hamil lagi.

Kehamilan ketiga saya ini bener bener ”smooth”, maksud saya, jika saat hamil Yusuf atau Shoji dulu, saya memang sering kena gangguan kesehatan. Ada ada saja pokoknya. Mulai dari sakit gigi, diare, alergi serbuk bunga, alergi serangga, flu, batuk, macem macem deh. Saat hamil Shoji dulu saya juga sempat disuruh bedrest sama dokter karena sempat flek.Tapi Sbhanallah, kehamilan Rey ini saya nyaris tanpa keluhan. Saat belum tau kalau hamil, saya bahkan pulang balik Klaten Jogja sambil gendong Shoji saat periksa USG 4D ke dr Ivanna (bisa dibaca DISNI). Rey juga saya ajak begadang kalau malam lantaran baru bisa ngerjain bisnis kalau malam hari. Selama hamil, presentasi, sharing bisnis, OOM, beauty demo  di Magelang (baca DISINI) , ikut lamaran mas ke Boyolali dilanjut piknik ke Ketep Pas, bahkan hingga 3minggu sebelum HPL masih menghadiri pernikahan sahabat di Boyolali (baca DISINI) dan dilanjut periksa kehamilan ke Bidan Kita dan diskusi serius soal keinginan saya untuk VBAC sama tante YesieAprilia (baca DISINI). Alhamdulillah, Rey nggak pernah ngeluh atau ngambek.

Selama kehamilan, saya juga ngurusin Shoji sendiri tanpa ART. Hingga usia 7 bulan pun masih gendong Shoji (meski Cuma sebentar sebentar), pokoknya full aktivitas deh. Tapi semua berbuah manis. 

Tidak seperti jaman hamil pertama dan kedua dulu, saya masih punya banyak waktu. Kehamilan Rey kali ini saya berusaha meluangkan waktu yang hampir seluruhnya telah tersita dengan aktivitas mengurus Shoji, mengerjakan pekerjaan rumah, mengurusi bisnis dengan mendengarkan CD hypnobirthing. Meski tidak tiap malam, namun mencuri curi waktu. Begitu juga dengan mendengarkan Uda mengaji. Saya juga mengikuti kelas senam hamil dan yoga hanya sesekali saja.

HPL Rey adalah 3 Desember 2012. Karena pengalaman Shoji maju 2 minggu dari HPL, maka segala sesuatu sudah disiapkan jauh jauh hari, termasuk semua perlengkapan yang harus dibawa ke rumah sakit, bisa dilihat DISINI. Namun hingga hari H, dedek Rey tetep kalem kalem aja. Banyak sms yang menanyakan apakah dedek Rey sudah keluar atau belum. Di saat yang bersamaan pula, Uda sedang sibuk sibuknya karena dikejar deadline LPJ akhir tahun. Pikir kami, mungkin Rey sengaja menunggu kami punya waktu luang untuk benar benar fokus menyambut kehadirannya. Sempat terpikir, apakah Rey ingin ulang tahunnya sama dengan eyang kakung di 12-12-12 atau ayah di 13-12-12.

Jumat malam, 7 Desember 2012 Uda mengajak saya pacaran *maksudnya jalan jalan tanpa Shoji. Akhirnya Shoji dititip dulu di tempat kakung utinya. Kami masih mencari tempat jalan jalan, akhirnya terbesit untuk jalan jalan ke AMPLAZ sekalian membeli perlengkapan yang kurang untuk menyambut baby Rey.

Sabtu pagi, 01:00 gelombang cinta dek Rey mulai terasa, tapi masih timbul tenggelam gitu. Ayah tetap berangkat kerja karena ada tugas yang tidak bisa ditinggal, jadi kakung dan uti saya ”paksa” main ke rumah. Sekitar jam 11 pagi, gelombangnya makin intens. Uda belum juga pulang dari kantor. Saya tetap menunggu Uda pulang dan bersikeras nggak mau panggil ambulance sampe Uda datang. Akhrnya sekitar jam 14:00 diiringi hujan gerimis, Uda datang dan 30 menit kemudian kami panggil Ambulance. Setelah meminta doa dan restu dari bapak dan Ibu serta menitipkan Shoji pada mereka, kami meluncur ke rumah sakit.

Jam 15:00 Ambulance sampai di RSU  Griya Mahardika. Saya segera dibawa ke VK untuk di cek sudah sampai bukaan berapa. Heran juga karena tidak ada tanda tanda rembesan air ketuban ataupun lendir darah. Setelah USG hasilnya debay beratnya sekitar 2,8 kg (saya bersyukur debay tidak terlalu besar) Setelah di cek USG, letak plasenta di atas, djj bayi 150xmenit, HB saya 13gr/dl (Alhamdulillah normal, padahal sebelumnya hanya 8,7gr/dl) dan denyut jantung 120/80 (padahal biasanya 100/70 bahkan hingga 90/60). Setelah hasil observasi, saya yang punya riwayat SC dan baru berselang 22 bulan dari SC pertama diperbolehkan mencoba untuk bersalin secara normal) dan hasil VT ternyata baru bukaan 1. Hah? Bukaan 1? Wwkwkw...padahal rasanya udah lumayan tuh...Saya jadi teringat lagi jarak bukaan 1 dengan bukaan 9 jaman Shoji dulu 36 jam dan kepala Shoji tak juga turun. Membayangkan menjalani proses pembukaan yang begitu lama membuat saya merinding, tapi saya memang sudah membulatkan tekad, untuk yang kali ini saya ingin sekali merasakan bersalin secara normal. Pertimbangan saya satu satunya adalah ”Kalau SC lagi saya akan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih, sementara Shoji sangat membutuhkan saya karena Uti hanya bisa menunggui saya sampai 1 minggu saja. Bismillah...Bismillah...Kebayang banget repotnya apalagi kalau ditinggal ayahnya kerja. Tapi nggak akan saya bayangkan ahhh...dihadapi sajah. 

Saya akhirnya balik ke kamar dan dipersilakan jalan jalan kalau masih kuat. Sebelum jalan jalan masih sempet Sholat Ashar dulu untuk menenangkan hati. Dapat sms juga dari Ama Uda Ryan untuk melafalkan dzikir “HasbunalLâh Wani’mal-Wakîl”, Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (QS. 3:173)

“Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong [Ni'mal-Mawla Wani'man-Nashîr]“. (QS. 8:40)

Tiap kali gelombang cinta itu datang, Uda selalu membimbing untuk melafazkan dzikir.

Jam 19:00 Bidan melakukan VT lagi dan ternyata sudah bukaan 6, saya langsung dibawa ke ruang VK untuk persiapan persalinan. Jam 21:00 VT berikutnya, sudah bukaan 8 dan kepala debay sudah turun. Alhamdulillah, Rey benar benar tangguh mencari jalan keluar. Sambil menggenggam tangan saya, Uda tak henti berdzikir dan disela sela gelombang cinta dedek, dia menawari saya makan dan minum untuk menambah tenaga saya. Saya tidak berhenti memegang tangan Uda dan menatap matanya. Rasanya tenang sekali….dan dalam gelombang gelombang cinta itu, saya tak henti tersenyum. Karena saya tahu bahwa sebentar lagi saya akan bertemu dengan buah cinta kami untuk yang pertama kali. Kata tante Yesie Aprilia, selama kita rileks dan tersenyum, maka jalan lahir pun akan rileks dan tersenyum juga. Sekitar pukul 22:50 VT dokter Wita sudah bukaan 10, daaan…saya sudah boleh mengejan. Tapi pas udah bukaan 10 kok malah hasrat pengen “pup” nya ilang yah? Saya malah nggak ngerasa apa apa hehehe…Tapi Alhamdulilllah setelah 4 kali mengejan dengan bisikan cinta dari Uda yang duduk di belakang saya dan memeluk dari belakang, meluncurlah debay masih di dalam selubung ketubannya.

Kami sebagai orang tua yang punya idealisme sendiri, punya banyak banget permintaan yang Alhamdulillah difasilitasi oleh RSU Griya Mahardika. IMD sudah pasti ya, begitu dek Rey ditaruh di dada saya (masih berlumuran darah dan lendir) rasanya semua sakit langsung lenyap. Bahkan saat dijahit pun saya nggak ngerasa. Kami juga minta delay cord, karena Rey tali pusatnya cukup panjang. Sudah itu, kami juga minta rooming in dengan Rey, jadi Rey hanya dibersihkan sekenanya lalu diberi baju dan bedong, habis itu kami bawa ke kamar dan bobo di samping saya :) (Shoji dulu juga cuma dibersihkan 2 jam lalu stay di kamar bareng bunda)


Malam minggu itu jadi kencan pertama saya dengan Rey yang tak terlupakan pokoknya. Saya nggak bisa tidur dan hanya melihat dia tertidur pulas disamping saya. Sisa sisa darah di rambutnya dan beberapa di bagian wajah. Dia tampak lelah setelah berjuang mencari jalan keluar ke dunia untuk bertemu kami, orangtuanya. Sungguh sebuah keajaiban, dan betapa saya merasa Allah sangat sayaaaang pada kami.
bahagia ber-adik
excited!
Minggu pagi saya sudah bisa mandi sendiri. Dan sorenya sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Beda banget sama jaman saya SC. Hari pertama waktu Shoji dulu saya masih belajar miring, hari kedua belajar duduk dan hari ketiga belajar jalan. Ini hari kedua saya sudah bisa jalan jalan ke lobby depan untuk mengantar Rey imunisasi dan hari ketiga udah seru seruan narsis di taman untuk foto foto hehehhe...

imunisasi
Shoji kecapekan jaga adik
tamannya bagus, buat ajang narsis :)
Kata orang, aktivitas kita selama hamil mempengaruhi keberhasilan persalinan. Iya banget sih menurut saya. Aktivitas selama hamil Rey, mengasuh Shoji sendirian di rumah, mengerjakan berbagai pekerjaan rumah. Bahkan hingga hamil 7 bulan dan perut saya membuncit begitu, masih pula menggendong gendong Shoji. Hihihi mau tanya resepnya? Nutrishake! hihihii. Selama hamil saya rutin konsumsi Nutrishake, sebelum lahiran juga, biar tenaganya optimal meski nggak bisa makan makanan padat. Saat penyembuhan selama di rumah sakit juga looh...Alhamdulillah karena protein tinggi pemulihannya lebih cepet jadinya :)


Untung Nutrishake gak ketinggalan dibawa :)
Bersyukur sekali rasanya bisa merasakan lahiran normal :) luar biasa dan ajaib sekali. Selama seminggu saya masih ditunggui ibu, namun di hari ke 8, saya sudah harus mengasuh Shoji dan mengurus Rey sendiri saat ayahnya bekerja. Untungnya Rey sangat tenang, ia hanya terbangun dan menangis saat BAB,BAK, atau ingin minum. Nggak ada ngajakin begadang dan bikin saya kehabisan energi di malam hari. Shoji juga sebagai kakak sangat kooperatif, saat saya akan mengurus Rey, menggantikan popok, atau menyusui, Shoji sudah bisa main sendiri atau menunggui saya menyusui sambil mengelus elus kepala Rey atau menciumnya. Tampaknya Shoji senang punya adik. Hanya saja, toilet training Shoji sedikit terganggu. Beberapa kali dia kelepasan pipis lantaran saya sedang menghandle Rey dan tidak bisa menemaninya ke kamar mandi (tiap anak bervariasi dalam menghadapi kehadiran anggota keluarga baru lho bunda, ada yang mendadak rewel, gak mau ditinggal, memusuhi adik dll)

yang nengokin...
Alhamulillah boleh pulang...

Lepas dari itu semua. kelahiran Rey membawa warna baru untuk hidup kami. Untuk yang pengen liat liat Rumah Sakitnya, bisa langsung klik http://www.rsu-griyamahardhika.com 

RSU. Griya Mahardhika Yogyakarta

Jl. Parangtritis Km. 4,5 Gg. Wijayakusuma No.212 Yogyakarta
No. Tlp: 0274 -445020
Fax : 0274-445023
Email : info@rsu-griyamahardhika.com
 

Salam Gentle Birth

/Aya